My Demon

746 86 9
                                    

Holaa~

.
.
.

Hujan tiba-tiba turun dengan sangat deras saat Wangji dalam perjalanan pulang menuju apartemennya. Dan lebih sialnya lagi ia tidak membawa payung karena demi apa, belakangan ini cuaca sangat terik bahkan ketika ia keluar kelas pun langit masih sangat cerah. Tidak ada tanda-tanda akan turun hujan namun nyatanya- boom! Tepat beberapa ratus meter sebelum mencapai apartemen langit tiba-tiba berubah gelap dan hujan turun tanpa permisi.

Mau meneduh pun rasanya percuma. Gedung apartemennya sudah terlihat ditambah Wangji hanya ingin segera sampai dan mengistirahatkan tubuhnya yang lelah akibat kegiatan kampus yang sangat padat.

Untungnya hari ini Wangji tidak membawa laptop jadi ia bisa menggunakan tasnya sebagai pengganti payung. Yah meski pihak toko mengklaim bahwa tas dengan harga selangit itu tahan air tapi Wangji tidak akan mempercayakan laptop berisi dokumen-dokumen penting miliknya pada klaim sepihak mereka.

Meow~

Ditengah langkah cepatnya telinga Wangji tiba-tiba menangkap suara anak kucing yang teredam rintik hujan. Ia celingukan mencari asal suara itu namun tak menemukan apapun. Mungkin salah dengar, pikirnya kemudian melanjutkan kembali perjalanannya, kali ini sambil berlari kecil karena hujan yang kian deras.

Meow~

Dan lagi-lagi suara kucing itu kembali terdengar namun kali ini Wangji mengabaikannya. Anehnya, semakin Wangji berlari suara kucing itu pun semakin terdengar jelas. Seakan-akan mengikutinya entah dari arah mana.

Sesampainya di apartemen, tepat ketika Wangji hendak mencapai pintu namun malah dikejutkan dengan kehadiran makhluk mungil berbulu lebat dengan warna hitam pekat tengah duduk seakan menantikan kepulangan si pemilik kamar.

Meow~

Kucing itu mengeong dan menatap Wangji dengan iris yang berbeda dari kucing yang biasa ia lihat. Sepasang bola mata berwarna crimson milik kucing itu terlihat menyeramkan namun juga memukau disaat yang bersamaan.

Kewaspadaan Wangji kian meningkat.

Dilihat dari sisi manapun situasi ini sangat tidak normal.

Bagaimana bisa kucing yang sejak tadi mengganggu nya diperjalanan bisa muncul secara tiba-tiba di depan pintu apartemennya? Dan bahkan kucing itu memiliki fitur tubuh berbeda dari kucing-kucing yang biasa Wangji temui.

Wangji tidak bodoh untuk membawa masuk makhluk jadi-jadian seperti itu. Makanya buru-buru ia memasukan kode pass pintu apartemennya dan berniat mengabaikan eksistensi janggal kucing aneh itu.

Namun tentu saja, itu hanya tinggal wacana ketika dengan seenak jidat si kucing jadi-jadian sudah lebih dulu masuk melalui celah kecil pintu yang baru Wangji buka, melenggang masuk seolah-olah itu adalah rumahnya sendiri dan melompat begitu saja ke atas sofa hitam miliknya yang nyaman.

Apa-apaan?

Percikan ngeri yang semula Wangji rasakan kini berubah sepenuhnya menjadi rasa jengkel. Meletakkan tasnya, Wangji menatap si kucing hitam yang tengah bergelung nyaman sambil memeluk ekornya yang berbulu lebat. "Hey, kau tidak berencana menjadikan rumahku sebagai tempat tinggal permanen mu, kan?"

Katakan saja Wangji gila karena mengajak bicara seekor kucing seolah-olah dia adalah manusia. Tapi bagaimana lagi, Wangji tidak terbiasa hidup dengan hewan peliharaan dan dia tidak tau bagaimana cara merawatnya. Terlebih, Wangji tidak suka tinggal dengan makhluk yang hanya bisa mengandalkan insting seperti kucing.

"Aku tidak bisa merawatmu jadi sebaiknya kau pergi mencari pemilik yang lebih kompeten."

Meow~

WANGXIAN's PALACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang