Bright memberikan peringatan serius kepada Gulf mengenai keterbatasan waktu yang semakin dekat.
"Gulf, waktu tidak banyak lagi. Setelah Tharn menyelesaikan magangnya, kemungkinan bertemu lagi semakin kecil. Mungkin kita akan berpapasan sebagai saingan bisnis, atau bahkan tidak sama sekali. Kamu harus segera mengatasi perasaanmu" ujar Bright
Win setuju, "Benar, Gulf. Jangan biarkan waktu berlalu begitu saja. Jujurlah pada dirimu sendiri dan tentukan langkahmu sebelum semuanya terlambat" tambah Win
Gulf mengangguk, "Aku tahu, teman-teman. Ini sulit, tapi aku harus meyakinkan perasaanku secepatnya" ujar Gulf
Bright menambahkan, "Jangan sampai ada penyesalan di kemudian hari. Kau pantas untuk mengejar kebahagiaanmu, Gulf" Bright kembali memperingati Gulf
Gulf meresapi nasihat dari teman-temannya, merenungkan langkah-langkah yang harus diambil. Beban perasaan yang membebani hatinya semakin terasa, dan dia merasa perlunya menemukan kejelasan dalam hatinya sebelum waktu yang tersisa benar-benar habis.
Keesokan harinya, Tharn memasuki ruangan Gulf dengan niat memberikan laporan pemasaran. Namun, melihat Gulf yang tengah fokus dengan tumpukan dokumen, Tharn mulai merasa ada yang tidak beres.
"Phi Gulf, apa kamu baik-baik saja? Kamu terlihat kelelahan" tanya Tharn khwatir
"Aku baik-baik saja, Tharn. Jangan khawatir" jawab Gulf
Meskipun Gulf mencoba menenangkan Tharn, pandangan cemas Tharn tak terhindarkan. Tharn mendekati Gulf dan memeriksa suhu badannya, hanya untuk menemukan bahwa Gulf sedang mengalami demam.
"Phi Gulf, kamu sakit! Lebih baik pulang dan beristirahat" ujar Tharn pada Gulf
Gulf, dengan sikap santai, menolak, "Tidak apa-apa, Tharn. Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan" ujar Gulf
"Kamu keras kepala Phi. Pekerjaan bisa menunggu, tapi kesehatanmu tidak" kesal Tharn
Tiba-tiba, Bright masuk ke ruangan dan menanyakan keadaan Gulf. Setelah mendengar penjelasan dari Tharn, Bright turut meminta Gulf untuk pulang.
"Gulf, kita membutuhkanmu dalam kondisi terbaik. Pulanglah dan istirahat" ujar Bright
Tharn bahkan menawarkan untuk mengantarkan Gulf pulang, namun perlawanan Gulf masih terus berlanjut.
"Aku bilang aku baik-baik saja. Tidak perlu ribet" rengek Gulf
Akhirnya, setelah beberapa perdebatan dan bujukan dari Tharn dan Bright, Gulf merelakan diri untuk pulang dan beristirahat. Perasaan khawatir Tharn terhadap kesehatan Gulf dan perdebatan keras kepala antara mereka menciptakan ketegangan yang dirasakan di ruangan itu
~~~
Setibanya di apartemen Gulf, Tharn dengan cepat membimbing Gulf menuju kamar. Tanpa ragu, Tharn membantu Gulf mengganti pakaian dengan yang lebih nyaman.
"Tharn maaf merepotkanmu" ujar Gulf
"Tidak usah khawatir, phi Gulf. Aku di sini untuk merawatmu" balas Tharn
"Tharn, kamu tidak perlu merepotkan diri. Aku bisa sendiri" tolak Gulf
Namun, Tharn bersikeras, "Tidak, phi Gulf. Aku ingin membantumu. Biarkan aku merawatmu" Tharn sangat mengkhianati Gulf
Gulf akhirnya membiarkan Tharn melanjutkan. Perasaan hangat dan kepedulian dari Tharn membuat Gulf merasa dihargai. Tapi, kali ini, giliran Tharn yang tidak mau mendengarkan permintaan Gulf.
"Tharn, kamu keras kepala. Aku bisa merawat diriku sendiri" ujar Gulf
Tharn tersenyum, "Kali ini, biarkan aku yang merawatmu. Aku ingin kamu segera pulih" ujar Tharn sambil menarik selimut untuk menyelimuti tubuh Gulf
KAMU SEDANG MEMBACA
Does Happiness Exist? S2 || MewGulf (End)
RandomKelanjutan kisah Gulf Kanawut setelah 4 tahun di tinggal mati oleh sang suami Mew Suppasit, kini akhirnya Gulf bertemu dengan seorang pemuda yang sangat mirip dengan mendingan Suaminya, tapi dengan sikap yang 180° berbeda dengan mendiang suaminya Ba...