7. Realita

44 13 10
                                    

✨️Happy Reading✨️

Dara menghentikan motornya setelah sampai di depan gerbang sekolahnya. Putri pun turun dari motor dan disusul Dara.

Dara melepas helmya lalu memberikannya pada Putri, " Mama, hati hati di jalan yaa! Bawa motornya yang bener!Jangan kaya ibu ibu lain! Seinnya kanan tapi beloknya kiri " ledek Dara sambil menyalami Putri.

Putri tertawa sambil memukul pelan pundak Dara, " Kamu bisa aja deh!" Putri tersenyum, " Yaudah Mama pergi duluan ya, takut udah di tunggu " pamit Putri pergi meninggalkan Dara.

Kini tersisa Dara dan beberapa siswa yang lalu lalang masuk ke dalam gerbang sekolah. Dara tersenyum lebar. Dengan hati yang entah mengapa tiba tiba berbunga bunga, Dara melangkah masuk ke dalam area sekolah.

♥︎♥︎♥︎

" Pagi Dar " sapa Inaya, teman kelas Dara.

Dara yang baru saja duduk di tempat duduknya segera menoleh ke belakang. Dan mendapati Alya dan Inaya yang tengah tersenyum padanya.

" Eh pagi juga Nay " balas Dara sambil tersenyum.

" Keliatannya lagi bahagia banget Dar? " tanya Alya tersenyum.

Dara menggaruk tengkuknya sambil tersenyum malu.

Sebahagia itukah gue pagi ini? Sampe temen gue bisa tau. Batin Dara

"Hehe, biasa aja tuh " ucap Dara.

" Yakin cuma biasa,Dar? Tapi muka lo berseri seri gitu loh " tanya Inaya dengan nada meledek.

" Iyaaaaaa beneran hehe " jawab Dara.

Inaya tertawa, " hahaha iya deh percaya " ucapnya.

" Eh by the way, lo udah ngerjain tugas sejarah belum, Dar? " tanya Alya.

" Oh itu, udah nih " balas Dara.

Tampak raut senang di wajah Alya dan Inaya.

" Bagi boleh kali, Dara " ucap Alya tersenyum sambil mengedipkan sebelah matanya.

Dara membuka tasnya, mengambil buku lalu memberikannya pada Alya, " Nih "

Alya tersenyum lebar, " Wah emang mantap bestie kita ini " puji Alya.

Setelahnya Alya dan Inaya pun langsung menyalin tugas milik Dara, sebelum guru mereka masuk.

♥︎♥︎♥︎

Kringg!!!
Bel tanda pulang telah berbunyi, semua siswa telah meninggalkan kelasnya masing masing. Namun tidak dengan Dara.

Gadis itu masih sibuk dengan ponselnya, mengetik lalu menghapus pesan untuk seseorang di seberang sana.

" Kok gue deg degan ya? " guman Dara sambil memegang dadanya, tampak terasa jantungnya yang tengah berdegup kencang.

Jari jemarinya kembali mengetik satu per satu huruf di keyboard ponselnya. Hingga sesampainya di tombol kirim, ia menghentikan jemarinya. Tampak ragu untuk mengirim pesan pada seseorang itu.

" Gue takut banget plisss " ujarnya.

Dara memejamkan matanya, menarik nafasnya lalu menghembuskannya secara perlahan. Ia kembali membuka matanya, menatap pesan lalu membacanya untuk memastikan tidak ada kesalahan kata.

My Crush Is My Friend Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang