Afterparty

3 0 0
                                    

Beberapa karyawan dengan semangat pergi ke Zouk untuk menghadiri afterparty, Putra penasaran bagaimana malik bisa tahu dengan jawaban tersebut, apakah karena kebetulan atau ada alasan lainya, sebelum malik ikut pergi beralih ke zouk, putra memanggilnya untuk menghampirinya yang sedang duduk bersama Dean dan Vika, "Malik, duduk sini" sahut putra ketika malik menghampiri dengan malu, "Kamu, tau darimana jawaban terakhirnya?" tanya putra, "Emmhh, maaf ya pak, kalo aku jadi dapet berkah diatas kesedihan bapak" sahut malik "engga, itu mah tanggung jawab Dean bukan kamu" jawab putra sambil tersenyum, "Iya jadi, selama beberapa minggu ke belakang, muka bapak keliatan beda dari biasanya, bapak juga biasanya sesekali ditemenin sama Bu Nabilla, atau kadang juga kan Bu Nabilla suka dateng di jam makan siang, tapi akhir-akhir ini udah gaada, terus bapak juga jadi lebih sering sampe larut malem kan di kantor, jadi saya pikir gaada yang nungguin pulang lagi" jawab malik malu-malu, "Hahahaha goblok juga ya lu merhatiin sampe segitunya, jadi sayang, sini cium dulu" canda putra sambil mencoba menciumnya "OGAH PAK SAYA MAH MASIH NORMAL AH!" teriak malik mencoba menjauhi putra membalas candaan nya sambil tertawa, mereka lalu bubar dan berjalan keluar untuk beralih ke Zouk, Vika sambil berjalan mengikuti, mentransferkan sejumlah uang kepada malik atas permintaan Putra. Malam itu akhirnya Malik berangkat ke Zouk dengan Dean, dan Putra masih tetap bersama Vika.

**

"Pak, udah di transfer ya ke Malik" sahut Vika ketika dalam perjalanan, "Ok" jawab putra sambil memutar radio untuk menemani perjalanan, selama di jalan, Vika memikirkan bahwa apa benar bahwa hubungan putra dengan nabilla selesai secepat itu, terakhir ia bertemu, mereka berdua terlihat baik-baik saja, tapi ia teringat dengan penilaian nya pada saat itu, yang mengira bahwa ada sesuatu yang mereka berdua sembunyikan, dan akhirnya terbukti saat ini, tapi Vika masih tidak tau salah nya ada di siapa, atau siapa yang membuat kesalahan, jadi ia tidak bisa menyimpulkan keseluruhan, tapi setidaknya ia sadar pendidikan psikologi nya selama ini tidak sia-sia.

