"Sunset begitu indah, walaupun sebentar,tapi keindahannya itu membekas di ingatan."
______________________________________
_______
__Hari ini adalah weekend, awalnya zyra mengajak Sabrina untuk pergi ke mall untuk berbelanja, tetapi sang papa malah ingin mengajak mereka ke pantai bersama dengan keluarga katanya.
Setelah sore hari, mereka pun bersiap-siap. setelah selesai, sabrina pun turun kelantai satu dan menghampiri zyraa dan keluarganya itu. Setelah semuanya bersiap, mereka melangkah menuju pintu utama.
Mereka pergi dengan menggunakan dua mobil. Mama, papanya zyra bersama, sedang Sabrina, zyra dan naren pisah mobil dengan kedua orang tuanya itu.
Dalam perjalanan, tak ada yang begitu spesial, hanya saja agak sedikit berisik karena pertengkaran-pertengkaran kecil yang disebabkan oleh kedua kakak beradik itu.
"Ck, gua mau dj koplo."
"Ngga bisa gitu lah, gua mau lagu galau."
"Galau mulu lo, kaya punya pacar aja."
"Ck, galau lebih menantang."
Ya, begitulah perdebatan-perdebatan kecil diantara mereka di dalam mobil saat ini yang meributkan musik apa yang ingin mereka hidupkan untuk menemani mereka selama dalam perjalanan. Sabrina pun hanya memilih untuk abai dan pandangannya terfokus kepada jalanan.
Setelah sampai di pantai, mereka pun turun dari mobil. Sabrina dan zyra yang sudah merasa tidak sabar untuk segera menyentuh air laut itu pun, mereka tak pikir panjang dan segera berlari masuk kedalam air.
Papa, mama, dan naren yang melihat hal itu, ingin menegur tapi keduanya sedang terlihat begitu bahagia, jadi mereka memilih untuk memperingatkan kepada mereka hal-hal kecil supaya keduanya tidak teledor dan berjalan terlalu jauh saja.
"Gimana hubungan lo sama Reynard?" Tanya Zyra tiba-tiba.
"Gimana apanya? Gua ngga punya hubungan apa-apa sama dia." Jelasnya.
"Ck, lo kenapa ngga peka banget deh jadi perempuan? dia tuh udah nunjukin secara terang-terangan kalo dia suka sama lo." Ujar zyra sedikit frustasi.
"Ra, kita kenal sama Reynard itu belum lama ini, lo serius jodoh-jodohin gua sama orang yang sama sekali kita belum tau wataknya gimana?" Tanya sabrina sambil mengerutkan keningnya.
"Ya engga gitu na, gua cuma nanya sama lo, lagian gua kan dukungnya tuh lo sama si tukang tulip lah." Jelas zyra.
"Kenapa jadi lari ke dia? lo kan awalnya bahas rey, kan?" Kesal Sabrina.
"Loh, gua cuma ngingetin lo kalo ada calon yang udah jelas-jelas baik, tanpa kehadiran dia pun, dia tetap bisa bikin lo bahagia, apalagi kalo dia ada disamping lo coba? menurut gua dia yang terbaik dari yang baik." Jelas zyra panjang lebar.
"Lo mending ngurusin masalah percintaan lo sendiri deh daripada ngeributin masalah ginian, gua ngga tertarik sama sekali, Ra."
"Gua mah bakal dapet sendiri nanti."
"Lo kira gua ngga bisa dapet sendiri?" Sabrina frustasi.
"Lo tuh harus didorong dulu baru mau gerak."
"Ngapain pake dorong-dorong gua segala? Kalo gua jatuh gimana?"
Terjadi perdebatan diantara dua sahabat yang kini sudah merangkap sebagai saudara itu.
Mereka ini sangat sering berdebat hal-hal kecil seperti ini. bukan bertengkar, tapi lebih tepatnya mereka memperdebatkan pemikiran mereka yang sangat bertolak belakang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mengapa Senja?
Teen Fiction"Mengapa Senja?" "Indah." Jawabnya seadanya sambil terus menatap kearah langit. "Malam juga ngga kalah indah dan yang pasti lebih lama, sedangkan sunset? cuma sebentar, jadi bikin bahagianya juga sebentar." Suara itu kembali menggeluarkan opini nya...