The Great Seducer

3K 213 74
                                    

Gak tau mau bilang apa, karna setiap kali membuka tulisan dengan kalimat "pemanasan sebelum lanjut work yang belum kelar" pasti selalu berakhir dengan menghilang cem ditelan bumi 😖

Enjoy and happy reading aja lah para kesayanganku~

.
.
.

Wangji tidak tau jika mengurus seorang remaja bisa sebegini merepotkannya.

Maksudnya, ia tidak tau dengan remaja lainnya di luar sana. Apakah mereka semua memang selalu memiliki kepribadian begini atau hanya remaja yang ia urus saja yang kelakuannya diluar nalar.

Karena menurut Wangji Wei Wuxian selalu mampu membuatnya kalang kabut setiap kali mereka saling berhadapan, dalam kondisi apapun, dalam konteks apapun. Sampai membuatnya beberapa kali berpikir untuk menendang keluar bocah itu dari rumahnya jika tidak ingat bahwa di negara asing ini Wei Wuxian tidak memiliki siapapun selain dirinya yang ditunjuk sebagai wali sah.

Oh well, it's a long story to tell jika bertanya mengapa Wangji bisa berakhir dengan mengurus bocah badung itu.

Singkatnya, Wei Wuxian kehilangan orangtuanya tepat sebelum kelulusan SMP, lalu dirawat oleh keluarga Jiang sampai memasuki bangku SMA. namun karena sejak kecil ia tinggal di negara bebas seperti Amerika sementara keluarga Jiang tinggal di Cina Wei Wuxian selalu merasa tidak nyaman akibat perbedaan culture. Jadilah Jiang Fengmian memutuskan untuk meminta Wangji yang juga tinggal di Amerika untuk menampung Wei Wuxian dan menjadi walinya setidaknya sampai Wei Wuxian lulus SMA dan bisa hidup mandiri.

Oh well, jangan tanya kenapa Wangji bisa menyetujuinya dengan mudah padahal ia sendiri benci hidup bersama orang asing. Tentu saja karena ada campur tangan sang kakak tersayang, Lan Xichen, yang juga merupakan tunangan dari Jiang Cheng, putra bungsu Jiang Fengmian.

Dan meskipun mereka sudah hidup bersama selama hampir satu tahun, tidak ada satu haripun dimana Wangji merasa terbiasa dengan kehadiran Wei Wuxian.

Ia selalu dibuat terkejut setiap harinya oleh tingkah ajaib bocah remaja itu.

Brak!!

Pintu kamar mandi dibuka lebar disusul dengan Wei Wuxian yang masuk dengan hanya kemeja oversize berwarna maroon sementara celana pendeknya mungkin sudah ia tanggalkan entah dimana kemudian duduk begitu saja di atas toilet.

Kepalanya meneleng sambil tersenyum miring, menatap sosok tinggi tanpa busana yang berdiri mematung di dalam shower box.

"Ayolah, kenapa masih repot-repot menutupinya sementara aku sudah melihatnya hampir setiap hari sejak aku tinggal disini." Ia mengatakan hal itu dengan sangat enteng seolah itu adalah hal lumrah, apalagi dengan alis yang dibuat naik turun dan senyum miring penuh godaan.

Oh ya tuhan, bolehkah Wangji melakban mulut tanpa filter itu dan membuangnya ke laut?!!!

Ia selalu merasa dilecehkan setiap kali Wei Wuxian membuka mulut.

Dengan jengkel Wangji meraih handuk yang tak jauh dari jangkauannya lalu melilitkannya ke area privasi yang sejak tadi ditatap Wei Wuxian dengan tidak tau malu. Bahkan ia tak memperdulikan beberapa busa sabun yang masih menempel ditubuhnya. Terpenting adalah segera keluar dari sini sebelum energinya dikuras habis untuk menceramahi Wei Wuxian yang sudah pasti hanya berakhir sia-sia.

Saat ia menutup pintu dengan kasar, Wangji bisa mendengar bocah itu sedang tertawa terbahak-bahak di dalam sana.

"Menjengkelkan."

WANGXIAN's PALACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang