Someone to stay

3 0 0
                                    

Clarissa yang sedang duduk di dekat Putra menatap wajah dirinya dengan penuh curiga, "Put, lu jangan permainin adik gue lagi bisa ngga?", "Gue tanya kenapa ada apa?" putra memastikan sekali lagi pertanyaan sebelumnya, "Iren batalin pernikahan nya sepihak" jawab Clarissa, Putra hanya diam mendengarkan, "Semua keluarga bingung kenapa, dia juga gak ngasih alesan yang jelas, makanya yang ada di pikiran gue cuma nanya ke kamu", "Sa, gue ngga ngapa-ngapain, terakhir gue ketemu juga gue ngga jawab pertanyaan dia", "Emang dia nanya apa yang nggak lu jawab?" Clarissa memastikan, "Misi" suara Dina memecah obrolan mereka berdua, ia mengantarkan 2 set menu makanan dan minuman untuk meeting, lalu kembali keluar, Putra beranjak dari kursinya untuk membawa asbak dan menyalakan rokok, lalu duduk di sisi meja sambil menghembuskan asap rokok, "Dia nanya apa maksud gue ninggalin dia gitu aja setelah terakhir gue ngasih Hadiah buat dia, hadiah jam itu" Putra mulai berbicara, "Lalu?", "Gue udah jelasin sama dia kalo gue ketemu cuma buat ngasih Hadiah dan ucapan selamat, itu aja, gue gak ada niatan ganggu hubungan dia, karena gue juga saat itu masih sama Nabilla" putra melanjutkan berbicara sambil kembali duduk dan menyandarkan dirinya di kursi, "Yakin gaada hal lain? atau mungkin kalian berbuat sesuatu tanpa direncanakan barangkali?" Clarissa bertanya lebih lanjut, "Fyuhh" putra menghembuskan asap rokok nya dengan berat, lalu menatap wajah Clarissa, "Iya" jawab Putra lurus, "Iya apa!?" Clarissa menegaskan dengan wajah yang semakin serius, "Iya gue berbuat sesuatu, tapi gue di situ gak tau kalo dia lagi deket sama seseorang atau bahkan mau nikah, dia gak bilang apapun tentang itu", Clarissa yang mendengar jawaban putra lantas berdiri "Plakk" suara tamparan keras dari Clarissa kepada putra terdengar di dalam ruangan, "Bener-bener ya loe, gue udah bilang sama lo jangan sekali-kali permainin adik gue, lu gatau gimana perasaan dia gimana sifat dia, gue udeh ingetin sama lo dari jaman kalian satu sekolah dulu!" bentak Clarissa melanjutkan, Putra hanya di tidak melawan karena mungkin dirinya memang salah, "Diluar masalah lo berbuat sama adek gue, apapun alesanya, lu juga barusan bilang lu sama Nabilla kan!? tapi lu masih deketin adek gue sampe berbuat? bajingan! jangan deket lagi sama adek gue, even itu urusan bisnis, gue gak peduli, gue juga mau cabut dari tempat kerja loe ini" Clarissa membentak sambil sesekali menunjuk jarinya ke arah putra lalu pergi berdiri dan keluar ruangan.
"Fyuhh...satulagi nambah" sahut putra di dalam ruangan sambil menghembuskan asap rokok".

********

Vika kembali duduk di kursinya, diikuti oleh putra yang kali ini berdiri di depen meja nya, ia hanya menundukan kepala nya menunggu amarah atau tegoran dari boss nya karena kesalahan pertamanya ini, "Vika, tegakin kepala kamu" sahut putra, "Serius amat sih" putra tertawa karena melihat perilaku Vika yang gemetar dan ketakutan, Vika tersipu malu karena dia kira putra akan marah karena kesalahan nya ini, ia langsung menutup wajah dengan kedua tangan nya dan menangis, "Eh kenapa nangis?" sontak putra kaget, "Bapak aku takut tau, bapak serius banget aku kira bapak mau marah liat wajah nya serem banget" Vika terus menutup wajah nya sambil menangis tapi juga tersenyum malu, "Iya iya maaf Vika, habisnya kamu gitu aja lupa, sarapan dulu makan nya, katanya beli buah buat di makan, itu di meja belum di sentuh", Vika lalu melirik ke meja sofa dan sadar bahwa buah-buahan yang sudah ia beli pun tidak ia makan, "Lupa ih pak" Vika akhirnya mengusap wajahnya dengan tisu yang ada di dekat nya, "Yaudah sarapan dulu sana, gaada yang nyuruh kamu buru-buru kerja kan" Putra lalu berdiri dan keluar ruangan.

**

"Kemana pak?" tanya Malik yang berpapasan dengan dirinya di depan Lobby, Malik bertanya kemana karena biasanya putra jika meninggalkan kantor akan mengenakan outer atau jas di tubuh atau di tenteng di tangan nya, "Ke sebrang beli rokok" jawab putra sambil mengangkat alis, "Eh sama saya aja pak mana biar saya yang belikan", "Engga gausah, saya sekalian cari angin", Putra lalu berjalan keluar di bawah terik panasnya matahari siang ini, ia lalu masuk ke supermarket dan berkeliling area untuk sekedar mencari cemilan atau minuman yang bisa menarik seleranya, "Putra" sapa seseorang di belakang dirinya, Putra mencari sumber suara tersebut dan melihat bahwa itu adalah teman kecilnya tetangga rumah orangtua putra, "Gus" sapa putra ketika Bagus, tetangga semasa kecil putra menghampirinya dan menyalaminya, "Sendiri aja?" tanya Bagus, "Yoi, gue lagi cari angin aja sama beli rokok niatnya, maneh apa kabar?" tanya putra, "Baik, urang juga baru balik, lagi dapet libur ini", Putra lalu memperhatikan seragam PDH yang sedang Bagus gunakan, terlihat Bagus sedang menggunakan Pakaian Dinas Harian Pendidikan Akademi Kepolisian nya dengan Chevron tingkat IV, yang berarti dalam benak nya sebentar lagi teman nya ini akan mulai naik tingkat dan satu langkah lagi untuk mulai bertugas di resimen yang ditunjuk untuk menjadi Ipda dan mendapatkan gelar Terapan, "Gue kira lu udah nugas gus" Putra berpura-pura tidak tahu karena sebenarnya dia tahu bagaimana proses menjadi seorang perwira dari A-Z karena sedari kecil dirinya sering mendengarkan Ayahnya jika sedang bertemu dengan Petinggi atau Pejabat Wilayah hingga Negara, "Belom, bentar lagi lah put, doain aja", "Eh si Zam-zam gimana?" putra jadi teringat satu teman rumah nya lagi yang dulu juga mereka suka bermain bersama, "Kalo dia kan masuk STIN put, gaada kabar sampe sekarang, terakhir gue ketemy juga pas lebaran dua tahun yang lalu" jawab Bagus, "Owalah, sek tar gue coba cari kabar deh, lu habis ini mau kemana?" tanya putra, "Habis ini mau jalan sama ayang" Ledek bagus sambil tersenyum, "Owalah Halodek nya udah mulai jalan ya" Putra merangkul bagus dan meledeknya sambil tersenyum, "Hehe, yaudah duluan ya put, eh nanti kita ngopi bisa ngga? gue mau ngobrol sama lu" pinta Bagus, "Bisa, nomer handphone gua gak pernah ganti, jadwalin aja" Putra menjawab sambil pamit dan menyalaminya, ia lalu langsubg berjalan ke kasir paling ujubg untuk membeli rokok dan sebotol diet soda untuk ia nikmati siang ini, lalu berjalan keluar dan melirik kiri kanan mencari jika ada tempat yang bisa ia singgahi sebelum kembali masuk ke kantornya, matanya tertuju pada tukang jual baso tahu yang ada di sini jalan lengkap dengan kursi kecil dan tenda yang terlihat teduh, "Pak, seporsi ya, gak pake pare, banyakin kol" sahut putra sambil duduk di kursi dan menyalakan rokok sambil menunggu pesanan nya dibuatkan.

********

"Lagi, kenapa emang si Iren tiba-tiba batalin nikahan nya?" tanya dean kepada pasangan nya Caroline pada saat perjalanan menuju rumah iren untuk menjenguknya setelah dikabarkan sakit oleh kakak iren, "Aku gatau yang, semoga bukan karena putra" jawab olin, Dean hanya diam dan memikirkan apa kemungkinan penyebab batalnya pernikahan iren karena mungkin saja ada hubungan nya dengan putra.

**

"Olin, dean" sapa Salma ketika mereka sampai di depan rumah iren yang tak sengaja bersamaan, "Yuk, masuk" pinta Clarissa yang sudah menunggu mereka di gerbang rumah, mereka berempat lalu masuk dan berdiri di depan pintu kamar Iren.

THE LAST DANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang