Bagian 10

10 2 0
                                    


Dear tulip:
'karena dia, aku
menyukai mu'

~sabrina~

______________________________________
_______
_

"Btw sab, kok bisa kepala lo sampai luka parah gitu?" Tanya Reynard.

Diam, mereka bertiga terdiam mendengar pertanyaan dari Reynard. Mereka melirik satu sama lain berharap ada yang bisa menjawab pertanyaannya.

"O-oh itu, gua jatuh dari tangga semalam." bohong Sabrina.

Reynard yang mendengar jawaban tersebut hanya mengangguk pertanda bahwa ia percaya.

"Huh untung saja..." Batinnya sabrina.

Setalah beberapa saat mereka mengobrol-mengobrol ringan, akhirnya Zayn dan Reynard pun memutuskan untuk berpamitan.

Sebenarnya Reynard enggan untuk keluar dari ruangan inap tersebut, tetapi paksaan sang kakak itu pun dengan beralasan 'biarkan dia istirahat, kita terlalu lama mengganggu jadwal istirahatnya' begitulah seterusnya mereka akhirnya menghilang dari pandangan kedua perempuan itu.

"Jadi lo pilih yang mana?" Tanya Zyra setelah menoleh kembali kearah sabrina.

"Apanya?" Bingung Sabrina.

"Ck, masa lo gitu aja ngga ngerti, dasar aneh..." kesal zyra.

"Aneh-aneh gini juga temen lo." Jawab Sabrina memutar bola matanya.

"Duh iya lagi..." Jawab zyra.

"Kenapa lo? nyesel?" Tanya sabrina sinis.

"Engga lah, geseran lo gua mau tidur disini" ucap zyra sambil menaiki tempat tidur rumah sakit itu.

Mereka akhirnya memutuskan untuk tidur, untungnya tempat tidur itu lumayan cukup lebar untuk ditiduri oleh dua orang.

Sampai tak terasa siang hari pun berganti dengan sore, zyra terbangun mendengar suara pintu ruangan terbuka.

Ia menolehkan kepalanya ke arah pintu, ia mengerjabkan matanya karena belum sepenuhnya sadar. ia pun pada akhirnya memilih duduk untuk mengembalikan kesadarannya.

"Loh kenapa?" Tanya Zyra heran kepada 'orang itu' setelah menyadari siapa yang datang.

"Bunga tulip" jawab spontan 'orang itu' dan berjalan kearah vas bunga yang berada di atas meja disamping tempat tidur, ia meletakkan beberapa tangkai disana.

"Thank you..." Ucap zyra tersenyum lebar.

Dan 'orang itu' hanya menganggukkan kepalanya. setelah melakukan hal tersebut, ia langsung menghilang dari hadapan zyra.

Setelah beberapa saat Zyra melamun menatap kearah pintu ruangan itu, tiba-tiba ia melirik kearah jam di dinding.

Ia mengeryit heran, bukankah orang tuanya ingin mengunjungi Sabrina siang tadi? tapi ini sudah sore hari dan mereka sama sekali belum datang juga.

Zyra yang kebingungan pun akhirnya memutuskan untuk menghubungi sang mama, setelah menunggu beberapa detik akhirnya ada jawaban dari seberang.

Mengapa Senja?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang