chapter 6. hari Valentine bersama Five Boys

80 7 0
                                    

"Hari Valentine! Yuhu aku sangat suka! Mana hari libur lagi yes!" senang Zaura.
"Syifa juga tapi semoga Syifa tidak bertemu kulkas kutub utara" harap Assyifa.
"Mengatai ku lagi gadis kecil nakal?" tanya Alexondra, tiba tiba sudah di belakang nya.
"Ih kulkas kutub utara mengagetkan Syifa saja nda kok dasar percaya diri!" jawab Assyifa mengoceh, Alexondra menarik sudut bibirnya membiarkan gadisnya itu mengoceh terus.
"Eh noni Belanda hehehe lagi apa?" cengir Galaxsi.
"Menurutmu? Hah kenapa ketemu lagi dengan kau sih?" tanya Zaura mengeluh.
"Bumi luas noni Belanda kalau kita ketemu terus berarti kita jodoh" jawab Galaxsi.
"Dalam mimpi mu!" ketus Zaura.
"Kejamnya noni Belanda" alay Galaxsi.
"Ah sudah lah dasar anak manja Mimi minggir!" sungut Zaura.
"Apa kau tadi bilang?! Anak manja Mimi?! Minta di hajar ya?!!" marah Galaxsi, pemuda itu sangat sensitif dengan kata kata Zaura barusan.
"Memang benarkan? Apa mau marah? Sensitif banget sih cuman bercanda doang" malas Zaura.
"Canda mu tidak lucu" peringat Alexondra datar.
"Begitu ya? Sorry mayat pucat bagaimana sebagai permintaan maaf aku kasih jawaban ujian bahasa Inggris entar" janji Zaura.
"Jangan coba coba merayu ku dengan janji manis mu itu ya noni Belanda aku tidak akan tertipu" judes Galaxsi.
"Aduh kau tampan sekali jika sedang kesal begini" rayu Zaura terkekeh.
"Jadi aku tampan noni Belanda?" tanya Galaxsi, Zaura melotot gadis itu langsung membungkam mulutnya sendiri menggunakan kedua tangannya.
"Tolong jangan gr tentu saja tidak! Jangan terlalu percaya diri" jawab Zaura mengelak.
"Dasar salting" ejek Ravel.
"Salah tingkah ya" smrik Alexondra.

Pipinya Zaura tiba-tiba memerah.

"Jadi benar? Apa yang dikatakan kulkas kutub utara ini dan Ravel?" tanya Galaxsi lagi.
"Sama saja" geleng Alexondra pasrah, Daven menahan tawa.
"Eh Syifa ayo beli kue coklat nanti habis aku mau traktir kamu" alih Zaura.
"Sebentar Rara kulkas kutub utara! Syifa awasi hem!" tekan Assyifa.
"Bodo amat gadis nakal" cuek Alexondra, membuat Assyifa ingin sekali mencakar cakar wajah pemuda itu.
"Ih awas ya! Ayo kita pergi!" ajak Assyifa judes.
"Tentu Assyifa" balas Salsa & Zaura, Kania tidak peduli sedangkan Cantika mencuri-curi pandang pada Daven.
"Dimana Alvi?" tanya Kania, gadis itu menyadari kalau kapten basket nya tidak ada.
"Pertandingan melawan Simon ini kita akan kesana setelah membeli coklat Valentine" jawab Daven.
"Oh begitu" paham Kania.
"Kenapa cari dia? Ketua kelas Kania rindu ya?" goda Galaxsi, Kania melengos.
"Ku getok juga kau atau saat di sekolah kau harus membersihkan toilet nanti!" ancam Kania.
"Ayolah sehari tidak membuat kau marah aku tidak bisa tidur nyenyak" santai Galaxsi.
"Dasar pemuda tengil!" greget Kania.
"Maklum Kani dia ini anak tunggal di manjakan terus sama Pipi Miminya makanya jadi manja dan nakal begini" tutur Zaura.
"Oi oi! Jangan seperti itu dong noni Belanda!" renggut Galaxsi.
"Memang benarkan?" tanya Zaura sambil menaik turun alisnya.
"Ya memang benar sih tapi itu dulu! Sekarang tidak!" jawab Galaxsi ragu.
"Anak manja tetaplah anak manja mayat pucat" cetus Zaura.
"Noni Belanda bukankah kau pernah bilang orang tua mu sangat posesif dan protektif pada mu? Apakah itu benar? Jadi kita ini sama ya" debat Galaxsi balas dendam.
"Dih begitu! Halo Papa Fael ada apa?" sebal Zaura, tiba tiba handphone nya berdering ia cepat cepat mengangkat.

"Kamu di mana Rara? Cepat pulang! Papa Fael tidak mau tau ya! Kamu harus pulang segera!!"

Zaura meringis mendengar suara tegas dari orang tuanya tersebut, apalagi Galaxsi tertawa di atas penderitaan nya lalu pemuda itu pura pura prihatin.

"Yah noni Belanda seperti nya kau tidak bisa merayakan hari Valentine sabar" prihatin Galaxsi.
"Aaa tidak!!!" teriak Zaura histeris.
"Sudahlah Rara turuti saja lagipula kita kan mau pulang" ucap Cantika.
"Tapi Syifa belum ma! Iya benar ucapan kak Can Can Syifa ngantuk mau tidur siang" ucap Assyifa setuju, karena sang kakak menatap tajam ke arahnya.
"Kau apakan dia sampai mau nurut begini cerewet?" tanya Daven.
"Sedikit tatapan mata yang tajam membuat dia menurut kacamata tidak perlu memarahinya karena dia terlalu menggemaskan tidak pantas dimarahi" jawab Cantika.
"Kak Can Can yang terbaik!" puji Assyifa.
"Jangan terlalu memuji kakak Syifa kak Can Can sudah tau kok" sombong Cantika.
"Tau apa kak Can Can? Syifa nda paham" tanya Assyifa menggeleng.
"Ck masa begitu saja tidak paham sih begini kakak tau kok kakak ini cantik pintar dan keren Syifa" jawab Cantika narsis.
"Baru kali ini aku melihatmu narsis cerewet kerasukan hantu? Mau ku panggilkan para normal?" tawar Daven.
"Tidak terimakasih kacamata itu tak perlu okey" tolak Cantika halus.
"Ya sudah kalau begitu aku tak akan memaksa" balas Daven.
"Rara ada tugas kelompok Papa Fael banyak banget kayaknya Rara harus menginap deh" bohong Zaura, Galaxsi mendengar itu menghela nafas panjang ia merangkul bahu gadis itu.
"Duh ketahuan sekali bohong nya dengar noni Belanda membohongi orang tua itu tidak baik" sahut Galaxsi
"Jangan ikut campur kau mayat pucat! Tutup mulut mu!" tunjuk Zaura.
"Baiklah aku hanya menasehati mu noni Belanda tidak perlu marah marah begitu nanti cepat ubanan" peringat Galaxsi.
"Aku tidak percaya! Sut jangan bicara dulu halo Papa Fael beneran?! Iya entar Rara cepat pulang terimakasih Papa Fael!" sungut Zaura, gadis itu menyimpan handphonenya.
"Sudah di izinkan Ra?" tanya Salsa.
"Em sudah Sal" jawab Zaura.
"Sayangnya sekali padahal aku ingin mengejek mu" lesu Galaxsi.
"Berusaha lah lain kali mayat pucat ble!" ucap Zaura sembari menjulurkan lidahnya.
"Jangan berdebat lagi aku ingin menemui Alvi ayolah cepat sudahlah kalian lama aku jalan duluan saja" desak Kania berjalan lebih dulu, mereka semua melongo.
"Rave mereka berdua punya hubungan spesial? Kau semalam bersama mereka kan?" tanya Daven.
"Sama Salsa tidak tahu tampaknya Alviro & ketua kelas Kania sangat akrab dan mencurigakan ya sekarang" jawab Ravel.

Five Boys VS Cute Girl( Benci Dan Perasaan Cinta) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang