9

463 44 3
                                    

Tengah dalam kebingungan mengenai foto yang terjatuh, tiba-tiba pintu ruangan terbuka, dan Gulf memasuki ruangannya. Pandangan Gulf langsung tertuju pada bingkai yang retak yang tengah dipegang oleh Tharn.

Gulf, dengan ekspresi panik, merebut bingkai itu dari tangan Tharn "Apa yang kamu lakukan?! Ini bingkai berharga!" Ujar Gulf

Tharn, terkejut oleh reaksi tajam Gulf, coba menjelaskan, "Maaf, pak Gulf, aku tidak sengaja menjatuhkannya. Aku datang untuk menyerahkan laporan pekerjaanku" ujar Tharn gugup

"Aku tidak mau mendengar penjelasanmu, keluar dari ruanganku sekarang juga" ujar Gulf dengan tegas

Sebelum Tharn dapat bertanya tentang pria yang mirip dengannya di foto, Gulf sudah lebih dulu mengeluarkan Tharn dari ruangannya.

Tharn keluar dengan wajah penuh penasaran, berusaha menyingkirkan rasa kebingungannya. Di sisi lain, Gulf, dengan wajah penuh kemarahan dan kebingungan, duduk di kursinya, menyembunyikan foto pernikahannya yang retak di dalam laci, bersiap untuk menghadapi misteri masa lalu yang kembali menghantuinya.

Tharn masih sangat penasaran dengan misteri di balik foto yang jatuh tadi. Dia memutuskan untuk bertanya pada Singto, teman magangnya, yang mungkin tahu lebih banyak tentang latar belakang CEO perusahaan, Gulf.

"Singto, apa yang lo tau tentang pak Gulf?" Tanya Tharn

"Hmmm maksudmu gosip tentangnya? Yang ge tahu, pak Gulf adalah pengusaha muda yang sukses dalam kurun waktu kurang dari 5 tahun setelah mendirikan perusahaannya sendiri. Umurnya cuma 4 tahun lebih tua dari kita. Rumor juga menyebutkan dia sudah menikah, tapi suaminya meninggal 5 tahun lalu. Jadi sekarang, dia berstatus duda" jawab Singto

Tharn, terkejut dengan fakta-fakta itu, bertanya lebih lanjut "Dan apa lo tau bagaimana wajah mantan suami pak Gulf?" Tanya Tharn

"Liat aja gak pernah apalagi tau wajahnya, kan suaminya meninggal 5 tahun lalu artinya suaminya meninggal sebelum perusahaan ini didirikan" jawab Singto

Tharn, penuh pemikiran, berbicara lebih dalam, "tadi gw dari ruangan pak Gulf buat anterin dokumen terus gw liat foto pak Gulf sama cowok yang mukanya mirip banget sama gw, mungkin gak kalo itu suaminya?" Tanya Tharn

"Kenapa gak tanya langsung saja, lo kan dekat sama pak Gulf, atau mungkin lo bisa tanya sama Pak Bright, diakan akrab juga sama Pak Gulf" saran Singto

"Oke gw bakal coba, makasih sarannya" balas Tharn

Dengan kepala yang dipenuhi pertanyaan, Tharn bersiap untuk mencari jawaban dari Gulf mengenai misteri yang semakin membingungkan itu.

Seminggu telah berlalu sejak insiden bingkai foto terjatuh, dan Gulf terus menerus menghindari Tharn. Tidak seperti yang diharapkan Tharn, setiap kali dia mencoba mendekati Gulf, CEO perusahaan tersebut selalu sibuk atau tiba-tiba harus meninggalkan ruangan.

Tharn merasa semakin frustrasi dan bingung. Dia tidak tahu apa yang membuat Gulf seolah-olah menghindarinya. Apakah ini karena insiden bingkai foto ataukah ada alasan lain yang tidak diketahuinya?

Tharn mencoba untuk mendekati Gulf di kantin, tetapi Gulf terlihat sibuk dengan panggilan telepon. Mereka berpapasan di lorong, tetapi Gulf hanya memberikan senyum tipis dan berjalan tergesa-gesa.

Tharn, penuh rasa bingung, akhirnya mengambil inisiatif untuk bertanya langsung kepada Gulf ketika melihatnya di koridor.

"Pak Gulf, bolehkah aku bicara sebentar?" Tanya Tharn

"Saya sedang terburu-buru, Tharn. Lain kali saja" Jawab Gulf datar

Tharn mencoba lagi, "Tapi ada sesuatu yang ingin saya tanyakan, terkait dengan foto yang terjatuh kemarin,saya mau minta maaf" ujar Tharn

"Lupakan saja saya sudah maafkan, saya harus pergi sekarang" ujar Gulf dingin

Tharn, ditinggalkan dengan tanda tanya besar di pikirannya, hanya bisa menyaksikan Gulf pergi tanpa dapat memberikan penjelasan. Keinginan Tharn untuk mengetahui kebenaran semakin memuncak, tetapi semakin sulit baginya untuk mendekati Gulf.

~~~

Keesokan harinya, Gulf dan Bright bersiap menghadiri acara pembukaan restoran milik Win. Namun, di tengah keheningan kantor, Bright menyadari dengan panik bahwa mereka lupa membawa karangan bunga yang ingin mereka berikan pada Win.

"Gulf, gw lupa bawa karangan bunga buat Win! Apa yang harus kita lakukan sekarang?" Tanya Bright panik

"Kok bisa lo gimana sih, padahal udah diingetin juga kemarin" kesal Gulf

"Udah gw beli tapi ketinggalan di kantor" balsa Bright

"Waktunya keburu gak kalo beli yang baru?" Tanya Gulf

Namun, saat melihat jam, Bright terkejut, "Tidak, Gulf! Acara sudah akan dimulai dalam waktu singkat. Kita tidak punya waktu untuk pergi membeli" ujar Bright makin panik

"Bodoamat pokoknya itu karangan bunga haru6ada sebelum acaranya dimulai, terserah gimanapun caranya" ujar Gulf sambil berlalu meninggalkan Bright dan menemui Win

Bright berpikir cepat lalu mengambil teleponnya, memutuskan untuk menelpon Tharn yang saat itu juga bekerja di kantor.

"Halo Tharn, aku butuh bantuanmu sekarang! Kami lupa membawa karangan bunga untuk acara pembukaan restoran sahabat Gulf, karangan bunganya tertinggal di ruang kerjaku, Bisakah kamu mengantarkannya ke sini?" Tanya Bright

"Tentu, pak Bright! Aku akan segera mengantarkannya. Di mana lokasinya?" Tanya Tharn

Bright memberikan alamat restoran Win dengan cepat, "Terima kasih banyak, Tharn! Kita benar-benar terlambat" ujar Bright

"Semoga saja Tharn bisa membawa buket-nya tepat waktu" gumam Bright

Sementara itu, Tharn, mendengar situasinya, segera bersiap untuk mengantar karangan bunga ke acara pembukaan restoran Win.

Saat Tharn tiba di restoran Win, dia tidak sengaja berpapasan dengan Win. Wajah Tharn yang sangat mirip dengan Mew membuat Win terkejut.

"Pak Mew? Bapak masih hidup?" Tanya Win terkejut

"Maaf, tapi saya bukan Mew. Saya Tharn, anak magang di perusahaan pak Gulf, saya kesini untuk mengantarkan karangan bunga ini" jawab Tharn bingung

Win hampir saja salah sangka dan memanggil Tharn dengan nama Mew. Tharn yang tidak mengetahui tentang Mew, bingung dengan reaksi Win.

Gulf yang melihat situasi dari jauh, cepat menyadari kebingungan Win. Dia segera mendekati mereka dan menarik Win menjauh dari Tharn.

"Win, dia bukan Phi Mew. Ini Tharn, anak magang diperusahaanku. Kita sudah membicarakannya, bukan?" Bisik Gulf

"Ta-tapi wajahnya, Gulf, sangat mirip sekali dengan pak Mew. Aku hampir saja salah sangka" ujar Win yang masih terkejut melihat wajah Tharn yang sangat mirip dengan mantan dosennya itu

"Memang sangat mirip. Tapi percayalah, mereka dua orang yang berbeda" ujar Gulf

"Ini sangat aneh Gulf" ujar Win masih merasa heran

Gulf meminta Bright untuk mengambil karangan bunga tersebut sementara dia membimbing Win ke dalam ruang kantor

Sementara itu, Bright menyambut Tharn dan mengambil karangan bunga yang dibawanya. Kejadian ini meninggalkan kebingungan di benak Tharn tentang keterkaitan wajahnya dengan Mew, yang tampaknya menjadi misteri yang semakin kompleks.

"Pak Bright apa pria tadi baik-baik saja? Dia terlihat sangat syok?" Tanya Tharn

"Emmm.... Tidak apa-apa dia hanya kelelahan karna persiapan pembukaan restoran ini, kau kembalilah ke kantor dan lanjutkan pekerjaanmu, dan terimakasih sudah mengantarkan buket bunga ini" ujar Bright

~~~

Does Happiness Exist? S2 || MewGulf (End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang