Part 4

448 60 0
                                    

Pukul tiga dini hari, bel telah berbunyi untuk membangunkan para santri guna menunaikan sholat tahajjud dan sekaligus menunggu sholat subuh berjemaah.

Kecuali Dania, gadis yang tertidur nyenyak tersebut seperti tak terusik sama sekali dengan bunyi bel yang sangat memekkikan telinga.

Abdi yang baru saja selesai mandi dan berwudhu lekas menuju musholla banin (laki-laki) untuk menunaikan sholat Tahajjud dan sholat subuh berjamaah.

Jarak kamar Abdi dan Musholla Banin lumayan jauh. Dipertengahan jalan, tiba-tiba ingatan Abdi melayang kepada Dania, gadis bar-bar yang mereka bawa dari Jakarta kemarin. "Astaghfirullaah... cukup Abdi!! Cukup!" Gumam Abdi sembari menggelengkan kepalanya.

Seorang santri yang kebetulan lewat didepan Abdi sontak bertanya karna melihat sang Gus menggelengkan kepalanya sembari bergumam. "Gus, Anda baik-baik saja?" Tanya sang santri khawatir.

"Ah iya, saya baik-baik saja. Terimakasih." Lalu setelahnya santri tersebut pamit dengan sopan.

Seperginya santri tersebut, sontak Abdi menghela nafas pelan. "Nah, sekarang kamu sendiri yang dikata gila, Abdi."

*****
Pagi telah tiba, para santriwati telah keluar dari musholla. Dari jam tiga pagi mereka di Musholla baru bisa keluar setelah sholat dhuha usai, karna diantara subuh dan dhuha, ada kajian pagi khusus di musholla. Setelah itu santri akan bersiap, sarapan, lalu setelahnya kelas dimulai.

Dania baru saja membuka matanya saat Hani kembali ke kamarnya sambil membawa nasi dengan lauk tahu dan tempe. "Dania, ayo bangun dan sarapan." Ujar Hani sembari meletakkan nampan. Dania mengernyit jijik saat melihat tampilan nasi yang dibawa Hani.

Hani yang mengerti dengan ekspresi Dania langsung menyela. "Jangan harap ada ayam goreng atau daging disini, Dania. Semua santri memakan ini, namanya juga tirakat." Ucap Hani.

"Tapi... gue makan itu?" Tanya Dania lagi dengan ekspresi yang semakin tidak suka.

*dania gak tau aja makanan santri walaupun cuma tahu tempe tapi enak banget wooyyy!!! Cung tangan yang setuju nasi santri enak bgdddd!!!*

"Dania, ini pesantren ya. Kamu harus tau, disini santri diajarkan tirakat, uzlah dari kenikmatan dunia, dan lain sebagainya. Jadi jika kamu mencari kemewahan, kamu salah tempat." Ucap Hani lagi mencoba sabar.

"Nggak! Gue gak sudi makan makanan sampah itu!" Ketus Dania lagi.

"Astaghfirullah Daniaaa! Ini rezeki dari Allah, gak sepantasnya kamu mencaci maki apalagi didepan rezeki ini." Hani melotot tajam kepada Dania yang balas oleh putaran bola mata malas dari Dania.

"Terserah lo! Minggir, gue mau mandi." Hani menyingkir dari depan Dania sembari hatinya tak berhenti mengucap istighfar.

Hani kembali tak ambil pusing dengan tingkah Dania, lalu dia hendak keluar. Namun baru beberapa langkah keluar tiba-tiba terdengar teriakan  Dania dari arah kamar mandi.

Hani yang panik buru-buru menghampiri Dania di ambang pintu kamar mandi. "Dania, kamu kenapa?" Tanya Hani panik.

"Oh my god, ini apa? Masa ini kamar mandi? Mana bath up? Mana shower?" Ucap Dania hampir menangis.

"Gimana gue bisa mandi anjiirr"

Hani hanya mengelus dada mencoba sabar dengan sikap Dania. "Yaa mandi aja pakai gayung." Karna sudah kesal dengan Dania, Hani akhirnya keluar kamar dengan perasaan luar biasa kesal.

Hani berjalan keluar kamar berniat pergi ke dapur, saat ini sudah jadwalnya para keluarga dalem sarapan, Hani lah yang mengurus semua.

Diruang makan, terdapat sebuah keluarga harmonis yang sudah lengkap. "Alhamdulillah, Umma kangen banget kita sarapan bertiga seperti ini." Ucap sang Umma senang.

Gus Abdi, I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang