Doorprize

5 0 0
                                    

Putra terbangun dari tidurnya karena ketukan pintu kamar nya, ia bingung siapa yang mengetuk pintunya karena seharusnya tidak ada yang boleh mengetuk pintunya kecuali darurat atau asisten rumah nya, tapi seingatnya asisten rumah nya sedang cuti karena kali ini ia di rumah sendirian. "Put..." suara dean terdengan dari luar pintu kamar nya, putra lalu membuka kan pintu nya "Apaan?" tanya putra kesal karena tidur nya terganggu, Dean langsung memberikan amplop dokumen ke hadapan nya "Buka nya di sini, jangan dibawa keluar" sahut dean ketika memberikan dokumen tersebut, putra tanpa cuci muka dan hanya menggunakan celana pendek untuk tidur berjalan kebawah sambil membuka dokumen tersebut yang ternyata berisi foto hasil atas permintaan putra sebelumnya.

********

Iren sedang dalam perjalanan menuju gedung resepsi, untuk cek detail venue yang telah ia pesan, ia sudah tak sabar menunggu momen yang ia tunggu-tunggu. Andre calon suaminya tidak bisa menemaninya karena katanya ia akan bertemu dengan pemilik klub bola tempat ia bermain. Selama di perjalanan Iren melihat desain 3D Model Venue yang sudah dibuatkan oleh vendor nya, ia terlihat senyum-senyum memperhatikan betapa indahnya dekorasi yang ada di sana nantinya. Tak sadar ternyata mobilnya tertahan di kemacetan jalan, ia lalu melirik kearah jendela dan memperhatikan macet jalan tersebut. Ia terus memperhatikan sisi jalan hingga terpikirkan untuk membeli nasi kuning yang ada di pinggir jalan untuk sarapan, tapi ia memutuskan untuk menahan nya karena tak sabar untuk melihat Venue. Lamunan nya selama dalam kemacetan tersadarkan dengan terlihatnya mobil yang ia kenal sedang terparkir di sisi jalan, ia membelakan matanya mencoba mencari pemilik mobil tersebut, dan perkiraan nya tidak salah, karena akhirnya ia melihat putra yang sedang duduk di kursi plastik, sepertinya selesai makan bubur ayam, dan sedang tersenyum berbincang dengan pemilik warung sisi jalan sambil memegang segelas kopi seduh, ia mencoba mencari dengan siapa putra ada di sana, tapi matanya hanya bisa menemukan keberadaan putra, "Buk" sahut supir iren dari depan, "Iya, saya liat" jawab iren mengerti apa yang dimaksud supirnya. "Pak, menepi dulu" pinta iren kepada supirnya.

**

"Abi teu nyaho bakal macet mang, suganteh teu aya perbaikan jalan" sahut putra kepada penjaga warung dengan bahasa sunda yang memberi tahu bahwa dirinya tidak menyangka akan macet, karena sang penjaga warung bertanya kenapa ia menggunakan mobil tersebur sangat disayangkan tidak bisa kebut-kebutan seperti seharusnya karena sudah tau sedang macet, mereka terus berbincang sambil menikmati rokok dan kopi masing-masing, hingga pada saat putra akan meminum kembali kopinya di gelas plastik tersebut, ia tersedak hingga kopinya terkena pakaian nya karena iren terlihat di matanya sedang berjalan ke arah dirinya, penjaga warung dengan gesit membuka kan tissue karena tumpahan kopi yang mengenai kameja putra, "Jangan pake tissue" sahut iren sambil merebut tissue yang sudah ada di tangan putra, ia lalu mengeluarkan lap tangan yang masih baru dari tas nya, putra tanpa berbicara mengambilnya dan mengelap kamejanya, "Kalo pake tissue nanti nempel, inikan kamemja kamu dari kain silk" sahut iren sambil duduk di dekat nya dan memesan satu porsi bubur, "Apa kabar?" tanya putra sambil mengeringkan baju nya dengan kain yang diberikan iren, "Aku kira kamu udah mati" jawab iren sambil melirik kepada putra, "Tau darimana kalo ini silk?" tanya putra mencoba mengalihkan perhatian, "Ya taulah, itu aku yang beliin dulu" jawab iren sinis sambil mengeluarkan pods dari tas nya, putra kembali terdiam, "Jangan kaya anak kecil, ada sesuatu yang perlu kamu jelasin" lanjut iren.

********

Putra sampai di kantor mendekati waktu makan siang, ia lalu masuk ke ruangan nya sambil menghubungi dean, tanpa melirik kiri kanan ia langsung membuka kameja nya karena terkena tumpahan kopi dan menggantinya dengan kameja yang sudah office boy bawakan dari laundry sebelum putra masuk ke ruangan. Vika, yang sedang menggunakan airpods dan sedang membuka laptop nya juga tidak menyadari kedatangan putra yang sudah ada di dalam, karena sementara meja nya berada di ruangan putra selama dean belum selesai di sini. Vika hanya terdiam melihat putra yang sedang membelakanginya tanpa pakaian atas sambil menelepon dean, putra juga selama telfon belum segera mengenakan kembali pakaian gantinya dan duduk di meja membelakangi vika, ia bingung apakah harus memberi tahu putra keberadaan nya atau diam saja, karena dirinya pikir putra juga tidak sadar dengan keberadaan nya, Vika memperhatikan tattoo yang ada di tubuh belakang putra, dan ia juga terkesima dengan lekukan tubuh putra yang baru ia lihat. Hingga akhirnya putra selesai telfon dan duduk di kursinya sambil membuka kancing kameja yang akan dikenakan nya, putra akhirnya sadar dengan keberadaan vika, putra hanya diam memandangi balik vika "Lhoo, ada kamu toh" sahut putra sambil tersenyum karena sadar vika sebelumnya sedang menggunakan airpods, "Maaf maaf pak, aku tadi lagi pake ini sama liat laptop" jawab vika malu dan mukanya memerah, "Udah sampai mana itu yang kamu kerjain?" sahut putra mengalihkan perhatian karena sadar dengan wajah vika yang memerah karena mungkin malu, vika lalu menjelaskan apa saja pekerjaan yang sudah dean berikan kepada dirinya, putra sudah berdiri di sisinya dengan tangan kiri berada di sandaran kursi vika, dan tangan kanan nya berada di meja, yang membuat vika dalam hati makin gugup, tapi ia tetap mencoba profesional.

**

Selesai jam kerja, semua karyawan Head Office berangkat ke salah satu hotel untuk menghadiri townhall bulanan, Vika diminta putra untuk pergi bareng dengan dirinya karena ada beberapa hal yang mau di bahas, "Vika, malem ini townhall nya kamu, juga Dean, aku harap kamu nanti bisa ngatasin rewel nya mereka, tantrum nya mereka, juga ego nya mereka, mayoritas karyawan disini umurnya nggak jauh sama kamu, atau sama saya, jadi kamu harus bisa posisikan kamu sebagai temen mereka, tapi bukan berarti mereka bisa semena-mena juga sama kamu" sahut putra dalam perjalanan, "Baik pak" jawab Vika sambil memperhatikan Putra. Acara townhall malam ini banyak karyawan dikagetkan karena dibuka oleh diri Putra sendiri.

"Selamat malam, para kolega dan teman-teman saya yang gatau juga sampe kapan bakal ada di sini" pembukaan speech putra membuat seisi ruangan tertawa, "Seperti yang kita tau, salah satu ranger terdepan kita dinyatakan lulus hari ini, tapi...tak mungkin ada kata mati satu tumbuh seribu di sini...karena ranger kita yang satu ini, tidak akan pernah mati bagi saya, dan tak akan ada gantinya..." seisi ruangan hening terhipnotis dengan pembawaan gaya bicara putra, "Mari, kita ucapkan selamat atas kelulusan Ranger Hitam kita hari ini, Dean" sahut putra sambil menundukan badan nya dan membuka lebar lengan kirinya keluar, seisi ruangan bertepuk tangan hingga berdiri, Dean yang duduk di belakang berjalan ke depan menghampiri putra dan memeluknya, beberapa saat Dean memeluk putra hingga karyawan lama yang mengetahui pertemanan dan perjuangan mereka ikut menangis haru. "Selanjutnya, dunia ranger kita akan berubah" sahut putra setelah dean memberikan ucapan perpisahan, "Sekarang, kita berada di atas perahu, perahu yang berisikan kalian semua, tak ada satu orang pun yang tidak berperan di atas perahu, dan perahu akan kehilangan arah tanpa Navigator, jika di Dunia One Piece, Raja Bajak laut terbaik Luffy mempunyai Nami, maka saya izin perkenalkan, Navigator perahu kita, Syavika Mahaputri Kartini" suara tepuk riuh terutama dari kaum pria memenuhi ruangan, Vika akhirnya maju ke depan memperkenalkan diri lalu meminta izin untuk bekerja sama mulai saat ini. Selesai perpisahan dan perkenalan malam itu acara dilanjut dengan makan bersama seperti biasanya, tapi tiba-tiba semua orang, termasuk putra, dikagetnya dengan acara tambahan dari dean, yang menginterupsi dan memberi doorprize mobil, cara mendapatkan hadiahnya mudah, mereka hanya harus menyebutkan kapan putra kembali ke Indonesia, kapan peresmian kantor head office dibuka, dan siapa nama lengkap Mantan Putra. Otomatis yang bisa menjawab adalah karyawan lama, tapi tidak menutup kemungkinan juga karyawan baru bisa menjawab jika pernah mencari tahu, tapi pertanyaan besar adalah "mantan putra yang terakhir yang mana?" putra hanya tersenyum mendengar syarat memenangkan hadiah tersebut, terutama karena pertanyaan terakhir, karena putra yakin semua orang tidak akan tau jawaban yang benar. Agar yang belum menjawab tidak bisa mengoreksi dari penjawab sebelumnya, dean meminta agar semua jawaban ditulis di kertas sebelum waktu makan, jadi dean sendiri yang akan mengecek jawaban nya, jika ada lebih dari satu jawaban yang sama, makan akan ada pertanyaan selanjutnya dengan sistem jawaban tercepat. Para karyawan akhirnya sibuk menulis dan berbisik terkait jawaban pertanyaan terakhir, mereka yang sudah menulis di kertas memasukan kertas ke dalam kotak yang sudah dean siapkan dan lanjut mengambil makan di area buffet.

THE LAST DANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang