Part 14

13 3 2
                                    

Follow, vote dan komen
Dulu ya sebelum baca supaya gak lupa ❤️

(⁠。⁠♡⁠‿⁠♡⁠。⁠)

_HAPPY READING _

*****

Selepas pulang dari sekolah tadi Hilya terus saja melamun entah apa yang kini sedang mengganggu pikirannya, selama perjalanan menuju rumah pun Hilya tetap diam sampai-sampai perkataan yang pak Agung lontarkan pun tak ia indahkan.

Sikap Hilya yang agak berbeda dari hari-hari biasanya pun membuat pak Agung merasa bersalah, hingga kini pandangannya tak jauh berpaling dari anak majikannya itu.

"Mar kunaon atuh di Non teh ? Ti awit ti sakola ngalamun Bae, duh abdi mah ngerasa bersalah pisan." Ungkapnya kepada Marni, asisten rumah tangga keluarga Kusuma.

Pak Agung selaku supir pribadi kepercayaan Kusuma pun merasa sangat bersalah. Entah hal itu terjadi karena ucapannya atau hal lain, pikir Agung sedari tadi.

Logatnya yang Sunda dengan percampuran bahasa Indonesia itu membuat kesan sangat sedih, ditambah helaan nafas yang keluar beberapa kali itu sangat menunjukkan betapa frustasi nya ia.

"Mangkanya pak Agung kalo ngomong sama si Non tuh harus hati-hati, kan kita tuh gak tau suasana hatinya lagi seneng atau sedih." Sahut Mirna, dengan pandangan tak lepas dari mengintai anak majikannya itu.

"Ya Allah, astagfirullah kumaha atuh ya Gusti nu Agung." Katanya terdengar begitu frustasi.

Kini kedua ART keluarga Kusuma itu pun tengah mengintai Hilya yang sedang duduk di pinggir kolam berenang.

"Jadi dia itu...."

*****

Sesampai keduanya di rooftop Azka pun kembali melepaskan tangan Hilya dari genggamannya. Entah apa yang kini sedang Azka rencana kan, tapi situasi ini membuat Hilya deg-degan karena terlihat sekali perubahan raut wajah Azka.

Sungguh ini bukanlah Azka yang Hilya mulai senangi tapi ini adalah Azka versi dulu dengan segala keseramannya.

"Jawab gue dengan jujur Lo kan yang udah bikin geng Tiger kepancing emosi." Sungguh ucapan Azka membuat Hilya bingung.

Entah apa maksudnya sungguh Hilya sangat lah bingung "maksud kak Azka apa ?" Tanyanya

Cih...

Decihnya.

"Gak usah pura-pura lugu Lo, maksud Lo malam-malam naik motor terus jalan di depan markas Tiger apaan ?"
Tanyanya balik.

"Aku ? Markas Tiger ? Kak pliss aku gak ngerti." Ungkapnya sungguh.

"Masih belom ngaku." Katanya dengan suara dingin.

Jarang antara mereka yang berjauhan pun kini terkikis sangat dekat. Azka perlahan berjalan mendekati Hilya, tapi sementara Hilya ketakutan dengan sikap Azka sekarang, ia pun perlahan berjalan mundur.

Hingga dirinya mepet pada dinding atap sekolah.

"Ini Lo kan ?" Katanya sambil menunjuk kan sebuah foto

Azka's ( He Is My Brother's Best Friend )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang