Part 5

7 1 0
                                    

Suara mami sudah menggema di dalam kamar tidurku sambil membawa satu gayung air di tangannya " KEINAAAAAA BANGUUUN LIHAT JAM KEINA CEPET BANGUN ATAU MAMI BANJUR PAKE AIR " Suaranya naik satu oktaf bukan satu bahkan tiga oktaf aku langsung bangun dari tempat tidurku dan melirik jam " Astaga jam setengah tujuh mami kenapa enggak bangunin kei dari tadi? "

" Telingamu itu loh di pakai kalo tidur jangan kaya kebo makanya mami udah bangunin dari tadi cepet mandi "

Aku bergegas mandi dan memilih baju seragamku secara asal, semalam aku mengerjakan tugas ekonomi sampai jam dua belas malam lalu setelahnya menonton drama korea satu jam aku baru terlelap pukul dua dini hari pantas saja aku tidak mendengar suara apa pun di saat tubuhku sangat lelah. Mami menawarkanku untuk mengendarai mobil pribadi agar lebih cepat sampai sekolah namun aku menolaknya, aku memilih pergi menggunakan sepeda milikku agar lebih cepat sampai dan tidak terjebak macet apalagi ini hari senin aku harus melakukan upacara di dalam lapangan sekolah.

Aku kayuh pedal sepedaku dengan kencang agar aku lekas sampai aku menyalip berbagai kendaraan kendaraan yang sedang macet karena sudah mulai memasuk pukul tujuh pagi. Keringatku sudah bercucuran dari atas hingga bawah aku lap beberapa keringan yang ada di ujung dahi dan juga jidat, aku sampai di warung pak gendut aku menaruh sepedaku secara asal sambil berkata " nitip dulu pak aku telat " pak gendut adalah warung yang biasa aku arthur dan clara nongkrong ketika pulang sekolah. Aku bergegas lari dari warung pak gendut menuju gerbang utama sekolah namun nihil sesampainya aku di gerbang utama pintu gerbang sudah tertutup dengan rapat, tubuhku lemas kakiku meminta istirahat nafasku tak beraturan aku lupa tidak membawa bekal ataupun makan sesendok pun ketika pergi tadi. Satu anggota osis keluar dari gerbang dan menyuruh kami semua yang telat untuk masuk ke dalam lapangan voli untuk dikenai sangsi karena terlambat sampai sekolah.

Sesampainya di lapangan basket anggota osis itu tiba-tiba merazia semua baju anak-anak yang terlambat di sini mengecek bagian panjang rok, baju dan juga kelengkapan atribut, aku merasa aman karena apa yang aku kenakan hari ini sangatlah sopan seperti yang biasa aku pakai. Namun seketika ada tangan yang memegang bagian pantatku sial. Aku terdiam menahan tangis apakah ini yang dinamakan pelecehan seksual? Satu tangannya ia gunakan untuk memotong bagian samping bajuku sambil berkata " bajumu terlalu pendek " semua pasang mata melihat ke arahku seakan mereka tahu apa yang di lakukan oleh anggota osis brengsek barusan. Aku bertanya kepada teman yang di sampingku apakah ada anak lain kena razia bajunya? Tetapi ia berkata tidak ada yang kena selain aku. Lalu ketika ada razia seperti ini kenapa harus cowo yang menjalankan tugas untuk merazia anak perempuan? Semua mulut berbisik satu sama lain. Sampai upacara selesai aku bergegas jalan ke arah kelasku namun ketika ada di koridor sekolah kenapa semua sorot mata mereka melihat ke arahku seakan aku sedang menghibur mereka satu persatu. Clara datang sambil menggenggam tanganku dengan erat dan membawaku ke dalam kelas lalu nalen dan arthur menghampiri kita berdua " Ini jaket gue lo pake ya buat nutupin bagian yang sobeknya " ucap nalen sambil tersenyum hangat. Gue langsung melihat baju bagian samping yang sudah robek sampai atas bahkan baju bagian dalam yang sedang aku kenakan terlihat dengan jelas yaitu berwarna merah. Aku masih teringat jelas sentuhan tangan ini, tangan biadab.

" Lo kenapa kena razia na padahal ini baju yang sering lo pake kan? " ucap arthur dengan penuh tanda tanya

" Guuuu...guuue gaatau kenapa bisa keeena gue gatau gue mau pulang gue malu. Ayo anterin gue pulang...." air mataku keluar begitu saja tanpa aku duga sekalipun, aku tidak bisa melupakan yang barusan terjadi kepadaku. Setelah clara, arthur dan nalen memikirkan ide agar aku bisa keluar dari sekolah satu anak dari kelas lain muncul sambil berkata dengan sangat lantang di depan kelas " Kei anneska ya? Lo yang kena razia bajunya di gunting sama osis? Katanya baju lo biasa aja sih cuman lo nya aja yang enggak bisa menjaga diri sendiri "

What the fuck, apa aku enggak salah dengar barusan? Lalu ini salahku? Bukankah aku sudah berpakaian dengan benar? Namun kenapa semua pasang mata di dalam kelas ini seolah mengejekku dengan penuh tawa? Kecuali clara, arthur dan nalen yang melihatku dengan penuh kekhawatiran. Aku langsung menggebrak meja tulisku sambil berkata " Kenapa harus gue raa kenapa harus gue " ucapku sambil berbisik kepada mereka bertiga. " Gue udah enggak tahan cepet bawa gue keluar dan jangan sampai gue ketemu sama bajingan itu"

Mereka bertiga membawaku ke belakang sekolah di mana ada satu pintu kecil yang biasa di gunakan untuk anak-anak bolos mata pelajaran, aku terus-terusan memukul bagian tubuhku agar terasa sakit, semua kesakitan di dalam kepala kubiarkan berpindah ke fisikku. Sesekali aku menjambak rambutku sambil menangis dalam diam. Nalendra menarikku ke dalam pelukannya sambil berkata dengan lembut " Keina look at me, it's okay for you to cry but don't be alone okay? I'm here if there's something that makes you sick, please tell me. Don't hurt yourself. " aku tidak menjawab perkataan nalen aku hanya bisa menangis untuk saat ini. Setelah pintu kecil itu terbuka aku akhirnya keluar dari sekolah diikuti oleh mereka bertiga yang menjagaku tanpa menanyakan apa yang sudah terjadi padaku hari ini.

Pastinya mereka tahu apa yang terjadi padaku hari ini hanya saja mereka lebih memilih untuk berpura-pura tidak tahu apa pun demi menjaga perasaanku saat ini. " Kalian balik lagi aja ya ke sekolah nanti di cariin guru gue gamau nambah masalah lagi " usulku

" Lo kesini naik apa kei? " tanya nalen

" Naik sepeda, sepeda gue ada di warung pak gendut tadi gue kesiangan soalnya abis nonton drama korea malemnya. Jadi berangkat pakai sepeda biar lebih cepat sampai tapi tetap aja telat dan malah begini...gue mau pulang juga takut di omelin mami " ucapku dengan lemah dan sangat putus asa.

" Kita anterin lo balik nanti sepedanya biar gue yang bawa, lo naik motor gue en nih kuncinya, nanti kita yang jelasin ke mami lo "

" gue setuju sama pendapat arthur, kalo lo belum siap buat jelasin ke mami. Biar kita yang ngomong ke mami kalo lo belum siap. Tenang aja kei kita bakal bantuin lo ko, btw lo udah sarapan? "

" makasih ya nyet, gue udah sarapan kok "

" lo enggak bisa bohong sama gue keina. En anterin dia makan bubur dulu terus bawa balik gue tungguin di gazebo rumahnya dia mami dia jam segini lagi di toko palingan entar gue yang ngabarin mami. Titip monyet ini ya en " ucap clara panjang lebar. Nalendra hanya menganggukan kepalanya sambil mengacungkan jempol tanda kalo dia setuju sama apa yang clara katakan barusan.

Sepertinya mulai hari ini semua kehidupanku berubah, entah murni karena aku ataupun orang-orang di sekitarku atau mereka yang tak mengenalku sekalipun. Aku tidak tahu bagaimana kedepannya namun jika boleh memilih, aku lebih memilih untuk tidak pernah ada hari ini. 

_________________________________________________________

Selamat membaca ya guys✨ terimakasih sudah bersedia membaca sampai sejauh ini, jangan lupa vote dan komen yaaa 🫶

Eunoia ( END ) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang