six

83 18 0
                                    

"Selamat pagi semua!"

Pekik Aexel riang, saat dirinya baru saja keluar dari kamarnya dan berjalan kebawah menuruni anak tangga asrama satu persatu.

Murid murid Slytherin sudah tak heran dan sudah menjadi hal yang biasa bagi mereka, mendengar suara nyaring gadis itu tiap pagi.

"Kuharap kalian semua bisa belajar yang baik hari ini, dan jangan ada yang malas malas ya!" Ucap Aexel kepada para anak Slytherin, yang langsung menatap gadis itu dengan sinis dan malas menanggapinya.

"Sadar diri lebih penting." Ucap seseorang yang baru saja menuruni tangga

Aexel menatapnya dengan sinis, dan menyinyir gadis itu yang merupakan adiknya sendiri.

"Tentu saja! Kalian belajar, aku seperti biasanya melakukan aktivitas ku!" Ucap Aexel sok tak peduli.

"Seperti membolos? Membuat onar? Kenapa kau tak gabung saja dengan kelompok Potter?"  Ucap salah satu senior Aexel, Adrick Young.

"Oh, tidak tidak. Hogwarts akan semakin kacau jika aku bergabung bersama mereka." Aexel berkata dengan menyibak nyibakkan rambutnya yang tidak panjang tersebut.

"Jangan melanjutkan berbicara dengan gadis itu, Senior. Kau akan jengkel sendiri menghadapinya!" Bisik Parkinson yang dapat didengar jelas oleh Aexel.

"Ingin berkelahi, Parkinson!?" Tiba tiba Aexel yang sudah tak tahan lagi, meninggikan suara kearah gadis itu.

"Zoviech, lihat Aexel akan memukulku!" Adu Livya kepada sang Prefek.

"Yaampun kalian ini! Tidak bisakah sehari saja tak membuat kekacauan Aexeline?"

"Hah? Aku?"

..

Aexel berjalan keluar asramanya dengan wajah kesal, dan penuh unpatan didalam hatinya.

"Sialan! Awas saja mereka itu! Dipikir aku takut pada mereka apa!" Kesal Aexel sambil melanjutkan langkah kakinya sendirian menuju Aula.

"Morning" Sapa seseorang yang datang menghampiri gadis itu.

Aexel meliriknya sebentar, kemudian menghela nafas berat. "Morning, Remus"

"Oh, sedang dalam mood buruk?" Remus bertanya, namun dengan hati hati. Agar tak semakin membuat Aexel merasa buruk.

"Sangat buruk! Orang orang di asrama ku menyebalkan semua!" Aexel berkata dengan nada yang masih terdengar kesal.

"Apa yang terjadi memangnya?" Tanya Remus.

Aexel menghentikan langkahnya, membuat Remus juga ikut berhenti.

"Ah, sudahlah Remus.. Jangan bertanya lagi! Aku malas membahasnya." Aexel menatap Remus cemberut.

"Uh- eh, baiklah maafkan aku." Ucap Remus tersenyum simpul.

Aexel kembali melangkahkan kakinya, diikuti oleh Remus. Dan kemudian ia menyadari sesuatu terhadap pria itu.

"Tumben kau sendiri? Biasanya kau selalu bersama dengan geng gengmu itu." Aexel mengangkat satu alisnya.

"Oh, kali ini aku malas menunggu mereka yang lambat bangun. Jadi, kuputuskan untuk pergi sendiri saja hari ini!" Jawab Remus menyunggingkan senyumnya.

Aexel mendekatkan wajahnya kepada Remus dan menatap curiga pria itu.

"A- ada apa?" Remus tergagap karena merasa wajah gadis itu sangat dekat.

Aexel tersenyum menyeringai dan menarik kembali wajahnya.

"Tak ada." Ucap Aexel dan kemudian berjalan mendahului Remus memasuki gerbang aula.

𝐕𝐄𝐓𝐔𝐒 𝐀𝐌𝐎𝐑 | 𝐑𝐄𝐌𝐔𝐒 𝐋𝐔𝐏𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang