part11

4.7K 439 60
                                    

Di pagi harinya, Haechan yang terbangun lebih dulu dan melihat Mark yang memeluknya erat menjadikannya sepertinya guling.

"Hyung lepaskan aku, aku tidak bisa bernapas." ucap Haechan berusaha melepaskan pelukannya.

"Ini masih pagi Haechan, tidurlah." ucap Mark masih menutup mata, dan tetap memeluk Haechan.

"Iya Hyung, tapi aku harus pulang untuk berganti seragam, aku harus sekolah." rengek Haechan.

Akhirnya Mark melepaskan pelukannya, dia membuka matanya meskipun masih terlihat sangat mengantuk, "Berangkat pagi sekali. Di lemariku ada seragam Renjun, yang dia tinggal di sini jika dia menginap, kau bisa menggunakannya daripada pulang."

Ucapan Mark membuat Haechan terdiam, dia berpikir memang benar jika sepupunya sangat dekat dengan Mark, Renjun bahkan sering menginap di apartemennya sedangkan dirinya sama sekali baru hari ini menginap di tempat Mark.

"Tidak mau Hyung, aku ingin pulang saja." tolak Haechan cepat.

"Iya, baiklah aku akan cuci muka dulu lalu mengantarmu." Mark bangun dan berjalan menuju kamar mandinya.

"Tidak perlu Hyung, aku akan pulang sendiri." tolak Haechan, ingat dia tidak boleh merepotkan Mark.

"Tidak aku akan mengantarmu jadi diam di sini dan tunggu aku." ucap Mark muntlak.

"Iya baiklah Hyung." pasrah Haechan, lalu dia diam sambil menunggu Mark.

Tak lama kekasihnya itu keluar dengan wajah yang lebih segar, "Mandilah dulu aku akan meminjamimu kaosku."

Lalu Haechan segera berlari kecil masuk ke  kamar mandi untuk mandi serta membersihkan dirinya agar nanti dia tidak perlu mandi lagi di rumahnya dan segera berangkat ke sekolahnya, baginya ini pagi terbaik dalam hidupnya karena saat bangun dia melihat wajah tampan Mark untuk pertama kalinya.

Mark mengetuk pelan pintu kamar mandinya, "Haechan kau sudah selesai?"

"Sudah Hyung," jawabnya dengan berteriak, lalu Mark membuka pintu kamar mandi sedikit dengan tangannya yang menyodorkan kaosnya yang langsung Haechan terima, "Terima kasih Hyung."

Haechan langsung memakai kaos berwarna hitam itu dan dia sangat yakin itu milik Mark bukan milik Renjun karena sepupunya itu lebih suka warna cerah beda jika dengan Mark yang lebih suka warna gelap jadi tentu kaos itu milik Mark.

Selesai berpakaian Haechan segera keluar, "Hyung aku sudah selesai, ayo antarkan aku pulang katanya ingin mengantarku?"

Saat melihat rambut Haechan yang basah membuat Mark masuk kembali ke dalam kamar mandi, lalu keluar dan mengeringkan rambut Haechan yang basah, "Kenapa kau tidak mengeringkannya dengan baik? Kemarin hujannya deras sampai pagi, pasti cuaca sedang dingin kau bisa demam nanti."

"Maaf Hyung." cicitnya pelan dan menunduk.

Mark tidak berbicara apapun dan terus mengeringkan rambut Haechan hingga benar-benar lebih kering dari yang tadi, "Sudah selesai. Tunggu di depan aku akan mengambil kunci mobilku dulu."

Haechan menganggukkan kepalanya, lalu menunggu Mark tak lama kekasihnya itu keluar dengan menenteng hodie berwarna putih, yang tiba-tiba saja langsung dia pakaikan.

Haechan diam dengan pikiran kosongnya karena terkejut dengan tindakan Mark yang baik serta benar-benar seperti kekasihnya, "Kau akan hangat, tunggu sebentar aku akan mengobati lukamu lagi."

Mark pergi lagi  untuk membawakan salep lukanya, lalu mengobati luka memar Haechan dan akhirnya dia bisa mendengar Haechan yang meringis sakit karena dia tidak sengaja menekannya, "Maaf."

Feeling HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang