part13

5.9K 521 118
                                    

Setelah kejadian itu Haechan lebih memilih menghindari Mark dan semuanya, entah mengapa dia ingin menenangkan dirinya terlebih dahulu.

"Haechan kenapa kau sering sekali akhir-akhir ini pulang lebih awal?" tanya Jaemin penasaran saat ini mereka sedang berada di kantin dan makan seperti biasa dengan para kekasihnya.

"Aku harus bekerja, ya bagaimana lagi aku anak yang baik pada orang tuanya jadi aku membantu mereka." Haechan tertawa kecil. "Lagipula Mark Hyung juga tidak akan memberikanku tumpangan bukan, bercanda Hyung."

Mark hanya menatap datar sama sekali tidak menunjukkan reaksi apapun, benar-benar tidak terbaca.

"Besok semangat kita akan ujian." Renjun dengan senyum ceria.

"Berarti sekarang Renjun ditemani oleh Guanlin Hyung untuk belajarnya, sudah tidak sendirian serta mengganggu Mark Hyung." gurau Jaemin.

"Ah iya." Renjun tersenyum malu.

"Tentu saja, aku akan menemani sayangku belajar." Guanlin tersenyum lalu mengecup pipi Renjun hingga dia bersemu merah malu.

Sedangkan Mark mengepalkan tangannya begitu kuat dengan ekspresi yang dingin, Haechan melihat itu semuanya karena kekasihnya itu tetap masih mencintai sepupunya.

"Lalu kau Mark Hyung, apa kau akan mengajak Haechan untuk belajar bersama?" tanya Jeno dengan menggoda Mark.

"Aku tidak bisa aku sibuk dengan bekerja, dan harus belajar sendiri." tolak Haechan cepat, Mark hanya menatap datar kekasihnya.

"Sayang sekali." ucap Jeno lalu tertawa kecil menggoda kakaknya lagi, "Hyung sesekali habiskan waktu kalian bersama."

"Akan kupikirkan, aku akan menunggu Haechan sampai dia tidak sibuk." ucap Mark datar dan membuat semuanya terkejut karena mereka tahu Mark tidak akan sepeduli itu tapi mengapa kali ini berbeda, sangat aneh.

Setelah makan mereka kembali ke kelas masing-masing dan belajar seperti biasa, tapi Mark sangat menyadari jika Haechan sering menghindarinya, bahkan kekasihnya itu sudah jarang memberinya pesan entah mengapa saat Haechan tidak pernah menanyakan kabarnya dan memberinya pesan, Mark merasa sangat kosong, ditambah Haechan yang menghindarinya, perasaan bersalah itu masih bersarang.

Esok harinya ujian dimulai semua mengerjakan dengan sangat baik serta penuh percaya diri kecuali Haechan yang mengerjakannya dengan santai serta seolah tidak ada semangat hidup, padahal jika nilainya buruk Mark akan memarahi serta mengomelinya panjang lebar, tapi Haechan tidak peduli.

Selama ujian berlangsung semuanya sibuk dengan belajar hingga ujian selesai, semuanya menanti nilai serta Mark yang menunggu pengumuman kelulusan.

Dan hari ini nilai keluar semuanya mendapatkan nilai yang begitu bagus kecuali Haechan, anak itu bahkan terlihat biasa saja padahal biasanya dia akan panik.

"Bagaimana hasil nilaimu?" tanya Mark saat melihat kekasihnya yang keluar dari papan pengumuman.

"Maaf Hyung kurang baik." jawab Haechan seadanya.

Lalu dia merasakan Mark yang menepuk pelan kepalanya, dia bahkan tidak memasang wajah dingin menakutkan sampai membuat Haechan terkejut bukan main, "Tidak apa ujian yang lain kau bisa mencobanya lebih baik."

Haechan menganggukkan kepalanya, "Lalu Hyung, bagaimana ujianmu?"

"Aku lulus dan mendapatkan nilai sempurna." Mark tersenyum senang menceritakannya pada Haechan.

"Aku ikut senang, selamat Hyung. Apa kau setelah ini akan ke Kanada?" ucap Haechan dengan lembut, lalu Mark menganggukkan kepalanya dengan tersenyum senang, "Hyung mau, 'kah kau memelukku?"

Feeling HurtTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang