Seperti mimpi yang perlahan bisa diwujudkan, rasanya benar benar menyenangkan. Hey, bagaimana mimpi yang ingin benar benar kalian wujudkan kini telah kalian laksanakan setelah beberapa bulan atau tahun berjuang? Pasti menyenangkan dan bangga dengan diri sendiri kan?
Sama hal nya dengan Yoshi. Sejak jenjang SMP, Yoshi bermimpi untuk menjadi seorang pemain basket yang bisa mengalahkan semua lawan yang ia hadapi. Dan kemarin di lapangan pertandingan sekolah semuanya terbukti. Benar bukan?
Bahkan ada banyak siswa siswi yang mengagumi Yoshi, dalam artian ingin menjadi seperti Yoshi.
Tapi satu yang semua orang tidak tau. Kehidupan Yoshi di rumah.
Saat ini Yoshi selesai latihan bersama team Asahi. Ia memilih membereskan tas nya, namun seseorang menghampirinya dan memberikan air.
"Besok libur sekolah. Jadi, latihan juga libur, dan besok nya lagi kita berangkat ke Busan. Izinlah dulu dengan orang tuamu, atau kakak mu siapa tau mau ikut datang dan menonton. Jihoon dan Junkyu juga akan ikut" jelas Asahi.
Yoshi mengangguk. "Terima kasih ya, asa.. aku berhutang Budi padamu.."
"Tidak usah. Kita teman, aku pulang duluan lu rasa ayahku sudah menjemput. Hati hati saat pulang!"
Yoshi tersenyum tipis. Masih ada orang yang peduli padanya ternyata.. andai saja ayahnya bisa menyayanginya.
-o0o-
Yoshi pulang dengan keadaan cukup berantakan. Keringat dimana mana, bahkan wajahnya yang sedikit pucat. Saat memasuki area Mension, Yoshi di sambut oleh Junhoe yang sedang duduk di sofa sembari membaca koran.
"Aku pulang.."
Yoshi melangkah memilih ke kamar, namun langkahnya terhenti ketika suara sang ayah memanggilnya.
"Yoshi."
Yoshi lantas berbalik, berjalan perlahan menuju ayahnya dan berdiri tepat di hadapan ayah nya.
"Iya, ayah?"
Junhoe menyimpan korannya dan menatap Yoshi dari bawah hingga ke atas. "Duduk sebentar, ayah ingin bicara." Tutur Junhoe dengan suara yang masih terdengar dingin.
Yoshi mengangguk dan segera duduk di hadapan Junhoe.
"Di samping ayah." Lanjut Junhoe.
Mendengar hal itu membuat Yoshi termenung. Ada apa? Apa ayah nya akan berubah? Atau, ini hanya mimpinya?
"Ayah ingin melihat bagaimana pertumbuhan anak bungsu ayah" lanjut Junhoe.
Mendengar kembali suara Junhoe, membuat Yoshi segera duduk di samping Junhoe. Ia menunduk, memainkan jari jari tangannya. Dirasa, ada sebuah tangan mengelus surainya membuat Yoshi memejamkan matanya menikmati elusan lembut itu.
Junhoe menjadi baik? Karena apa?
"Ayah dengar, kemarin kau bermain basket dan team mu menang dengan skors 5. Itu benar?" Tanya Junhoe.
Yoshi mengangguk ragu. Melihat itu, Junhoe tersenyum tipis. Ia membalikkan tubuh putranya dan memeluknya, mengusap lembut punggung Yoshi dan mengecup sayang puncak kepala Yoshi. Tanpa mereka sadari, seseorang mengintip di balik tembok.
"Rencana kita berhasil? Ku harap Junhoe benar benar berubah, mas"
Baekhyun mengangguk setuju. "Mas juga berharap seperti itu."
Junhoe melepas pelukannya, ia mengusap pipi Yoshi dan mencium kening anak itu.
"Ayah tak memberimu makan ya? Kurus sekali.." ujar Junhoe lirih.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOT ME || YOSHINORI
Teen Fiction"Lepas, Yoshi sakit.." "Maafkan kakak.. maaf.."