Bab 10

131 4 0
                                    

Happy Reading 🌻


Keesokan harinya keluarga kecil andreas sedang berada dikolam renang belakang rumah. Kemarin ara meminta untuk ditemani berenang oleh daddy dan bundanya, dan jadilah sekarang mereka berempat yang berenang di pagi hari.

Ara yang sudah siap dengan baju renang nya berwarna pink dengan gambar prinses dan pelampung di kedua lenganya kini Bersiap untuk melompat. Tenang guys. Di dalam kolam sudah ada andreas yang siap untuk menangkap ara. sedangkan arsen sudah masuk ke kolam renang sejak tadi. Aruna yang masih sibuk menyiapkan handuk di pinggir kolam, tiba-tiba dipanggil oleh ara.

"bunda ayoo"

"iya, bunda kesitu"

"bunda disitu ya aku mau renang kesitu" . ucap ara dan diangguki oleh aruna.

Ara pun mencoba berenang ke arah aruna dan segera di tangkap oleh aruna.

"yeayy, aku bisa berenang" ucap ara sambil memeluk leher aruna.

"yah dek, kalau udah bisa renang tuh nggak perlu pakai pelampung kaya abang nih"

"iya ra, itu Namanya masih belajar belum bisa renang" ucap andreas yang bersekongkol menjahili ara.

"ya biarin, penting dah bisa renang tanpa di pegangin daddy. wlek" ucap ara dengan kesal dan di akhiri dengan juluran lidah.

"bunda bisa renang kan?"

"iya bisa, kenapa emangnya"

"ayo lawan bang arsen sama daddy bunda" ucap ara dengan mengeluarkan jurus nya yaitu tatapan puppy eyes nya.

"udah ra nggak usah maksa, pasti menang kita lah. Ya nggak sen" ucap andreas dengan wajah songongnya. Dan diangguki oleh arsen

"okeii siapa takut, tapi satu lawan satu biar adil". Ucap aruna dengan wajah yang tak terima.

"oke, sen kamu cukup support daddy di pinggir kolam saja, daddy tidak yakin mereka bisa menang". Ucap andreas di ikuti dengan tatapan sombongnya.

"heii jangan sombong dulu tuan, kita lihat nanti siapa yang menang". Ucap aruna diiringi dengan sunyuman kecil.

Kini arsen dan ara sudah di pinggir kolam. Ara di punggir kolam sebelah kanan dan arsen di pinggir kolam sebelah kiri. Mereka menyemangati jagoan masing-masing. Arsen pun memberi aba-aba

"satu.."

"dua..."

"tiga..."

Aruna menatap andreas dengan tatapan sengitnya. Dan dihitungungan ketiga mereka sudah melucur.

"ayo daddy". Teriak arsen

"ayo bunda" . teriak ara. mereka berdua berteriak saling bersahutan memberi semangat pada jagoan masing-masing.

"yeayy bunda duluan wlek" ucap ara dengan wajah mengejek.

"ayoo daddy masa kalah si sama onty aruna" ucap arsen dengan nada sebalnya.

Dan aruna lah yang sampai duluan di ujung kolam renang

"yeayy bundaa menangg". Ucap ara dengan teriak kegirangan dan memberi tatapan mengejek pada arsen. Arsen yang melihatnya pun memutar matanya dengan malas.

"sudah ku bilang tuan, jangan meremehkan diriku". Ucap aruna dengan senyum kemenangan.

Andreas yang baru saja sampai meringis kesakitan. Aruna pun yang melihat ekspresi muka andreas pun panik.

"kenapa kak?"

"aduh, kaki ku kram sepertinya". Ucap andreas dengan wajah meringis menahan sakit.

"ya ampun, ayo naik ke atas dulu kak". Aruna pun segera membantu andreas untuk naik ke pinggir kolam agar andreas dapat meluruskan kakinya.

Takdir ArunaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang