Need to take a really long time to write this. But hope you guys still enjoy, then happy reading^^
.
.
."Lan Zhan."
Langkah kaki Wangji terhenti seiring dengan panggilan lirih dari suara yang berdesir lembut diterbangkan angin malam, seolah tengah berbisik di telinganya. Kepalanya menoleh mencari sumber suara, netra keemasan miliknya menerobos jauh ke arah lalu lalang manusia yang berhimpitan membentuk kerumunan disepanjang jalan kota yang tak pernah sepi.
Baru saja, Wangji mendengar suara yang tak asing lagi untuknya. Sebuah suara yang terus terngiang-ngiang di telinganya sampai membuat Lan Wangji yang biasanya tenang seperti aliran sungai di pegunungan mendadak riuh bagai pusaran badai.
Itu semua karena Wei Wuxian. Makhluk yang katanya merupakan leluhur para iblis.
Sejak pertemuan mereka tiga bulan lalu, hidup Lan Wangji berubah total. Ketenangan yang selama ini menjadi dunianya mulai terusik. Perlahan-lahan, menggerogotinya sampai pondasi kokoh yang selama ini selalu dibanggakan mulai goyah setiap kali bayangan Wei Wuxian menyelinap dalam benaknya.
Aku sudah benar-benar dikutuk. Lan Wangji selalu berpikir demikian ketika tanpa sadar dirinya selalu mencari eksistensi Wei Wuxian di setiap tempat yang ia kunjungi.
Mana mungkin Wangji bisa melupakan kalimat terakhir Wei Wuxian tempo hari?
Jangan pernah melupakan pertemuan kita hari ini, Lan Zhan. Suatu hari nanti, kita akan bertemu lagi. Pada waktu itu, kau adalah satu-satunya orang yang akan mengejar ku sampai membuatmu frustasi.
Seketika Wangji bangun setelah kegelapan pekat yang menyelimutinya, kalimat itu langsung merangsek masuk mengisi memorinya yang sempat kosong setelah tak sadarkan diri hampir dua hari. Terus bergema, dan menjalma tak ubahnya mantra.
"Lan Zhan."
Dari kejauhan, netra emas Wangji menangkap sesosok siluet ramping yang berdiri ditengah kerumunan. Senyuman yang tak asing itu seakan merayunya untuk mendekat dan mengejarnya.
Dan meskipun jauh dalam hatinya ia berteriak enggan, akan tetapi tubuh Lan Wangji seperti bergerak dengan kehendaknya sendiri. Wangji tidak bisa mengubah arah langkahnya yang tertuju lurus pada sosok Wei Wuxian yang masih tersenyum di kejauhan sana. Pita merahnya yang berkibar tertiup angin malam melambai-lambai seakan ingin menjerat Lan Wangji yang sudah kehilangan kesadaran, terhipnotis oleh keindahan Wei Wuxian yang diam-diam dirindukannya.
Jarak mereka kian terkikis, dan debaran jantung Lan Wangji bertalu semakin keras setiap kali ia melangkah.
Sepuluh meter.
Lima meter.
Sebentar lagi.
Pegangan Wangji pada Bichen kian erat, langkah kakinyapun semakin cepat. Wangji tak lagi memikirkan para pejalan kaki yang ditabrak olehnya, ia menulikan telinga dari sumpah serapah saat beberapa orang sampai jatuh terjerembab akibat Wangji yang hampir berlari menyongsong Wei Wuxian yang menantinya di depan sana.
Wangji takut, jika sosok itu akan kembali memudar seperti sebelum-sebelumnya.
"Wei Ying!"
Tatkala tangannya menggapai sosok itu, iris emasnya seketika bergetar samar. Bagai menyentuh permukaan yang sangat panas Wangji menarik kembali tangannya secepat kilat.
"Ada yang bisa ku bantu?"
Bukan dia.
Diam-diam, Wangji mendesah kecewa. Perasaan bergejolak yang sesaat lalu menggebu-gebu dalam dadanya langsung meredup dan berangsur-angsur lenyap.
KAMU SEDANG MEMBACA
WANGXIAN's PALACE
Fanfictionantologi perjalanan cinta WANGXIAN Kumpulan cerita oneshoot WANGXIAN