part14

6.5K 619 157
                                    

Haechan naik taksi untuk sampai di rumah Renjun dia tidak tahu kenapa dia memilih rumah sepupunya itu seharusnya dia mencari Mark di rumahnya, bukan rumah Renjun tapi hatinya berkata lain.

Beberapa menit akhirnya Haechan sampai langkahnya tergesa-gesa dengan emosi yang berada di ubun-ubun, peluh dan napasnya terlihat memburu hingga dia sampai di rumah Renjun, masuk ke dalam tanpa permisi dan kebetulan juga semua temannya ada di sana untuk menenangkan Renjun yang menangis di pelukan kekasihnya.

Semuanya terkejut akan kedatangannya, lalu Haechan menarik paksa Renjun untuk lepas dari pelukan Mark lalu menampar pipinya begitu kuat dan membuat semuanya lebih terkejut, Haechan itu sangat sayang dengan Renjun, bahkan saat Renjun memonopoli Mark dia tidak pernah marah, tapi ada hal apa hingga Haechan justru berani menamparnya.

"Apa yang kau lakukan! Kenapa kau menamparnya?" Mark tentu marah dan Renjun yang bingung dengan menahan sakit di pipinya.

"Diam Hyung!" Haechan terlihat penuh emosi, sampai membuat Mark terkejut karena melihat Haechan begitu emosi padahal kekasihnya tidak pernah seperti itu.

"Kenapa kau menamparku, Haechannie?" tanya Renjun yang syok.

"Haechan ada apa, kenapa kau menampar Renjun?" ibu Renjun terlihat tidak terima, tapi Haechan mana peduli karena dia sudah lelah. Ada keluarga Mark juga di sana yang juga terlihat terkejut karena menurut mereka Haechan itu anak yang baik, tapi apa yang terjadi sekarang.

"Aku hanya ingin sekali menamparmu Renjun untuk seluruh rasa sakit hatiku karena kau mencoba merebut kekasihku." ucap Haechan begitu dingin dan membuat semuanya terdiam, orang tua Mark bingung siapa yang dimaksud kekasih Haechan, "Sekarang jawab pertanyaanku, apa benar kau hamil dan Guanlin Hyung tidak mau bertanggung jawab?"

Renjun mengangguk kepalanya, dengan wajah sedihnya mengabaikan pipinya yang sakit karena ditampar oleh Haechan, "Iya Guanlin menolakku."

"Terakhir apa benar Mark Hyung yang akan bertanggung jawab untuk bayimu?" tanya Haechan lirih.

Renjun terdiam begitu pun semuanya, "Haechan bisa aku jelaskan, Mark Hyung memang berniat seperti itu tapi aku menolak. Aku tidak mau menyakitimu tapi keluarga memaksa, aku tidak punya pilihan lain, bayiku butuh seorang ayah."

"Lantas bagaimana dengan diriku Renjun? Kau mengatakan tidak ingin menyakitiku tapi kau tidak bisa memperjuangkan apa yang menjadi milikku, itu sama saja kau menyakitiku secara tidak langsung. Kau tahu selama aku hidup aku selalu merasa iri denganmu, kau dicintai oleh banyak orang termasuk orang tuaku, lalu terakhir Mark Hyung, kekasihku! Apa kau tidak cukup mengambil semuanya, kau sudah sangat sempurna, mengapa kau berniat mengambil Mark Hyung dariku? Katakan padaku Renjun! Kau tidak kasihan padaku. " Haechan sangat marah, Renjun menundukkan kepalanya dan Taeyong serta Jaehyun terlihat terkejut saat tahu jika Haechan adalah kekasih anaknya selama ini, jadi ternyata bukan hanya seorang teman.

"Maafkan aku Haechan." Renjun menangis pelan dan benar-benar merasa bersalah dengan sepupunya itu.

"Mark Hyung hanya mencintai Renjun, Haechan. Dia tidak pernah memiliki perasaan padamu, dia menerimamu sebagai kekasihnya karena Renjun yang menyuruh, karena Renjun tahu kau sangat mencintai Mark Hyung. Bukankah, sebuah perasaan tidak bisa dipaksakan?" ucap Jeno yang buka suara serta langsung menghantam telak isi hati Haechan, jadi semuanya benar jika dia tidak pernah dicintai.

Haechan menatap semuanya dengan tatapan terluka dan hancurnya, "Iya cinta tidak bisa dipaksakan, tapi apa kalian senang dengan mempermainkan perasaanku, membuat diriku seperti orang bodoh yang mencintai seseorang dengan sepihak serta penuh rasa tulus, apa ini balasan untukku, apa salahku pada kalian semuanya?"

Lalu Haechan menatap Mark dengan tatapan terluka, "Hyung, kenapa kau menerimaku atas dasar paksaan orang lain? Jika kau tidak mencintaiku seharusnya kau tolak sedari awal, daripada aku mengetahui kenyataan pahit ini, rasanya sakit Hyung."

Feeling HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang