浮 き 世 - 03

542 61 1
                                    

💌 Chapter ini mungkin agak memusingkan dan berat :) 💌

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

💌 Chapter ini mungkin agak memusingkan dan berat :) 💌
.

Walau yang Vote cuma 10 orang tetap kulanjut kok🤏🏻👾
.

Chapter 3 : Lanjut atau Mundur?
💌Vote dan Komen Kaka💌
Happy Reading
Typo Bertebaran!

.
.
.

Terhitung sudah 30 menit, Kana duduk berhadapan dengan Hanan dan Gafi diselimuti dengan keheningan. Tak ada satupun yang berbicara satu kata pun. Gafi hanya sibuk dengan handphonenya, dan Kana terlalu takut untuk memulai pembicaraan. Hanan yang menjadi penengah antara dua saudara itu hanya mendesah pasrah tak tau melakukan apapun.

“Ekhm...“ Hanan berdehem memecah keheningan berhasil menarik perhatian kedua orang disebelahnya. Hanan tersenyum kikuk, menoleh ke arah Gafi yang menatapnya datar.

“Gaf, tuh anaknya udah ada di depan lo!“ ujar Hanan. Gafi mengalihkan pandangannya ke arah Kana. Helaan nafas pelan terdengar.

Tatapannya kini beralih ke arah meja, tepatnya ke arah tumpukan kertas. Matanya memicing memastikan sesuatu. “Kenapa lo cari informasi tentang kasus 20 tahun yang lalu?“ tanya Gafi dengan tatapan datarnya.

Kana mengikuti arah pandang Gafi di meja. Kakaknya itu punya penglihatan yang lebih tajam. Kana bersitatap dengan Hanan, mereka tak bisa mengontrol wajah panik saat Gafi melihat tumpukan berkas itu.

“Itu dokumen lama kak. Tadi gue sama kak Hanan habis beres-beres, terus nemu artikel sama jurnal terkait kasus ini” Jawabnya mencoba untuk tenang, sembari membereskan dokumen di meja dan memindahkannya sebelum Gafi melihat lebih lanjut.

Namun dugaan Kana salah, Gafi sudah mencurigai hal tak beres darinya. “Benarkah? Lalu, lo darimana? Gue telpon gak diangkat. Bahkan, chat gue gak lo bales” Pertanyaan runtut Gafi membuat Kana memutar otak lagi.

“Itu anu—” Pikiran Kana buntu menjawab.

Tangannya bersedekap didada, pertanyaan Gafi butuh jawaban. Tapi, Kana tak menjawab satupun pertanyaannya “Ngapain di rumah tuan Kenzo Madhava?“

Gafi memang diluar prediksi. Kana lupa bahwa Gafi punya koneksi dan mengawasi nya. Kana menatap Hanan yang nampak bingung dengan situasi menegangkan ini.

Hanan beralih menatap Gafi, “Gaf, gue yang suruh Kana kesana” Jawab Hanan membuat Kana mengernyit bingung.

“Gue—” Hanan meneguk ludah kasar saat melihat Gafi dengan tatapan intimidasinya, “Gue nyuruh Kana patroli tadi siang, dan menugaskannya kesana.“ Hanan tersenyum bodoh. Alasannya memang masuk akal, tapi Kana merasa Hanan terlihat panik di hadapan Gafi.

Hening menyelimuti hingga Gafi mengangguk pelan, melihat Kana yang masih setia menunduk “Jangan berurusan dengan mereka!“

Kana mendongak, “Emang kenapa?“ Kana bertanya penasaran

 U K I Y O (Vkook Brothership) ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang