11. Yoshiko Harumi

16 3 1
                                    

"Seorang gadis yang sering disebut 'bintang emas'. Dimanapun dia ditempatkan, bakatnya membuat tempat itu akan menjadi sebuah emas. Dia adalah murid terbaik, dia adalah pemilik suara paling sempurna yang pernah ada disini. Dia adalah sang Bintang Emas, generasi 5 menjadi generasi paling disorot berkat dirinya."














"Dan namanya,

Adalah Yoshiko Harumi..."













(Name) terkekeh setelah mengucapkan itu didepan teman-temannya. "Apa aku berlebihan?"

Isagi mengerjap. Masih memandang nama 'Harumi' seolah nama itu adalah sebuah kutukan maut. Begitu pula Bachira yang masih gemetar, Chigiri yang menatap lamat-lamat mata hazelnut Harumi, dan Kunigami yang bolak-balik menatap iris milik (Name).

"(Name), Kakakmu... Bersekolah disini?" Tanya Isagi pada akhirnya. (Name) mengangguk sebagai balasan atas pertanyaan Isagi.

"H-Harumi?"














(Name) melirik pada Stella, Karen, dan Reiko yang masih berdiri dibelakang pintu ruangan. Dengan tenang, (Name) tersenyum.

"Kenapa gemetar? Itu hanya nama Kakakku."

Stella menegak salivanya kasar. "H-Harumi Yoshiko? Korban kecelakaan besar di Jalan Sakura delapan Tahun yang lalu?"

Bu Hanna membuang muka mendengar itu.

(Name) mengangguk. Guratan wajahnya teduh namun tajam. Dibelakang topengnya, terdapat banyak sekali akar pohon yang mengarah ke tempat antah berantah.

Pemikiran-pemikiran gadis itu, semua orang anggap sinting. Mulai dari teori-teori gila soal kertas caci makian yang ditemukannya sehingga teori akhirnya menjadi sebuah kenyataan. Skandal Sora, jatuhnya lampu panggung, semua berhasil ia hindari. Seluruh kejadian itu ibarat diramalnya, ibarat (Name) sudah dibisikkan sesuatu oleh sesuatu juga bahwa akan ada kejadian buruk yang akan menimpanya.

"(Name), kamu sinting."
"Untuk apa kamu mengungkit kematian kakakmu dengan santainya?"

(Name) tersenyum tanpa makna. Senyumnya hampa. Perlahan, ia menutup binder yang ada dipangkuannya dan menatap tiga orang lelaki yang masuk kedalam ruangan dalam keadaan terengah.

Kaiser, Reo, dan Nagi.

"(Name), kami menemukan 17 lembar kertas yang semuanya berisi sebuah caci makian, dan semua itu mengarah padamu." Jelas Kaiser. Lantas lelaki itu membungkuk, memberi hormat pada Bu Hanna.

(Name) tersenyum. Ia mengeluarkan buku catatan kecil dari sakunya dan membolak-balik halamannya.

"Dituliskan disini..."

"Aku berharap (Name) mati."


Semua orang disana menatap (Name) heran.

Ada apa dengannya? Kenapa dia menemukan banyak sekali catatan soal caci makian?

"Lalu...

Dia berkata, aku melihat (Name) disiksa oleh pelayan, rasanya puas sekali!"

Satu ruangan makin terasa pengap.

"Setelah itu...

Aku menenangkan (Name) yang bersedih hari ini. Rasanya jijik..."

Oksigen bak makin menipis.

"Segitu saja."

(Name) mengarahkan buku itu pada pandangan Reo, Nagi dan Kaiser.

"Lihat, kalian. Apa tulisannya sama dengan 17 kertas s*alan yang kalian temukan diantara buku-buku itu? Apakah tulisannya sama? Apakah huruf-hurufnya identik?"

Kaiser, Reo, dan Nagi saling menatap takut. Akhirnya, Kaiser yang mendapat paling banyak kertas maju kedepan. Membuka plastik zip lock nya dan mengeluarkan satu kertas.

Ia menunjukkannya kepada semua orang.

"Sama... Persis." Ujarnya.

"HAH!"

(Name) tergelak. Tawanya tak bisa ditahan.

"Gadis aneh! Dia bahkan tak berani menyentuhku dengan tangannya! Sebersih apa tangannya sehingga dia merasa darahku adalah setetes liur hewan, hah?!"

(Name) merebut kertas itu dari tangan Kaiser.

"Disini tertulis, (Name), gadis gila! Ya, aku gila. Gadis pecemburu! Apa urusanmu denganku? Apa kamu iri oleh siksaan orang tua 'sempurna' milikmu yang dilayangkan kepadaku? Gadis sinting!"

(Name) tergelak sekali lagi.

"Bu Hanna, berikan kunci ke Ruangan itu. Aku yakin, fotonya dipajang apik-apik disana. Apapun itu, aku ingin menghancurkan bingkai fotonya dan merobek wajah sempurna itu."
















A/N: oke kei double up. Mau warn dulu, chapter selanjutnya mungkin akan mengandung beberapa keanehan dan kegaringan hakiki. Kei juga nggak tahu kenapa alurnya kesitu [cry] tapi gapapa, kita lanjutkan saja selagi masih nyambung. Segitu dulu, dadah ~

𝐬𝐭𝐚𝐫'𝐬 𝐬𝐞𝐜𝐫𝐞𝐭 • 𝐛𝐥𝐮𝐞 𝐥𝐨𝐜𝐤. Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang