KZ » 01

306 91 208
                                    

Happy Reading

Di malam hujan yang cukup deras membasahi seluruh jalanan kota, terdapat seorang pria yang tengah terkulai lemas dengan darah yang bercucuran di jalanan, ia menahan rasa sakit yang bersarang di tubuhnya, pria itu adalah Kafka Alastair Rilley seorang pemimpin mafia dan pengusaha besar.

Tidak lama kemudian datang beberapa orang dan berjalan menghampiri Kafka yanh tengah terduduk lemas.

"Mau lari kemana lagi? Kafka malam ini kau harus mati!" ucap salah satu pria yang berada di sana.

"Benar apa yang mereka katakan tentang Detro Mafia, kalian semua lemah menyerang saya dengan cara seperti ini? Kalian pikir akan berhasil?" ucap Kafka tenang sambil menahan sakit.

"Hahaha, racun yang aku berikan sudah beraksi ternyata, kau sudah membunuh atasan kami dan sekarang kami yang akan membunuh kau," jelas salah satu pria itu.

"Atasan kalian itu seorang pengecut, dia melakukan bisnis yang sudah membuat kami rugi besar, dia juga sudah berhutang banyak sama saya, tentu saja saya harus meminta uang itu!" kata Kafka dan berusaha bangkit dari duduknya dengan darah yang mengalir keluar dari perutnya.

"Kami tidak perduli tentang ucapanmu itu, kau harus mati malam ini Kafka!" bentak pria itu.

Mereka langsung mengelilingi Kafka dengan senjata tajam yang sudah mereka pegang.

Zera yang baru saja pulang dan berjalan di jalan yang terdapat para pria itu langsung berhenti dan memperhatikan mereka.

"Pe-pembunuhan?" gumam Zera dengan mata yang melirik ke arah senjata tajam yang mereka bawa.

Zera memberanikan diri dan berjalan maju beberapa langkah sebelum berteriak, "Woi, jangan berani main kroyokan deh kalian, lawan aku sini!" teriak Zera sambil menunjukkan kepalan tangannya.

"Hei gadis songong gausah bercanda sama kami, pergi dari sini atau kamu akan bernasip sama seperti dia," ucap pria itu.

"Kalau aku gamau pergi kalian mau apa? Sini maju lawan aku," ucap Zera.

"Sudah bosan hidup?" pria itu berjalan mendekat ke arah Zera yang sudah merasa ketakutan.

Kafka yang merasa bahwa mereka tidak memperhatikannya dengan setengah langkah berjalan ia pergi dari tempat itu mencari tempat persembunyiannya.

Zera yang melirik ke arah Kafka yang sudah berjalan pergi ia pun ikut pergi dari tempat tersebut.

"BOS!" panggil salah satu dari mereka.

Pria yang di panggil bos itu menoleh ke belakang

"Dia lari bos," ucap nya saat melihat keberadaan Kafka yang sudah menghilang dari tempat.

"Bodoh, kenapa kalian bisa kehilangan dia pergi cari!" suruh pria itu dan mereka pun mulai pergi mencari keberadaan Kafka.

Zera berhenti di semak belukar agar menghilangkan jejak nya, "Aduh cape juga lari malam malam begini." gumam Zera.

Zera mendengar suara ringisan seseorang dari dalam semak belukar, ia merinding dan melirik ke arah sekitar yang memang sangat gelap.

"Aduh mama tolong anak mu ini," ucap Zera pelan namun dia penasaran dengan suara itu, dengan perlahan tapi pasti Zera mendekat ke arah suara yang ia dengar.

Ia membuka jalan semak semak dan mendapati seorang laki laki yang tengah terduduk lemas dengan darah yang sudah mengalir di tangannya.

Zera menutup mulutnya menggunakan tangannya dan mendekat ke arah laki laki itu, "Astaga bukannya kamu yang tadi di kepung sama-" Zera menghentikan ucapannya saat melihat mata Kafka terbuka yang hanya menampilkan bola mata berwarna putih menyeluruh.

KAFKA [Hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang