ENCOUNTER EPILOGUE : THE MOMENT

988 124 34
                                    

Holaaa~
Ini adalah epilogue dari encounter. Tenang aja gak ada adegan sedih-sedihnya.

Full sweet like cotton candy pokoknya wkwk

Enjoy and happy reading~

.
.
.

Suara gesekan dari kertas yang dibalik dengan cara kasar mengisi keheningan ruangan seluas dua puluh meter persegi. Televisi besar yang terpajang apik di lemari dinding berwarna gading dibiarkan menyala begitu saja tanpa suara. Di depannya, terdapat satu set sofa abu-abu yang terlihat sangat nyaman berharga fantastis menghiasi ruang keluarga, di duduki oleh pria dengan stelan khas eksekutif muda.

Sejak puluhan menit lalu, iris emas Lan Wangji fokus menatap lekat-lekat isi majalah fashion terkemuka yang saat ini berada di pangkuannya. Terbuka lebar dengan bagian kusut hasil remasan jari-jarinya. Seakan mengindikasikan rasa jengkel yang coba ia tahan agar tidak meledak menjadi perilaku yang sangat tidak sesuai dengan kepribadiannya yang dingin dan kalem.

Sebenarnya, membaca majalah fashion seperti ini bukan seleranya. Lan Wangji sama sekali tidak tertarik dengan dunia fashion meski dirinya selalu dipandang sebagai salah satu eksekutif muda paling fashionable. Apalagi ditunjang dengan wajahnya yang luar biasa tampan namun terkesan dingin, keping keemasan yang tajam dan bisa membuat siapapun meleleh ketika menatapnya.

Baiklah, pembicaraan ini sepertinya mulai melebar kemana-mana.

Intinya, Lan Wangji tidak pernah tertarik dengan dunia fashion dan tektek bengeknya kecuali satu hal.

Seseorang yang menjadi model sekaligus topik utama edisi bulan ini. Wajahnya yang menawan menghiasi sampul majalah itu membuat Wangji dengan sangat terpaksa membolak-balik halaman majalah membosankan itu.

Hanya demi menguntit setiap pose yang Wei Wuxian tunjukan di sana.

Pada halaman awal, tak ada masalah.

Wei Wuxian dengan kaos longgar berwarna kuning cerah yang dipadukan dengan celana cargo sewarna gading yang tampak cocok ditubuhnya yang ramping. Pria yang Oktober tahun ini berusia 25 tahun itu duduk di atas kursi kayu dengan bagian bawah wajah yang tertutup buku sementara matanya memandang lurus kamera.

Sesaat Wangji tersenyum. Wei Wuxian dalam balutan busana dan pose itu tampak sangat lucu.

Akan tetapi senyuman kecilnya tak bertahan lama ketika semakin dibalik, kostum dan posenya kian membuat Wangji diserang hawa panas secara tiba-tiba.

Ya, ia tau bahwa saat ini Cina tengah berada di puncak musim panas. Wangji paham bagaimana ritme perusahaan majalah fashion bekerja.

Mereka berlomba-lomba bekerja sama dengan perancang busana dan menggaet model yang akan menjadi trendsetter setiap musim berganti.

Dan di musim panas kali ini, adalah Wei Wuxian yang dipercaya sebagai wajah sampul yang akan memimpin trend pakaian musim panas tahun ini.

Wangji tidak masalah, seandainya pakaian yang dikenakan Wei Wuxian masih dalam tahap normal seperti di awal tadi.

Tapi ini-

Kertas tebal nan licin dalam genggaman Wangji berubah kusut saat tangan besarnya meremas benda itu kuat-kuat.

Wei Wuxian, duduk di atas sofa sambil mengenakan kemeja tipis berwarna mocca. Tidak sampai disana, dua kancing teratasnya dibiarkan terbuka. Membuat siapapun bisa melihat dada putih mulus yang seharusnya hanya menjadi properti pribadi Lan Wangji.

WANGXIAN's PALACETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang