Seperti biasanya

74 56 28
                                        

Hai, ketemu lagi nih, semoga kalian tetep suka ya sama cerita nya. Thor juga Nerima saran dan kritik kok, soalnya kan pasti ada salah nya.

Jangan lupa untuk vote, komen dan follow agar kalian bisa dapat info terbaru dari cerita Keya, dan follow juga akun medsos di bawah ini :

Ig || : @tulisansastra_ku
@key_latifa.
Tiktok || : @tulisansastraku

Happy Reading

«────── « ⋅ʚ♡ɞ⋅ » ──────»

El merasa Keya benar-benar orang aneh, sudah tau tangannya terluka sampai seperti itu, tapi tetap memaksa dirinya untuk mencuci piring dan melakukan semua pekerjaan rumah. El selalu bertanya-tanya, kenapa neneknya terlalu kasar, bahkan melakukan kekerasan fisik terhadap nya.

•••

Keesokan harinya, ini hari Sabtu di mana sekolah libur. Keya bangun pukul 4.45 pagi, mandi dan sholat subuh kemudian membersihkan karpet tempat ia tidur dan pergi menyapu. Udara pagi terasa sangat segar, kicauan burung di pohon terdengar menenangkan, Keya berdiri di teras sembari melihat sekitar, mengangumi indahnya pemandangan sekitar dengan senyum tipis tersungging di bibirnya. Warna merah keunguan di sudut bibirnya belum hilang, dan luka di tangannya yang di balut kasa.

PLAKK!!

Benda melayang, tepat mengenai kepalanya spatula yang di gunakan untuk menggoreng jatuh ke lantai, rambut Keya dipenuhi dengan nasi. Rasanya sangat menyakitkan, ia menunduk kesakitan akibat pukulan itu.

"CEPETAN!!, TINGGAL NYAPU AJA LAMA BANGET PAKE ACARA NGELAMUN SEGALA?! CEPAT SAPU LANTAI NYA!!!", teriak wanita paruh baya, tentu saja itu nenek nya.

Keya dengan cepat bergegas menyapu, ruang tamu, halaman dan seisi rumah meskipun sembari menahan sakit di kepalanya yang tak tertahankan. Matanya mengerjap ringan, menahan diri agar air mata tidak mengalir bebas melalui pipinya, tapi ia gagal. Setetes cairan bening jatuh ke lantai, yang semakin lama perlahan semakin deras.

"Kenapa harus di lempar sih?, padahal kan...ah sudahlah", batin nya, mencoba tidak mengeluarkan isak tangis agar tidak mengundang amarah dari neneknya yang ada di dapur.

Keya menyapu dengan detail, mencoba agar tidak ada satupun debu atau sampah yang tertinggal, sementara ia menyapu, semua orang sudah sarapan dengan nasi goreng. Aroma sedap menyebar ke seluruh rumah, Keya yang belum makan sejak kemarin malam merasakan perutnya terasa panas dan keroncongan. Tak lama, ia selesai dan segera mengambil piring bersiap untuk makan, namun saat ia membuka penutup nasi yang ada di meja makan, ekspresi wajahnya seketika berubah. Tidak ada sebutir nasi pun di sana, hanya piring kotor, namun ia berusaha berfikir positif mungkin ada di wajan. Jadi ia berjalan ke dapur, melihat ke arah wajan yang nampak kosong, hanya ada beberapa butir nasi di sana. Lalu ia berjalan kembali ke meja makan, membuka magic com, tapi tetap saja, tidak ada nasi, lalu di mana nasi goreng nya?.

Keya masih mencoba berfikir positif, jadi membuka rak dan melihat kotak yang ada di dalam. Tapi tidak ada apapun, semua telah ia cari tidak ada nasi ataupun lauk dimana pun.

"Mak...nasi goreng nya mana?, aku mau sarapan", katanya pelan.

"Udah habis, tadi Hasbi makan dua piring harusnya yang satu tadi jatahmu, tapi yaudah lah ku suruh aja makan sekalian, katanya laper dari kemaren belum makan", kata wanita paruh baya itu dengan santai.

Eternal WoundsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang