4. Journey: "Kencan pertama Mahesa dan Darsha."

411 60 12
                                    

• Takkan Kemana •

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Takkan Kemana •



























































































































Sebenarnya, ada perasaan bersalah yang menghinggap di relung hati Darsha sekarang.

Darsha merasa bersalah kepada mereka yang telah ia repotkan pada hari ini, khususnya kepada Hailey dan Mahesa. Pasti kedua dokter muda itu juga mempunyai kesibukan di rumah sakit, dan kini berakhir harus mengurus dirinya yang jatuh sakit; Hafisa yang menyuruh kedua dokter itu untuk mengurus Darsha. Ia bingung sekali harus menyampaikan rasa berterimakasih sekaligus permintaan maaf nya seperti apa.

Sepasang manik amber miliknya menelisik Mahesa yang saat ini tengah duduk di ujung ranjangnya sambil memainkan ponsel. Sementara Hailey dan Hafisa pergi keluar sejenak, yang katanya ingin membelikan makan malam untuk mereka berempat.

Mahesa, Hailey dan Hafisa terus berada disisi nya, membuat Darsha bingung harus merasa bersyukur atau justru memaki dirinya sendiri lantaran sudah merepotkan mereka semua.

Kedua tangan kurusnya meremas selimut yang membungkus tubuhnya, mendadak merasa canggung karena sedaritadi Mahesa terus mendiami dirinya. Hingga akhirnya ketika Darsha bergerak sedikit saja untuk menyamankan posisi berbaringnya, Mahesa pun langsung memusatkan seluruh perhatiannya pada Darsha, lengkap dengan raut khawatir yang tergambar di wajah ayu miliknya.

Kedua manik segelap langit malam itu benar-benar memancarkan rasa khawatir yang begitu dalam. "Apa nya yang sakit?" Tanya Mahesa sembari beranjak dan mendekati Darsha di sisi tempat tidur gadis itu.

Darsha menggelengkan kepalanya, lalu kembali meremas selimut yang menutupi tubuhnya hingga sebatas dada. "Maaf," cicitnya.

Mahesa terdiam sejenak kala ia mendengar kata maaf yang terlontar dari bibir Darsha. Lalu, satu tangannya pun bergerak untuk memberikan usapan lembut nan penuh perhatian di pucuk kepala Darsha. "Kenapa kamu minta maaf, hm?"

Kedua pipi Darsha bersemu merah dan terasa hangat atas afeksi yang Mahesa berikan. Terlebih lagi, Mahesa kini menatapnya dengan begitu teduh, dimana hal itu berhasil membuat hatinya seolah melebur.

"Jangan minta maaf atas kondisi kamu yang sekarang. Wajar kalau orang-orang disekitar kamu jadi khawatir dan pengen merawat kamu yang lagi jatuh sakit, termasuk saya salah satunya," tutur Mahesa dengan panjang lebar.

Sungguh, baru kali ini Darsha bisa merasakan ketulusan seseorang melalui kata-kata seperti ini. Dan, hanya Mahesa yang mampu membuat dirinya merasakan hal itu.

Takkan Kemana | Husseyz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang