+Journey: "Ku takkan kemana."

413 53 10
                                    

• Takkan Kemana•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

• Takkan Kemana•



















































































































Sudah bertahun-tahun semenjak kepergian sosok Darsha dari kehidupannya, selama itu pula Mahesa benar-benar menetapkan hati dan pikiran nya hanya untuk Darsha seorang. Tak pernah sedikitpun terpikirkan oleh Mahesa untuk mencari sosok pasangan yang akan menemani dirinya di hari tua nanti, dikarenakan nama Darsha masih terus berputar di dalam kepalanya.

Mahesa juga benar-benar menuruti permintaan terakhir Darsha- yang waktu itu memohon agar Mahesa tetap melanjutkan perjalanan karirnya sebagai seorang dokter spesialis onkologi, dengan harapan jika Mahesa bisa menyembuhkan pasien-pasien pengidap kanker lainnya.

Meskipun pada kenyataannya, Mahesa sempat menyalahkan dirinya sendiri lantaran kala itu tak bisa menyelamatkan Darsha dan Zaskia.

Separuh hidup Mahesa telah ia habiskan untuk bekerja dirumah sakit ini, hingga akhirnya wanita yang sudah hampir berusia kepala 5 ini pun dipercayai oleh Michelle untuk meneruskan jabatannya sebagai direktur rumah sakit.

Michelle- si psikiater memilih untuk pensiun, lantaran ia tak sanggup lagi untuk bekerja dengan kondisi fisiknya yang tak lagi muda hanya ingin menikmati sisa hidupnya bersama istrinya seorang, Hanindya Pramudita.

Hailey dan Hafisa juga telah mengikat janji suci mereka diatas altar beberapa tahun yang lalu, meninggalkan Mahesa seorang diri yang masih setia dengan sosok Darsha di dalam relung hatinya.

"Darsha, kamu apa kabar disana?" Tanya Mahesa sehabis ia menaburkan kelopak bunga di atas makam Darsha.

Mahesa memiliki kebiasaan baru sekarang- mengunjungi tempat peristirahatan terakhir Darsha kala rasa lelah menyerang tubuhnya. Dan, kegiatan ini selalu terjadi di saat tenggelamnya sang mentari dikarenakan tugasnya untuk menyinari bumi pada hari ini telah usai.

Sepasang manik hitam legamnya pun masih bisa melihat keberadaan botol kecil berbahan kaca, yang isinya terdapat sepasang cincin berbahan perak, serta sepasang cincin kertas yang sudah termakan oleh waktu.

Satu tangannya bergerak untuk mengusap batu nisan milik Darsha, lengkap dengan senyuman teduh khas nya. "Saya cape banget, Darsha. Saya mau istirahat, tapi saya masih punya tanggung jawab yang besar dirumah sakit."

Menjadi direktur rumah sakit bukanlah perkara yang mudah bagi Mahesa. Terlebih lagi, kondisi fisiknya saat ini tak lagi sebugar dulu, membuat Mahesa kerap kali jatuh sakit lantaran menanggung beban yang cukup berat atas pekerjaannya itu.

"Akhir-akhir ini saya juga sering mimpiin kamu," ucap Mahesa yang pandangannya mulai mengabur lantaran liquid bening mulai membendung di kelopak matanya. "Saya kangen banget liat wajah cantik jelita kamu, kangen denger suara manis nan merdu kamu."

Takkan Kemana | Husseyz Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang