05. BENCI; DENDAM

267 19 0
                                        

MARI VOTE SEBELUM MEMBACA!

FOLLOW JUGA AKUN INI SUPAYA SAYA SEMANGAT DALAM MENAMBAH CERITA.

DAN YA, JIKA KALIAN ADA SARAN UNTUK SAYA TERKAIT CERITA, BISA DM SAYA YAA.

OH YA, JIKA ADA KRITIK DALAM PENGGUNAAN BAHASA, ATAU TYPO ATAU APAPUN ITU YANG MEMBUAT KALIAN TIDAK NYAMAN DALAM MEMBACA CERITA INI DM JUGA SAYA.

UDAH ITU AJA, TERIMAKASIII.

SELAMAT MEMBACA.

ENJOY!

_____

"Zalea pulang!" teriak Zalea ketika sudah sampai di rumah.

"Non, Bapak sama Ibu lagi di rumah sakit, tapi makanan buat Non Zalea sudah Bibi siapkan. Mau makan sekarang, Non?" tawar Bi Ratih Asisten Rumah Tangga di rumah kediaman Al Gaskar.

"Iya deh, Bi. Cepet siapin! Laper," titah Zalea.

"Siap, Non. Tunggu sebentar."

Tak lama, Bi Ratih pun menyiapkan seporsi nasi serta lauk pauk dan segelas air putih, lalu diberikan pada Zalea.

Zalea melirik makanan di atas piring itu, "Ini gak salah? Cuma ini? Yang bener aja, Bi? Bibi kira aku domba makan sayur doang?"

Bi Ratih seketika terdiam, lalu beberapa saat kemudian bi Ratih berucap, "Maaf, Non. Cuma ada itu di kulkas,
Bibi belum belanja. Non Zalea tau sendiri Bibi baru saja pulang kampung baru kesini lagi tadi pagi. Bibi juga lumayan kurang sehat, makanya gak ke pasar. Maaf, ya, Non? Besok Bibi belanja kok,"

"Bi, denger, ya! Mau Bibi sakit atau sekarat sekali pun aku gak peduli. Bibi kerja di sini digaji, loh, Bi? Masih aja males-malesan, Bibi mau aku laporin ke Papa biar Bibi dipecat?"

Mendengar itu sontak Bi Ratih menggelengkan kepala, "Jangan, Non. Bibi harus kerja, kalo gak di sini mau di mana lagi Bibi kerja? Maafin Bibi, Non. Nanti Bibi gak akan males-malesan lagi kok. Maaf, ya, Non?"

"Terus sekarang aku makan sama apa? Aku cape, abis sekolah, aku laper!" Marah Zalea.

"Di kulkas ada telur, mau Bibi gorengin?" tawar Bi Ratih.

"Dari kemarin aku makan telur terus, Bibi mau aku bisulan?" tanya Zalea membuat Bi Ratih menggelengkan kepala pelan.

"Dasar gak becus! Udahlah aku gak makan, biarin kalo nanti aku kelaparan salahin Bibi aja, suruh siapa males-malesan?" Setelah itu Zalea pergi memasuki kamarnya.

Bi Ratih hanya menghela nafas pelan sambil mengelus dada, lalu ia membereskan piring itu.

_____

"Gevan? Kamu udah lama di sini, kamu boleh pulang. Ini biar Ibu aja yang jagain Aleza, makasih, ya?" ucap Kinan.

Gevan tersenyum, "Gak-papa, aku bakalan terus jagain Aleza, semalem Aleza kritis. Aku jadi khawatir sesuatu terjadi lagi sama Aleza,"

Kinan tersenyum, lalu ia menatap wajah Aleza yang tengah pucat itu, "Za, kapan kamu bangun? Semuanya orang bener-bener nunggu kabar itu, Za. Mama juga gak tenang kalo kamu belum bangun, bertahan, ya, Za?"

Gevan terdiam mendengar ucapan Kinan. Rasa bersalah menghampiri Gevan lagi.

"Bu, maafin Gevan. Kalau aja Gevan anterin Aleza malam itu mungkin Aleza sekarang baik-baik aja. Maafin Gevan yang lebih memilih pekerjaan dibanding keselamatan Aleza, Gevan salah, maafin Gevan ..." ucap Gevan.

DENDAM; Transmigrasi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang