10. DXM31 GANG; DENDAM

237 30 0
                                        

MARI VOTE SEBELUM MEMBACA!

FOLLOW JUGA AKUN INI SUPAYA SAYA SEMANGAT DALAM MENAMBAH CERITA.

DAN YA, JIKA KALIAN ADA SARAN UNTUK SAYA TERKAIT CERITA, BISA DM SAYA YAA.

OH YA, JIKA ADA KRITIK DALAM PENGGUNAAN BAHASA, ATAU TYPO ATAU APAPUN ITU YANG MEMBUAT KALIAN TIDAK NYAMAN DALAM MEMBACA CERITA INI DM JUGA SAYA.

UDAH ITU AJA, TERIMAKASIII.

SELAMAT MEMBACA.

ENJOY!

_____

Setelah berhasil, Aleza kembali pada tubuh Sena. Bola mata yang awalnya menghitam kini sudah kembali.

Aleza terduduk lemas dan gemetaran, sedangkan Sena hanya terdiam di sebelahnya.

"Ini ulah lo, 'kan? Gue diem aja, bangst! Ta-tadi gue diem di sana. Dan, lo cekik dia sampe dia mati. Ini bukan ulah gue,"

"Sudah aku bilang, urusan membunuh itu urusanku, kamu hanya perlu kamu menghuni tubuhku dan membuat rencana," sahut Sena.

"Kenapa dari awal gak lo aja? Kalo lo sendiri bisa masuk ke tubuh lo, kenapa harus gue?" tanya Aleza.

"Tidak bisa, Aleza. Aku tidak bisa lagi menghuni tubuhku, aku baru bisa masuk jika target sudah terlihat," sahut Sena.

"Kenapa?" tanya Aleza.

"Karena sejak awal harusnya aku sudah mati, sayangnya tubuhku masih belum di kubur dengan layak, itu sebabnya aku menghantui mereka. Namun, setelah jasadku diketahui aku sudah tidak bisa muncul di hadapan manusia lagi, kecuali dia memang memiliki keahlian untuk melihat hal tak kasat mata. Aku juga selalu menayakan hal sama kepada Nek Wina, mengapa tidak aku saja yang menghuni tubuhku? Tapi Nek Wina hanya menjawab, setelah semua orang berhasil membalas dendam mereka harus mengabdi pada Nek Wina,"

Aleza terdiam, "Itu artinya, setelah semuanya selesai lo gak bisa balik ke kehidupan lo lagi seperti semula?"

Sena mengangguk.

"Terus gimana gue? Gue gak mau terjebak di tubuh sialan lo ini,"

"Tenanglah, sudah kubilang. Setelah semuanya selesai kamu akan kembali seperti semula, ucapanku tidak akanku ungkari, tenang saja."

Aleza mengangguk pelan, "Awas lo, gue pegang kata-kata lo,"

"Sudahlah, pergi dari sini sebentar lagi orang-orang akan datang,"

"Tapi itu sidik jarinya gimana?" tanya Aleza.

"Biarku urus, pergilah."

_____

Paginya Marvel segera dikebumikan. Tangis Hazel serta Heri terus terdengar, mereka tak pernah menyangka bahwa Marvel harus pergi secepat ini.

Kematian Marvel juga akan di selidiki oleh pihak kepolisian. Menurut dokter, di leher Marvel ada luka cekikan. Setelah di autopsi, memang benar ada luka cekikan di leher Marvel. Namun, anehnya tidak terdapat sidik jari siapapun di sana.

Bahkan ruangan tempat Marvel di rawat sangat rapi, seolah tidak terjadi apa-apa. Setelah memeriksa seluruh sudut ruangan polisi juga tidak menemukan adanya jejak atau apapun mengenai pelaku.

DENDAM; Transmigrasi [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang