SPESIAL CHAPTER #1

91 12 1
                                    

Bangkok 2024

Sadarlah Fair, kau Putra ku , segini kah nyali mu HEUH!!.
ucap sang Ayah pada nya

Lirikan Fair mengisyaratkan ketidak setujuan nya pada ucapan Ayah nya, dgn cepat dia menangkis kasar tangan sang Ayah ketika berusaha menyentuh rambut nya.

"Kau tau, jika saja bukan karena kehadirannya, mungkin sampai detik ini aku tidak sudi bicara dengan mu, Ayah."

"Aku ingat kan Fair, sadarlah kau Putraku."



Enam bulan lamanya, ketika terakhir Fair dinyatakan koma dalam kondisi nya yg tragis, segala cara di upayakan demi sadar nya sang putra tercinta.

Tapi siapa sangka ketika saat ini Fair sudah sadar dan berangsur pulih dari keterpurukan nya, justru membuatnya sangat membenci sang Ayah, bahkan rasa benci nya mengalahkan rasa rindu nya pada sang Ibu.

Hari-hari dia lalui seperti tidak ada kehidupan, Fair menjadi sosok pendiam, bahkan menghindari kontak langsung dengan sekitar, dia benar-benar menjadi pribadi yg sangat tertutup, bisa di bilang hanya raga nya saja yg masih berdiri tapi tidak dengan jiwa nya.

Hingga akhirnya dia memutuskan untuk pergi meninggalkan Bangkok.

jelaskan, alasan terbesar hingga membuat ku bangkit dari kematian, Tuhan.


Singapore

Hanya satu negara yg terlintas dalam benak gw saat ini, ketika semua memory tak mampu gw hapus, karena semakin gw menghindar semakin jelas ingatan yg sangat ingin gw lupakan.

Hari ini tepat 2 tahun kematian nya, dengan berat hati gw memutuskan untuk tidak berkunjung melihat nya, ya..sejak gw tahu dia pergi, sekalipun gw ga berani untuk sekedar melihat tempat terakhir nya, terlalu sakit buat gw harus jalan dan melihat tempat nya saat ini.

"Hallo Fair, lu baik-baik ajah?." ucap Red melalui sambungan telpon

Red ga ikut gw pindah ke Singapore, dia harus membantu Ayah nya menyelesaikan beberapa bisnis nya, tapi sesekali dia berkunjung ketempat gw, sekedar berjalan santai atau bahkan hanya duduk santai di kedai coffe, sangat gila bukan, sekedar ngopi harus jauh-jauh ke Singapore, dan ya.. itulah Red yg selalu ada buat gw, dan juga Paw yg ternyata orang kepercayaan Air sejak awal, dan Max yg saat ini masih setia menjaga Ibu gw.

"Heum, udah sampe lu? Gw udah keluar kantor, lu langsung ke lokasi biasa, gw ga bisa putar balik, ada yg harus gw beli sebelum ke lokasi." ucapku sembari tangan kanan fokus pada kemudi.

"Oke."

Entah dia ingat atau hanya sekedar menghibur, Red yg tak biasa merengek dengan suara khas nya meminta gw untuk pulang cepat di hari kematian nya, dan kali ini untuk ke dua kali nya dia seperti itu.

Bukan hal yg sulit buat gw pulang lebih awal bahkan absen dari pekerjaan, karena 80% perusahaan yg gw handle saat ini adalah milik gw dengan 20% saham Ayah, bangsat kan emang, harus banget ada nama Sky Orland di setiap file dokumen perusahaan gw.

Orland Entertain, bisa di bilang sangat jauh dari mata kuliah yg gw pelajari, tapi sejak gw menyadari fashion style Ayah sangat berpengaruh dan menjadi topik hangat setiap kali nama nya muncul di media sosial membuat gw merubah haluan menekuni dunia entertainment, modeling dan fotografi, sampai akhirnya BOOM.. dan saat ini sudah ada beberapa talent yg menjadi besar namanya karena ada campur tangan Ayah dalam bisnis gw, tapi sampai saat ini gw masih belum mau mengakui karena emang ada andil besar dari nilai jual Ayah di perusahaan gw.

Earth For You | OhmNanon | FINALTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang