Endra memilih untuk tidak melanjutkan perjalanan ke lokasi awal yang ia niatkan karena waktu menjelang malam, dan hujan masih saja turun deras
Tepat dilampu merah, endra baru menyadari jika minea tertidur, ia lalu memperhatikan minea yang sedang tertidur itu, lalu membenarkan posisi kepalanya agar tidak terbentur
Endra melihat seorang pedagang keliling dilampu merah yang menawarkan dagangannya disemua mobil motor yang berhenti ditemani hujan yang cukup deras
Tiba saatnya pedagang itu menawarkan dirinya
"Berapa bu harganya?"
"Satunya 10.000 mas"
"Boleh 10 tangkai ya bu"
Ibu itu dengan cekatan mengambil 10 tangkai bunga mawar merah yang dilapisi dengan plastik bening terbungkus seadanya
***
Endra sampai didepan rumah minea, tepat saat itulah minea terbangun
Masih sedikit mengantuk, minea melihat endra memegang bunga di tangannya dengan ekspresi bangga, berbeda dengan minea yang bermuka masam sekaligus bingung
"Ne.., udah sadar kan?"
Minea hanya terdiam masih mencerna keadaan
Endra yang tadinya excited menjadi sedikit down melihat ekspresi minea yang bisa dibilang flat
Sebenarnya minea sedikit pusing karena tidur tidak pada waktu yang seharusnya (sore hari) sehingga ia perlu cukup waktu untuk memproses keadaan sekitarnya begitu juga dengan surprise yang endra persiapkan
Endra yang tadinya akan meletakan bunga yang barusan ia beli ke jok belakang mobil dihentikan pergerakannya oleh minea
"Dah, aku udah sadar sekarang, kamu mau bilang sesuatu kan? Aku pusing dikit tadi jadi lola"
"Kamu sakit?"
"Engga, bukan sakit, kek kamu tau kan kalo habis bangun tidur tuh ya kek gitulah" penjelasan yang sebenarnya bukan penjelasan
"Kamu mau ngasih bunga itu?" Ucap minea sembari membenarkan posisi duduknya agar berhadapan dengan endra
Endra mengangguk dengan ekspresi kembali penuh dengan senyuman
"Tapi ada filosofinya" jelas endra
"Apa tuh?"
"Kamu tadi bilang, aku harus minta maaf seratus ribu kali kan?"
Minea menangguk
"Aku beli satu tangkai bunga ini dengan harga sepuluh ribu dan ditanganku ini ada sepuluh tangkai bunga, jadi sepuluh ribu dikali sepuluh sama dengan seratus ribu, yang artinya bunga ini menjadi perwakilan atas permintaan maafku buat kamu" penjelasan panjang endra diakhiri uluran tangannya yang dipenuhi bunga mawar tersebut
Minea tersenyum, kemudian menerima sepuluh tangkai bunga itu
"Dengan aku menerima bunga ini, walaupun licik sih caranya, tapi karena kamu jaendra mengakui kesalahanmu aku terima permintaan maafmu"
"Gimana udah kaya pidato pidato resmi belum?" Canda minea
Endra tersenyum, lalu menarik satu tangan minea untuk dia genggam
"Makasih ya ne, walaupun nanti aku ga tau gimana kedepannya, aku harap mulai dari detik ini aku mau kita jalani bersama semua keadaan senang sedih kita nantinya, aku bakal percaya sama kamu, aku bakal ngelindungi kamu.." ucapan endra sedikit terhenti
"tapi maaf aku belum yakin kalo aku bisa bahagiain kamu, karena aku masih ada dua wanita lain yang masih jadi prioritas aku, kamu nerima aku dengan keadaan ku saat ini..?" Lanjut endra
"Endra.., jalan kita masih jauh, dengan kamu ungkapin perasaanmu tadi aja udah bikin aku seneng, aku tau posisi kamu, aku juga tau posisi aku, dan aku juga mau jadi prioritas kamu nomer tiga"
"Aku gabakalan mau ya kalo kamu ga ngelindungin dan ngebahagiain ibu kamu sama adel, awas aja"
"Tapi... kalo aku mau jadiin kamu nomer satu orang yang aku andalkan boleh ga ndra?" Lanjut minea
"Aku tau kok, aku masih punya ibu sama ayah, tapi aku ga ngerasain peranan mereka sebagai orang tua aku, perasaan anak yang dilindungi sama orang tua, aku ga merasakan itu, ga ada orang yang bisa aku andalkan, ga ada orang yang .."
Belum selesai dengan kalimatnya, endra segera memotong perkataan minea"Ada aku ne, jadiin aku orang yang paling kamu andalkan, aku akan berusaha semampuku"
Minea tersenyum haru akan perkataan endra tersebut
Setelah saling berkomitmen satu sama lain, endra kemudian menarik nafas dalam-dalam dan mengeluarkannya, menyisir rambutnya dengan jari tangannya dan menggosok tangannya ke wajah
"Huaaa, aku deg degan banget tadi, sumpah ne, jantung aku berasa mau copot" Jelas endra dengan ekspresi tidak menyangkanya
Minea meletakan bunga mawar yang diberikan endra kepangkuannya untuk membebaskan kedua tangannya
Minea melebarkan tangannya kehadapan endra pertanda agar endra memeluknya
Melihat tanda dari minea, antara malu dan mau endra menerima tanda tersebut"Kembali aku ucapkan terimakasih jaendra, you did a really good job... i love you" Sembari memeluk endra dan menepuk-nepuk pelan punggungnya
"Ne.., just remember when you feel alone and feel like you have nothing left, i'll be here just like i promised, i love you too minea"
***
Seperti biasa
Terimakasih ❤️
KAMU SEDANG MEMBACA
Complete Each Other || Jeongwoo x Minji
Fiksi PenggemarPerjalanan romansa Jaendra Baskoro dan Minea Darice Rasyid • Park Jeongwoo x Kim Minji