********

Ketika putra sudah sampai di Zouk, Vika ternyata mengundang beberapa anak perusahaan milik putra yang lainya atas permintaan dean untuk salah satu tugas pertamanya, yang sialnya, tanpa Vika cek detail, salah satu perusahaan yang diundang tersebut juga adalah perusahaan rintisan yang dikembangankan oleh Iren, dengan persentase 60% shareholder dimiliki oleh putra, dan 40% nya di buyback oleh Iren pribadi. Dean kaget dan panik ketika dari kejauhan melihat kehadiran Iren di salah satu meja, ia lalu mundur dan mendorong putra ke belakang, "Put, maaf, urang beneran lupa, ini salah urang, maaf" ucap dean dengan wajah panik menatapnya, "Hah? apaan kenapa?" tanya putra bingung, "Urang lupa kalo urang juga undang Cloudgarden (Perusahaan milik iren), dia ternyata dateng juga, urang beneran lupa put" jawab dean panik, "Halah udah gapapa, toh udah selesai kok, ayo masuk ah" jawab putra santai sambil merangkul pundak dean dan mengajaknya masuk. Putra lalu berjalan masuk, beberapa CEO dari perusahaan yang diberi investasi oleh perusahaan putra terlihat menghampiri dirinya untuk menyapa, putra juga tidak lupa mengenalkan Vika kepada mereka, ia lalu duduk ketika sampai di sofa nya dan menyalakan sebatang rokok, Vika yang ikut duduk di sisinya tidak tau harus berbuat apa, ia belum terbiasa dengan kegiatan tersebut, ia juga tidak bisa berbincang dengan beberapa kolega atau partner bisnis putra karena dirinya baru saja dikenalkan dan belum terjun langsung dengan mereka. Dean tiba-tiba menarik Vika untuk mengikutinya ke belakang area service, "Vika, lu kok jadi kaku gitu? ada apa?" tanya dean karena Vika terlihat linglung saat ini, "Gue ngerasa terintimidasi sama putra an, jujur gue masih belum terbiasa ada di sisi putra, tapi gue bakal coba usaha" jawab Vika, "Ini bukan buat tempat coba-coba, gue paham putra kesan nya mengintimidasi, tapi inget, lu bukan Trophy Wife (Istri) atau pasangan dia yang bisa duduk manis aja di pinggir dia, banyak mata di sini, mulai dari berinteraksi sama karyawan internal aja atau tanya putra kamu harus ngapain itu lebih better daripada diem, putra lebih suka di tanya daripada pegawai nya diem aja, lama-lama kamu akan terbiasa, entiendes?" ucap dean menanyakan apakah Vika mengerti maksudnya atau tidak, "Entiendes" jawab Vika mengerti, lalu ia kembali berjalan ke sofa mereka. Ketika Vika kembali, putra terlihat sedang berbicara dengan seorang wanita, karena tidak ingin mengganggu, vika lalu duduk agak jauh dan mencoba berbicara dengan Head Marketing yang ada di sofa yang sama, "Vika!" teriak putra memanggilnya, vika lalu bergegas menghampiri putra yang masih bersama wanita tersebut, "Mira, kenalin ini Vika, yang bantu aku ke depan nya gantiin Dean" sahut putra memperkenalkan Vika kepada wanita tersebut, "Hi Vika, Im Mira, i heard you are Harvard MBA, glad to have you beside him" sahut Mira, Vika kaget dengan pertemuan ini, karena Mira adalah salah satu Role Model nya di dunia Investasi Keuangan, terutama karena perusahaan Hedge Fund milik keluarganya yang dilanjutkan oleh Mira, sangat berkembang pesat, "Im glad to meet you Mba Mira, i want to know your secret about how do you beat the wall street" jawab Vika antusias, "Do you!? its about math and mass psychology you know, we must talk later about this then" jawab mira yang juga antusias dengan pertemuanya dengan Vika, "I think we should do a merger again, interesting?" potong putra sambil merangkul mereka berdua, "Halah, males ah, beda prinsip susah" jawab mira yang dulu juga pernah menyelesaikan merger mereka karena berbedaan prinsip, "Hmm, iyasih, yaudah, Vika, kalo kamu bisa imbangin dia, kamu nanti yang pegang C&M (Perusahaan Capital milik putra) ya" sahut putra kali ini melirik kepada Vika, Vika hanya gugup diam karena ditantang hal tersebut, "Well then, i think it will be good competition, right Vika? i will tell you the secret later, then you have to do it by yourself after that, how about that? deal?" tanya mira sambil mengukurkan tangan nya, "Deal" jawab Vika sambil tersenyum menerima hal tersebut. Mereka bertiga lalu bersulang bersama, malam ini juga Mira datang sekalian baikan dengan putra karena masalah sebelumnya, ia juga mendengar kabar bahwa Nabilla menghianati hubungan nya dengan putra, jadi ia segera terbang dari Singapore untuk menghampiri putra dan memastikan putra baik-baik saja. Malam itu mereka menikmati suguhan afterparty dengan ceria, putra juga dalam hati sedang mencoba melupakan rasa sakitnya, Iren walaupun ada di tempat yang sama tidak berani menghampiri, karena dirinya juga sudah benar-benar merasa di campakan oleh putra. Selesai afterparty, putra mengajak Vika untuk menemaninya mencari makan di pagi buta, karena sedari tadi mereka tidak sempat memesan makanan, Vika mengiyakan ajakan tersebut dengan niat untuk menuruti permintaan orang yang mempekerjakan nya, walaupum Vika juga sudah merasa sedikit pusing karena alkohol. Sesampainya di warung nasi 24 jam daerah taman pramuka, ternyata mereka tidak berdua, di sana ada Mira dan pasangan nya, mereka memang sudah janjian, sekalian mengingat ketika masa sekolah mereka di Indonesia yang selalu ke sini seusai pesta.

**

"How long you live in here?" tanya putra ketika memasuki parkiran apartemen tempat tinggal Vika, "baru 2 bulan pak" jawab vika dengan nada sudah kecapean karena waktu sudah menunjukan pukul 6 pagi, "Makasih ya, istirahat yang bener" sahut putra sebelum vika turun, "Makasih juga pak, happy weekends ya" jawab vika sambil turun dari mobil dan masuk ke lobby.
Selama di jalan pulang putra tidak berniat langsung pulang ke rumah, ia memasuki tol terdekat untuk meluapkan emosinya dengan mengingjak pedal gas dan memacu mobilnya dengan sangat kencang.

THE LAST DANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang