part6

5.6K 471 97
                                    

Di sekolah Haechan terlihat diam dengan memperhatikan kedekatan Mark serta Renjun membuatnya jadi semakin yakin, jika benar Mark menyukai sepupunya.

"Kalian nanti malam jadi ikut ke pesta ulang tahun daddyku kan?" tanya Jeno dan semuanya menganggukkan kepalanya kecuali Haechan.

Haechan tentu diam karena dia memang tidak diajak dan tidak tahu, ibunya saja tidak mengajaknya bagaimana mungkin temannya bisa mengajaknya.

"Haechan kau akan datang bukan, secara kau kekasihnya Mark Hyung, kesempatan untuk bertemu daddy Jae dan bubu Tae. Mark Hyung kan belum pernah mengenalkanmu." ucap Jaemin dengan senyum menggoda jahil.

Tapi Haechan hanya diam dengan wajah berpikirnya, "Aku tidak diajak, Mark Hyung tidak memberitahuku apapun."

Ucapan Haechan membuat semuanya terdiam di meja itu, "Jangan bercanda Haechan, Injun saja dia tahu lebih dulu daripada kita, bagaimana kau bisa tidak diajak oleh Mark Hyung."

"Itu Injun bukan aku dan aku tidak berbohong, mungkin Mark Hyung lupa." ucap Haechan dengan tersenyum, dia benar-benar berusaha mengabaikan rasa sakitnya.

"Iya aku lupa, maafkan aku dan ini undangan untukmu." Mark menyerahkan undangannya dengan wajah datar tanpa rasa bersalah karena memberitahu kekasihnya yang paling akhir dan Haechan terima dengan senang hati.

"Terima kasih Mark Hyung." Haechan terlihat senang tapi tak lama dia memasang wajahnya sedih. "Tapi aku tidak bisa datang maafkan aku Mark Hyung, karena mae menyuruhku untuk ke restoran dia memberi perintah mengawasi para pegawai."

"Sayang sekali, tidak apa-apa Haechan kerjakan dengan baik perintah maemu." ucap Mark dengan lembut dan Haechan menganggukkan kepalanya mengerti.

Lalu Haechan mengeluarkan sebuah kotak berwarna hitam yang diberikan pada Mark dan membuat Mark bertanya itu kotak apa, "Ini hadiah untuk ayah Mark hyung, serta permohonan maaf dariku tidak bisa datang. Sebenarnya aku sudah tahu jika malam nanti ayah Mark Hyung akan mengadakan pesta ulang tahun serta peresmian perusahaan, aku tahu dari Mae."

Mark terlihat terkejut karena tidak menyangka Haechan sudah menyiapkan kado untuk ayahnya padahal dia lupa untuk mengundang kekasihnya itu.

Haechan sendiri setelah pulang dari butik dia langsung keluar kembali untuk mencari hadiah sederhana untuk ayah kekasihnya itu.

"Terima kasih Haechan, aku akan memberikannya pada Daddy." ucap Mark dengan tersenyum tipis, membuat Haechan sangat senang karena dia bisa melihat senyum Mark walaupun sangat tipis, itu saja sudah membuatnya sangat bahagia.

"Terima kasih Hyung, dan katakan pada ayah Hyung aku minta maaf jika hadiahnya bukan hadiah yang mewah tapi aku tulus memberikannya dan berdoa dia mendapatkan banyak hal baik dalam hidupnya." ucap Haechan dengan lembut dan tersenyum hangat.

Senyum itu sangat Mark sukai, dan Mark membalasnya dengan tipis, "Daddy menerima semua pemberian yang diberikan dengan tulus."

Setelah pembicaraan itu mereka bersikap seperti biasa, meskipun tanpa semua sadari Haechan merasa jika dia tersakiti sendiri di lingkup pertemanannya, dia hanya bisa memasang wajah berpura-pura bodohnya.

Dan setiap pulang sekolah tentu dia akan melihat Mark yang mengantarkan Renjun pulang, dia memperlakukan Renjun begitu baik membuatnya sangat iri. Tapi tak lama Haechan menggelengkan kepalanya, dia tidak boleh iri dan harus sadar karena Mark memang menyukai Renjun, kapan-kapan jika hatinya sudah siap dan ada waktu Haechan akan bertanya pada soal hubungan mereka dan kenapa dia memilihnya untuk menjadi pacarnya.

Setelah itu Haechan mengayuh sepedanya dan berangkat menuju restoran milik ibunya, dia juga sudah memutuskan untuk berhenti di cafe tempat dia bekerja karena ibunya memberi pekerjaan di sana, dia juga mendapat uang tambahan yang hasilnya lebih banyak dari penghasilannya bekerja di cafe tapi pemilik cafe mengatakan jika dia tetap boleh bekerja di sana suatu hari nanti jika ibunya sudah menyuruhnya untuk berhenti.

Feeling HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang