nine

47 12 1
                                    

"Sevvy!!" Aexel menghampiri Severus dengan sumringah menghiasi wajahnya.

Aexel menghampiri pria itu yang sedang duduk didekat lorong Hogwarts. Nampaknya ia sedang menulis nulis sesuatu di bukunya.

"Menulis mantra dan sihir-sihir asal lagi, eh?" Aexel berkata dan mengintip ke buku catatan pria itu.

"Ini bukan mantra asal. Aku bisa saja mencoba merapalkannya padamu," ucap Severus dengan nada dinginnya, masih terus memfokuskan pandangannya ke buku.

"Kejamnya~" Aexel berseru menatap horror pria itu.

"Ngomong ngomong, kau tak ke Hogsmeade?" Tanya Aexel.

"Tidak."

"Apa Lily tak mengajakmu?"

"Tidak-"

Severus terdiam, dan menatap Aexel dengan tatapan yang sulit diartikan.

"Tidak."

Aexel mengangguk paham, dan ia tak ingin menanyakan hal yang berkaitan dengan gadis itu lagi.

Aexel kemudian menyandarkan punggungnya ke dinding, dan membuang nafasnya panjang.

"Kau.. Kau yakin untuk bergabung bersama mereka?" Tanya Aexel dengan ragu.

Severus menghentikan kegiatan menulisnya, dan menatap kesamping gadis itu. "Apa maksudmu?"

"Well, aku hanya bertanya. Kau benar benar akan menjadi pengikutnya? Melayani Voldemort?"

"Jangan sembarangan menyebut namanya, Aexel!" Tegur Severus menatap tajam gadis itu.

"Hm, yeah, sorry. Jadi, kau, benar-benar?" Aexel bertanya lagi.

"Tentu saja," Severus berkata.

"Bagaimana jika Lily tau?" Pernyataan tiba-tiba Aexel seketika membuat pria itu memandangnya marah.

"Jangan sampai dia tau," Severus berkata dan memicingkan wajahnya kepada Aexel.

"Dia tidak bodoh, Severus. Bisa saja dia mulai mencurigaimu!" Kata Aexel membuat Severus kesal.

"Daripada itu, kenapa kau tidak mencurigai Lupin saja?" Severus tiba tiba berkata kasar.

Aexel mengerutkan dahinya bingung.

"Remus? Seratus persen tak mungkin dirinya tertarik menjadi Pelahap Maut!" Ucap Aexel menekankan kalimatnya.

Severus terlihat nampaknya pria itu keceplosan, dan segera kembali memfokuskan pandangannya pada bukunya.

"No, he's not," ucap Severus menggeleng dan sedikit seringai licik diwajahnya.

"Cih, lagipula tak heran jika murid Slytherin hampir semua berakhir menjadi Pelahap maut nantinya," decih Aexel dan melipat tangannya kedada.

Severus melirik kecil kearah gadis itu.

"Mengapa denganmu? Bukankah kedua orang tuamu, juga Pelahap maut?" Severus bertanya.

"Lalu kenapa? Apakah aku juga harus mengikuti jejak mereka berdua? Bahkan setelah aku lulus nanti, aku akan pergi dari rumah. Pokoknya pergi sejauh mungkin yang ku bisa dan melakukan hal bebas apa saja! Dan kemudian hidup bahagia, jauh dari orang orang seperti mereka!" Ucap Aexel nampak bertekad.

"Menikah dengan Lupin, contohnya?" Ucap Severus asal.

"Ye- Whatt??" Aexel melongo menatap Severus. Namun juga berhasil dibuat salah tingkah olehnya.

"Kemana kau?" Tanya Aexel saat melihat Severus berdiri dari duduknya.

"Bertemu Professor Slughorn," ucap Severus singkat, sebelum ia berjalan pergi meninggalkan Aexel yang kini sendirian.

𝐕𝐄𝐓𝐔𝐒 𝐀𝐌𝐎𝐑 | 𝐑𝐄𝐌𝐔𝐒 𝐋𝐔𝐏𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang