Sekali seumur hidup, Ice akhirnya menyadari.
Ia sangat menyesal mempunyai dua saudara yang kurang berhubungan baik seperti Halilintar dan Solar.
Setelah perjalanan memakai Hoverboard Taufan yang kini dikuasai Halilintar dan kecepatan gesit dari kekuatan Halilintar begitupula dikuasai Solar juga, mereka bertiga sampai di rumah dengan selamat namun Ice berkata tidak, sebab ia merasakan mual yang hebat.
Betul saja, sesudah mendapatkan izin untuk ke kamar mandi, Ice muntah sebanyak tiga kali.
"Kalian kejam!" Marah Ice, air matanya ingin menetes.
Ketiganya sudah berkumpul di kamar Solar, di dalamnya terdapat ruang laboratorium untuk meracik bahan eksperimen milik Solar.
"Maaf. Aku tadinya pengen jahil dikit aja tapi kelewatan banget, ya?" Ucap Halilintar sembari mengelus kepala adiknya yang masih sedikit pucat akibat perjalanan ekstrem sebelumnya.
Solar tertawa hambar, "Aku juga salah. Terpancing kejahilannya Halilintar."
Walau kemarahan Ice menumpuk banyak, ia tetap mudah untuk memaafkan perbuatan saudaranya, "Baiklah."
Dari ruang laboratorium kecil itu, Solar mulai mengacak-acak alat eksperimen miliknya tanpa memperdulikan akan ruang itu akan berantakan.
Dari pojok meja laboratorium, Solar mengambil sebuah botol yang sudah berisi cairan menjijikan berwarna hitam.
Lalu, ia mengambil peralatan aneh lainnya yang tidak pernah di lihat oleh Ice maupun Halilintar.
"Nah, Ice kau bagian memotong ekor kadal-kadal ini, ya."
Solar mengeluarkan toples yang berisikan hanya sebuah potongan ekor kadal.
"Lalu, Halilintar... Kau hancurkan biji-bijian ini." Ucap Solar.
Ice mengepalkan tangannya, "Ini kalian lagi nggak mengerjaiku lagi 'kan?"
Solar dan Halilintar hanya menggelengkan kepalanya tanpa berkata apa-apa dan melanjutkan pekerjaan mereka masing-masing.
Mereka berdua tidak memperdulikan Ice yang berusaha mati-matian menahan rasa mualnya terhadap ekor-ekor kadal tersebut.
Kesabaran Ice layaknya sebuah es yang tebal, walau tebal semakin lama kesabarannya di uji bisa saja ketebalan es itu semakin lama mencair.
Setelah beberapa menit, ketiganya selesai dengan urusan mereka masing-masing dan menunggu arahan Solar selanjutnya.
"Kalian berdua tunggu saja, aku ingin mencampur semua bahannya terlebih dahulu." Kata Solar.
Selagi menunggu Solar, Halilintar dan Ice bermain ampar-ampar pisang, daripada termenung diam bukankah lebih baik melakukan sesuatu seperti yang dilakukan mereka berdua.
Setelah lima kali bermain ampar-ampar pisang, Ice selalu menang, Solar pun menatap keduanya dengan tatapan membingungkan.
Halilintar menatap mata Solar, "Aku kalah, Solar."
Ice bangkit dari duduknya dan tertawa bahagia, "Hehehe, Ice menang dari Kak Hali. Kak Hali udah janji kalau kalah bakalan membersihkan peralatan Solar yang kotor."
"Wahhh, benarkah? Kau yang terbaik, Ice", Seru Solar dengan mata yang bersinar.
Halilintar menggebrak meja, "Aku tidak terima! Pertandingan ulang!"
Solar menghela nafas dan menatap sinis Halilintar, diam-diam ia juga menarik Ice untuk menjauh darinya, "Kenapa? Hanya membersihkan peralatan laboratorium, bukan mencuci piring kotor, kok."
KAMU SEDANG MEMBACA
Shuffle Siblings [Discontinued]
RandomApa yang akan kalian lakukan jika tubuh kalian tertukar dengan saudara kalian? Ya, inilah yang terjadi kepada ketujuh kembar yang memiliki kekuatan elemental. Lalu bagaimana cara mereka menjalani kehidupan sehari - hari sampai mereka menemukan jalan...