seven

102 20 1
                                    

"Aku memang tak pernah menyukainya dari dulu. Cih, awas saja!"

Remus terus memperhatikan wajah kesal Aexel, yang menurutnya sangat lucu saat gadis itu sedang marah.

Remus kemudian merogoh sesuatu dari balik saku bajunya, dan terlihat ia mengeluarkan sebuah permen coklat dari sana.

"Chocolate?" Remus menawarkannya kepada Aexel, dan langsung disambut cepat oleh gadis itu.

"Sure!" Ucap Aexel tersenyum, dan segera membuka bungkus coklat tersebut dan menaruh coklatnya kedalam mulut.

"Kau tau, Remus? Semenjak kau sering memberikanku coklat. Aku menjadi pecinta coklat juga, dan selalu menyukainya! Apalagi jika itu darimu," Aexel berkata antusias.

"Benarkah? Baguslah kalau begitu!" Remus menjawab dan terkekeh.

Aexel kemudian terfokuskan pandangannya pada wajah Remus. Lebih tepatnya lagi, terfokus pada tiga bekas luka cakaran yang terpampang diwajah tampan pria itu.

Remus menjadi bingung, dan jadi sedikit gugup karena gadis itu benar benar menatap lekat padanya.

"Dari dulu aku penasaran..." Ucap Aexel membuat bingung pria itu.

"A- apanya?"

"Bekas luka diwajahmu," heran Aexel.

Remus tersenyum. "Aku mendapatkannya saat kecil. Saat seekor hewan buas menyerangku dan berakhir aku mendapatkan bekas luka cakaran ini."

"O- oh i'm so sorry," ucap Aexel merasa bersalah karena telah menanyakan hal itu.

Remus tersenyum lembut padanya dan berkata. "No, that's okay! Itu sudah masa lalu, dan aku sudah melupakannya dan berdamai dengan diri sendiri."

"Tapi terkadang... Aku merasa tak pede memiliki penampilan seperti ini. Aku merasa- tidak baik.." Ucap Remus sedikit menundukkan wajahnya.

"Apanya yang tidak baik? Kau terlihat baik dengan bekas luka itu!" Ucap Aexel dan menaruh telapak tangannya dikedua sisi pria itu, dan mengangkat wajah pria itu menatapnya.

Remus merasakan tangan hangat gadis itu berada dikedua pipinya, dan saling melempar senyum saat keduanya saling menatap.

"Lagipula aku sering mendapatkan gadis gadis yang sering melirik goda kearahmu!" Ucap Aexel setengah berbisik, namun juga sedikit kesal.

Remus mengangkat salah satu alisnya dan menatap Aexel curiga. "Itu berarti, kau sering memperhatikanku?"

"Yes- what? No!" Ucap Aexel menyangkal.

"Really? Mukamu memerah tuh," Remus menatap Aexel dengan tatapan menggoda.

Segera itu juga, Aexel langsung menyubit perut Remus, membuat pria itu meringis. "Aw! Hey baiklah!"

"Jangan menggodaku seperti itu, Remus!" Ucap Aexel sebal, namun masih dengan wajah yang memerah.

Remus terkikik geli melihat wajah gadis itu yang terlihat sangat manis, sampai membuatnya ingin mencicipinya.

"Ngomong ngomong, kau akan pergi Hogsmeade besok?" Remus bertanya menghentikan tawanya.

Aexel terlihat berpikir, karena dirinya belum ada rencana pergi besok dan belum bertanya pada teman temannya untuk pergi.

"Hmm, entahlah."

"Kalau begitu.. Kau ingin pergi denganku?" Tawar Remus agak ragu jika gadis itu sudah ada janji dengan orang lain.

Aexel terlihat kaget, namun segera dirinya tersenyum dan mengangguk.

"Boleh saja!"

Remus yang mendengar persetujuan dari gadis itu, seketika sangat seneng dan mengembangkan senyuman lebarnya.

𝐕𝐄𝐓𝐔𝐒 𝐀𝐌𝐎𝐑 | 𝐑𝐄𝐌𝐔𝐒 𝐋𝐔𝐏𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang