PROLOG

211 60 41
                                    

Hai haii Lilov !!

Welcome to my story, Lilov !

Jangan lupa vote sama comment nya yaww.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

"Ehh, udah jam tiga lewat dua puluh menit tuh. Mau taruh mukena gak? Bentar lagi ashar." Tanya Livia pada keempat temannya-Jihan, Shafa, Cantika, dan Anna-.

"Ayok aja." Jawab Anna.

"Lagian kelas lain udah pada keluar tuh, cuma kelas kita doang yang belum keluar. Takut ga kebagian tempat juga buat salat." Lanjutnya.

"Ya udah, yok! Ke kelas 8A dulu ya." Ajak Livia

"Hah? Ngapain ke sana?" Tanya Shafa.

"Wahh parah banget nih bocah. Kita samper Alisha buat salat bareng bro." Jawab Jihan.

"Oh iya lupa."

"Yehh pikun!" Sarkas Anna.

Setelah selesai berdebat, mereka berempat melepas sepatu juga kaos kaki setelah itu mengeluarkan mukena dari dalam tas dan keluar kelas menuju ke kelas 8A terlebih dahulu untuk mengajak Alisha-teman satu circle mereka yang berbeda kelas- kemudian pergi ke majelis.

Livia berjalan di paling belakang. Saat Jihan, Shafa, Cantika, dan Anna sudah keluar dari kelas dan berdiri di depan pintu, kini giliran Livia yang keluar kelas. Saat di ambang pintu, ia begitu terkejut karena ada teman lelakinya yang bernama Majid berdiri di depan tangga sebelah pintu kelasnya-yang dimana jika menuruni tangga tersebut akan membawa kita langsung ke majelis karena posisi ruang kelas 8 berada tepat di atas majelis tapi tangga tersebut berada di tengah-tengah antara kelas 8B dan 8C-. Namun, bukan itu yang membuat Livia terkejut. Livia terkejut karena ada Elan yang sedang merangkul Majid sambil menatapnya dengan ekspresi menahan senyum, berbeda dengan Majid yang sudah menunjukkan ekspresi tengilnya sambil nyengir.

"ANJ- EH ASTAGHFIRULLAHAL 'ADZIM!" Hampir saja Livia mengumpat dalam hatinya.

Bagaimana perasaannya saat ini? Jangan di tanyakan. Perasaan Livia sedang campur aduk sekarang. Senang, salting, dan juga kesal karena mengapa keempat temannya tidak memberitahunya bahwa ada Elan di sana? Dan kenapa pula Majid sangat menjengkelkan?

Livia hanya bisa menundukkan pandangannya dan segera ke belakang temannya untuk bersembunyi. Mengerti karena perasaan Livia sedang tidak aman saat ini, Elan segera menuruni tangga. Setelahnya, Livia keluar dari belakang temannya.

"Heh, Jihan! Lu napa gak kasih tau gua kalo ada Elan? Astaghfirullah, bener-bener ya lu, Han!." Tegur Livia.

Jihan hanya bisa menggaruk kepalanya yang menggunakan hijab, padahal ia tidak gatal sama sekali. Sedangkan ketiga temannya hanya tertawa.

"Ya.. Gua kaget, cok! Soalnya ya, tadi pas kita keluar kelas udah langsung ada dia ngeliatin ke kelas kita, udah ada si Majid juga. Terus si Elan kayak lagi nyari orang, kayaknya sih nyari lu soalnya pas lu keluar si Majid langsung bilang 'tuh' sambil nunjuk lu." Terangnya panjang lebar.

Tiba-tiba Alisha datang menghampiri mereka. Niat hati mereka yang ingin mengajak Alisha, malah Alisha yang menghampiri mereka duluan.

"Lagi ngapain, heh? Malah diem di sini kalian."

"Sha, Sha! TAU GAK?!" Kata Jihan heboh sendiri.

"Apa, apa?" Tanya Alisha yang penasaran.

"ITU TADI-"

Belum sempat Jihan menyelesaikan perkataannya, Elan kembali dan berpura-pura ke kelas 8D-berada di sebelah kelas 8C- namun berbalik kembali dan berhenti tepat di belakang Livia. Entah untuk apa ia berdiri disitu.

Livia kembali beristighfar dalam hatinya dan segera mengajak kelima temannya lalu menarik Jihan dengan sangat kuat hingga Jihan hampir terjatuh. Elan yang melihatnya hanya bisa menahan tawa dan ia pun segera pergi ke majelis dengan menuruni tangga tadi lalu mengambil wudhu di tempat wudhu yang ada di sebelah majelis.

***

Gimana Lilov?? Penasaran gak? 😁

Prolog nya kepanjangan gak?

Jangan lupa vote and comment yaw!

Tunggu aku up chapter 1 nya, oke?

See u in the next chapter, Lilov 🤍

Up : 23 Maret 2024

PUPPY LOVE [ On Going ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang