As you wish

3 0 0
                                    

Dean yang sedang tidur dibangunkan oleh caroline, "Yang, itu ada tamu" sahut caroline, "Siapa sih?" jawab dean sambil langsung berdiri dan berjalan ke ruang tamu, "Hei Boss, enak ya bangun siang" suara tersebut membuat dean membuka matanya, "Ah gaboleh gue istirahat dulu apa, baru juga sehari" sahut dean ketika melihat putra sudah ada di dalam rumah nya, "Yaelah temen lu mau bertamu kenapa sih emang" jawab putra dengan nada memelas, "ada apa? gue sibuk" canda dean sambil kembali merebahkan tubuhnya di sofa, "sensi amat blok, nih" jawab putra lalu memberikan paper bag yang sudah ia bawa dan memberikan nya kepada dean, "eh apanih" jawab deam langsung tergesa kembali duduk dan mencoba melihat isinya, dean lantas mengeluarkan kotak kecil dan amplop putih, caroline terlihat ikut duduk di dekat mereka penasaran dengan apa yang putra berikan, ketika membuka kotak kecil tersebut, dean melompat ke arah putra dan memeluknya dengan erat, karena putra ternyata tidak lupa dengan permintaan nya pada saat awal putra mulai mengerjakan bisnis dan meminta bantuan dean sebagai wakil nya di Indonesia.

**

(4 tahun yang lalu)

Putra baru saja kembali ke Indonesia setelah memulai perkuliahan selama satu semester awal dirinya di Columbia, ia lantas mengajak dean untuk bertemu untuk temu kangen, mereka menghabiskan waktu seharian di warung kancil tempat mereka jaman sekolah sering berkumpul, "An, lu kuliah gimana di sini?" tanya putra di tengah obrolan nya yang sebelumnya membahas teman-teman lainya, "Aman ris, cuman urg gabut di kampus, lingkungan nya juga ngga masuk sama urang" jawab dean dengan nada pasrah, "Lah, bukan nya kampus mane bagus an?" tanya putra heran, "emang, tapi ternyata lingkungan main nya norak, apa gue yang terlalu dini aja kalinya daridulu mulai baong nya sama maneh, jadi ketika sama orang baru dan ngelakuin hal sama udah bosen duluan, dan jadinya urang ngeliat mereka norak" jawab dean sambil menghembuskan rokok nya, "owalah, yaudah an, kalo mane bantu urang nanti mau ngga?" tanya putra, "bantuin apa put?" timpal dean, "mane wakilin urg di sini kalo ada keperluan bisnis keluarga urang, jadi urang bisa fokus di sana juga sama gak perlu banyak bulak balik ke Indonesia, kumaha?" pinta putra, "anjir urang mana bisa put kaya gitu, takut urang" jawab dean ragu, "ya jangan takut an, maneh kan sama urang, lagian cuma maneh doang yang bisa urang percaya di sini, an" sahut putra, dean terdiam sesaat, "yaudah, urg mau, masalah gaji gimana maneh deh, tapi one day urg bakal minta Nissan R34 Nismo ke mane ya" jawab dean sambil sedikit bercanda, "Deal ya?" tanya putra sambil mengulurkan tangan nya, "Deal deh" jawab dean sambil menyalaminya.

**

Selama memeluk mereka berdua tak kuasa menahan air matanya, caroline yang menyaksikan hal tersebut ikut terharu, "Thank you ya, put" sahut dean dengan suara lirih dan mengusap air matanya, "Gue yang thank you an, gaada hal yang bisa ganti semua jasa lu selama ini" jawab putra sambil menepuk pundak dean, "terus ini apaan?" tanya dean ketika melihat satu amplop putih yang tipis, "buka aja" jawab putra, "anjir, sayang kita kaya, kita bisa menguras semua harta putra, haha" sahut dean sambil tertawa kepada caroline ketika melihat putra memberikan cek kosong, "ngga gitu konsepnya blok" jawab putra, "tapi udah cukup banget buat urang put, urang ngga perlu ini" sahut dean sambil merobek cek kosong tersebut di hadapan putra, "yah...syukurlah, urang jadi hemat" jawab putra sambil melirik ke caroline, "udah put, kemarin bonus dari kantor juga udah sangat cukup" sahut caroline, "yaudah, mobilnya udah ada di depan, yakali gak di gas?" tanya putra, "Gass" jawab dean dengan semangat, mereka berdua lalu menghabiskan hari berkeliling kota menggunakan mobil tersebut, dan juga langsung menyempatkan ke bengkel untuk membeli beberapa parts accesories.

THE LAST DANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang