three

115 16 0
                                    

Kini terlihat sosok Aexel yang sedang melamun menatap danau, yang terlihat begitu tenang. Cahaya matahari pagi menyinari iris mata biru sapphire nya, sehingga membuatnya terlihat sangat indah.

Aexel memejamkan matanya saat angin kencang menerpa wajahnya.

"Cuaca pagi memang sangat nyaman." Gumam Aexel masih menikmati suasana tersebut.

"Membolos?"

Aexel terkejut dan segera membalikan badannya menghadap sang sumber suara dan kemudian senyuman cerah menghiasi wajah gadis itu, saat melihat sosok yang berdiri tak jauh darinya saat ini.

"Remus!" Panggil gadis itu dan segera berlari kecil untuk memeluk pria itu.

Remus awalnya cukup kaget karena Aexel tiba tiba memeluknya, karena jujur saja bahwa ini pertama kalinya Remus dipeluk oleh seorang gadis seperti itu. Namun, Remus segera membalas memeluk gadis itu, mengusap lembut surai pendek sang gadis.

"I miss you!"

"I miss you too, Aexel"

"Why are you here?" Aexel melepaskan pelukannya dan bertanya penasaran pada Remus.

"Seharusnya aku yang bertanya seperti itu kepadamu, Aexel" Ucap Remus memicingkan kedua matanya kearah gadis itu.

Aexel hanya terkekeh dan mengangguk pada pria itu. "Bolos, mungkin? Kau tau aku paling tidak suka jika harus menghadiri kelas Professor Loyd! Dia sangat menyebalkan!"

Remus ikut tertawa dan mengangguk menyetujuinya. "Kau benar, dia cukup menyebalkan!"

"Hm? Lalu kau sepertinya juga membolos, ya?" Aexel menatap Remus penuh curiga.

"Tadinya aku meminta izin dari kelas Professor McGonagall untuk kembali ke asrama, tapi setelah melihatmu disini kupikir tak apa jika bolos bersamamu." Ucap Remus menggaruk belakang lehernya yang tidak gatal.

Aexel yang mendengar hal itu, entah kenapa menjadi sedikit salah tingkah.

Tap tap tap

"Sepertinya ada yang datang!" Aexel berkata setengah berbisik kepada Remus.

Remus terlihat sedikit panik, dan segera ia menggenggam tangan gadis di sampingnya, membuat gadis itu menatapnya dengan tatapan bingung.

"Come on! We have to go!" Ucap Remus tersenyum pada Aexel, dan segera langsung menarik pergi gadis itu bersamanya.

Keduanya berlari nampak bahagia, diiringi canda tawa mereka berdua yang menggema di lorong lorong Hogwarts. Sekali kali keduanya bersembunyi dibalik dinding dan lorong untuk menghindar dari para murid murid dan guru yang berjalan.

Oh, Aexel tak pernah sebahagia ini selama hidupnya.

"Bagaimana hari liburmu?" Tanya Remus kepada Aexel.

Kini keduanya terduduk dibawah pohon dekat rumah Hagrid, sambil melihat pemandangan di pagi hari.

"Hm, tidak cukup baik. Aku lebih suka berada disini!" Jawab Aexel jujur, membuat Remus menatap dengan tanda tanya.

"Mengapa begitu?" Tanya Remus.

"Well, kedua orang tuaku tidak asik. Dan adikku, dia lebih tidak asik. Hanya kakakku saja yang dapat diandalkan!" Ucap Aexel.

Remus mengangguk mengerti.

"Tapi, aku lebih menyukai berada disini. Karena selain suasananya yang menyenangkan, aku juga bisa bertemu dengan Remus!" Ucap Aexel dan tersenyum manis kearah Remus.

Senyuman manis itu layaknya coklat, begitu manis jika terlalu banyak memakannya, kau akan diabetes.

"Aku juga senang bisa mengenalmu, Aexel. Rasanya sangat menyenangkan bisa berteman denganmu... Sirius salah, mengatakan bahwa kau itu kejam. Namun nyatanya, Aexeline Morieve adalah gadis yang manis!" Ucap Remus lebih manisnya dari coklat menurut Aexel, dan perlakuannya yang manis saat dirinya mengelus kepala Aexel lembut.

𝐕𝐄𝐓𝐔𝐒 𝐀𝐌𝐎𝐑 | 𝐑𝐄𝐌𝐔𝐒 𝐋𝐔𝐏𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang