First Day

3 0 0
                                    

Pak Esor, supir kantor sudah menunggu Vika di depan lobby apartemen tempat Vika tinggal, Vika turun membawa satu buah Dus yang berisikan barang pribadinya untuk di simpan di ruangan nya nanti, karena ruangan yang sebelumnya digunakan oleh Dean akan mulai digunakan oleh dirinya mulai hari ini. "Buk, dapet info pekerjaan ini dari siapa? apa direkomendasikan Pak Dean?" tanya pak esor seraya melajukan mobil nya menuju kantor bersama Vika, "Direkomendasiin Dean pak, kebetulan aku adik kelas dean sewaktu kuliah MBA" jawab Vika sambil memakan bekal buah-buahan yang ia siapkan tadi pagi, "ohgitu, MBA itu apa ya buk?" tanya pak esor penasaran, "MBA itu Master of Business Adiminstration pak, S2 nya jurusan Bisnis" jawab Vika, "ohgitu, kalo anak saya mau ambil MBA nanti mahal ngga buk? anak saya juga jurusan Manajemen Bisnis di kampus daerah Jatinangor itu" tanya pak esor sambil membelokan mobil nya ke SPBU karena perlu isi bahan bakar, "tergantung pak, mau ambil MBA juga ada test nya dulu, juga di sarankan untuk punya pengalaman kerja" Vika coba menjelaskan, "Tapi mahal ngga buk?" pak esor meminta jawaban jelas nya, "Mahal sih relatif ya pak, kalo udah kerja sih harusnya bisa, setiap kampus harga nya beda soalnya, bahkan kalo emang rezekinya juga beberapa perusahaan ada yang mau biayain ko pak, asal kerja terus sama mereka, nanti ada kontrak nya" jawab vika secara detail, "ohgitu ya buk, okedeh, semoga anak saya mampu dan ada rezekinya biar bisa kaya bu vika atau pak dean" jawab pak esor berharap, "Aamiin pak" jawab vika mendoakan. "Kalo pak putra itu MBA juga berarti buk?" tanya pak esor sekali lagi, "Kalo pak salah si pak putra itu gelar ganda pak, bisnis sama ekonomi, itu taraf nya beda lagi" jawab vika sambil mengingat jika-jika salah, "ohgitu, berarti lebih tinggi mana sama MBA buk?" tanya pak esor penasaran sambil menunggu isi bahan bakar, "wah taraf nya aja udah beda ya pak, saya S1 nya di Indonesia, pak Putra kan di Amerika ya, gelar nya ganda lagi, bukti nya sekarang saya aja kerja sama dia pak, kira-kira tinggi mana?" jawab vika mencoba untuk tidak melabeli atau memberi standar yang tidak pasti, "iyasih bener bu, udah kaya, pinter lagi, kurang apa ya si pak putra" sahut pak esor.

**

Vika turun di lobby kantor, ia langsung beranjak masuk ke ruangan nya, diikuti oleh malik office boy kantor membawakan Dus barang bawaan miliknya, untuk pertama kalinya Vika duduk di kursi Head Director tersebut, tanpa berlama lama ia langsung mengeluarkan barang pribadi nya yang ia bawa, ia mengeluarkan action figure Anya Forger Film Anime kesukaan nya untuk ia taruh di meja, ia juga untuk pertama kalinya berkeliling sendiri di area kantor lantai 4, beberapa karyawan menyapa nya juga menawarkan sarapan yang mereka buat di kantor, "oh ini emang di sediain ya?" tanya Vika kepada salah seorang karyawan yang sedang membuat pasta instan, "iyaa mba, ini di sediain kalo dulu dean suka nyuruh kita belanja seminggu atau sebulan sekali buat stock di kantor" jawab karyawan tersebut, "ohh oke-oke, lanjut" jawab vika sambil lanjut berjalan memasuki ruang belakang tempat office boy istirahat, "ehh pagi bu Vika, ngopi buk?" sapa malik ketika melihat dirinya masuk, "enak tuh, ada kapsul rasa apa aja?" tanya vika melihat malik membuat kopi kapsul, "ini ada macchiato, cappucino, vanilla, coffee berry, sama halu banana kesukaan si bapak" jawab malik sambil membuka kan laci tempat ia menyimpan kapsul kopi, Vika melirik ke dalam laci tersebut, dan ia penasaran dengan halu banana, karena setahu dirinya kopi tersebut sangat nge hits pada saat pertama keluar, dan ia belum pernah mencobanya, "pengen yang ini kayaknya enak ya, eh tapi bentar aku belum bawa gelas, ada di ruangan" jawab vika sambil kembali berjalan ke ruangan nya untuk membawa gelas yang ia bawa dari rumah untuk di kantor.

"Pagi" sapa putra dari belakang ketika Vika berjalan di lorong, "Eh Pak, baru dateng?" jawab Vika sontak karena kaget, "Iya, ayo jalan, kenapa malah berhenti?" sahut putra karena Vika menggeser dirinya ke pinggir berniat untuk memberikan jalan kepada Putra, "Eh duluan aja pak, aku mau ambil gelas aja" jawa vika tertunduk malu, "Yaudah ayo jalan, kamu bukan ajudan saya yang harus selalu ada di belakang saya" jawab putra sambil memegang bahu vika untuk berjalan di depan nya, Vika mencium wangi parfum yang sangat menarik di hidung nya ketika putra menggerakan tangan nya, perkiraan nya wangi tersebut adalah wangi citrus yang digabung dengan sandal wood, tapi entah dari brand apa yang putra gunakan, ia tidak terlalu hafal soal masalah parfum untuk saat ini. "Jam 11 ke ruangan saya ya" sahut putra ketika dirinya memasuki ruangan nya tepat di sebelah ruangan Vika, "Baik pak" jawab vika sambil membalikan badan nya dan ia pun masuk ke ruangan nya untuk membawa gelas, lalu kembali pergi ke pantry belakang untuk membuat kopi. 

THE LAST DANCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang