KZ » 07

164 67 292
                                    

Happy Reading

Plak!

"Lain kali jaga ucapanmu sebelum bicara Zera, begini kah almarhum mama mu mendidik cara bicaramu?" marah Ella.

"Disini tidak ada mama bi, kalau bibi mau ada mama maka bibi harus menyusul mama," jawab Zera.

Zera menghempaskan rambutnya dan pergi dari hadapan semua orang yang ada di sana menuju kamar miliknya sendiri.

kafka ikut bangkit dari duduknya, dan membisikkan sesuatu ke asistennya, asistennya membawa Kafka pergi menuju kamar Zera, Abraham dan Ella hanya bisa menatap kepergian mereka tanpa mencegah sekalipun.

Zera yang masih berjalan menuju kamarnya terkejut saat seseorang menarik lengan tangannya, ia menoleh ke belakang ternyata asisten Kafka yang menarik tangannya.

Kafka berjalan dan mensejajarkan tubuhnya dengan tubuh Zera di bantu dengan asistennya, "Apa alasanmu menolak pernikahan ini, hmm?" tanya Kafka.

"Karna aku tidak menyukai mu, aku tidak mungkin menikah dengan laki laki yang tidak aku cintai, aku akan menikah dengan laki laki yang aku cintai!" jawab Zera dengan nada yang sedikit ia tinggikan.

"Zera, kamu pikir kamu bisa menikahi orang lain selain saya? Paman mu sudah berjanji akan menikahkan kita, sampai kapan pun kamu tetap menjadi istri saya," tegas Kafka.

"Kamu tidak tau tentang video yang beredar saat ini? Aku sudah pernah tidur sama laki laki yang ada di video itu, apa kamu mau menikahi perempuan yang sudah tidak perawan lagi?" Zera berusaha berbohong agar ia tidak menikah dengan laki laki yang ada di hadapannya ini.

Tangan Kafka terkepal, ia memukul dinding rumah Abraham yang membuat Zera sedikit merasa takut.

Kafka diam mencari keberadaan Zera, tangannya terangkat dan mencengkram leher Zera, membawanya mepet ke dinding.

Zera terkejut dan langsung berusaha mendorong tubuh Kafka sekuat tenaga namun itu tidak berhasil.

Tangisan Zera pecah, suaranya terdengar hingga ke seluruh ruangan, asisten Kafka terkejut saat melihat Kafka mencengkram leher Zera, dengan cepat asistennya menarik tubuh Kafka untuk menjauh dari Zera.

"Tuan kamu bisa membunuhnya," ujar asisten itu, Kafka langsung melepas cengkraman tangannya dari leher Zera.

Zera terperosot ke bawah, ia merasa takut dengan laki laki yang ada di hadapannya ini, ia menangis sejadi jadinya memegang lehernya yang baru saja di cekik oleh Kafka.

Asisten Kafka membawanya pergi dari hadapan Zera, orang orang yang menatap ke arah Kafka hanya bisa diam dan menunduk.

"T-tuan apa anda baik baik saja?" tanya Abraham yang merasa takut.

Kafka diam tidak menanggapi begitu juga dengan asistennya, "Saya akan pulang, saya harap kalian menunggu kabar dari saya nantinya," ucap Kafka dan kembali berjalan dengan asistennya yang selalu berada di sampingnya.

Abraham berjalan mengikuti Kafka dari belakang menuju ke halaman rumahnya, mereka melihat kepergian Kafka dari rumahnya.

"Pah, kenapa waktu Zera berteriak kita tidak langsung melihatnya?" tanya Vanesya yang baru saja muncul di halaman rumah.

"Kita tidak bisa ikut campur urusan mereka berdua Van, bisa bisa tuan muda Kafka marah besar," jawab Abraham sambil berjalan masuk ke dalam rumahnya kembali.

_🕷_

Di mansion Kafka duduk di sofa dengan termenung, asistennya tengah sibuk mengacaukan stasiun televisi dan menghentikan semua berita tentang keponakan Abraham.

KAFKA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang