four

102 15 1
                                    

"Remus look! I can do that!"

"No Aexel, kau masih salah mengenai rumusnya."

"Huh? Really?" Aexel memandang Remus kecewa saat ia mengira bahwa sudah benar menjawab soal.

"Kau masih banyak salah, seharusnya- bla bla bla bla bla"

Aexel mendengar Remus dengan seksama, namun ia masih belum juga mengerti sayangnya.

"Got it?"

Aexel tersenyum dan menggeleng kearah Remus, membuat pria itu geleng geleng kepala.

"Maaf, aku butuh sekali lagi penjelasan, ya?" Tawar Aexel mengangkat satu jarinya.

"Baiklah-

"Kau tau, jika saat ini yang mengajarkanku Severus. Aku sudah lari dari tadi- atau, pria itu yang lari karenaku? Hehe.. Kau sangat sabar mengajariku" Ucap Aexel senang.

"Benarkah?"

Aexel mengangguk. "Yeah..."

"Aku bersyukur Professor McGonagall menyuruhmu, bukan Severus yang akan membantuku dan mengajariku." Ucap Aexel sedikit merasa jengkel.

Tiba tiba kedua insan itu sontak menoleh bersama, dan melihat seorang gadis yang baru saja masuk melewati mereka.

"That's your sister, right?" Bisik Remus pada Aexel.

Aexel mengangguk tanpa melepaskan pandangannya dari adiknya, dan mengikuti semua gerak gerik gadis itu.

"Kupikir kau tak perlu buku lagi untuk belajar, Aelin." Ucap Aexel dengan santai melihat adiknya yang terlihat mencari cari buku.

Aexel tak merespom ucapan Aexel, dan meneruskan mencari buku sampai akhirnya ia menemukannya.

"Pasti sangat sulit mengajari kakakku, kan?" Aelin berkata kembali melewati tempat duduk Aexel dan Remus.

"What-!

Sebelum Aexel dapat mengeluarkan kalimatnya, Aelin sudah menghilang dengan cepat dari sana.

"Haish bocah itu!"

"Dia benar juga"

Aexel menganga dan menatap Remus dengan pandangan tak percayanya. Jadi pikirnya, aku benar benar bodoh? Pikir Aexel.

Aexel mengambil sebuah buku tebalnya dimeja, dan kemudian memukul kepala Remus. Membuat pria itu cukup merasa sakit di kepalanya.

"A-aw I'm sorry Aexel! I'm just kidding- aw aw"

Setelah sekian lamanya mengajari Aexel, Remus akhirnya berhasil membuat gadis itu memahami dan dapat mengerjakan beberapa soal soal yang menggunakan rumus, walaupun butuh kesabaran tinggi mengajarinya.

"Thank you Remus, kau sangat membantuku! Lainkali aku tak mau belajar lagi deh, otakku mau pecah!" Aexel berkata dengan tersenyum penuh arti kearah Remus.

"Tidak boleh seperti itu, Aexel. Kau harus banyak belajar, agar nanti kau bisa mengikuti OWL dengan mudah." Ucap Remus gemas dan mencubit hidung mancung gadis itu.

"Aduh, baiklah! Baiklah!"

Kini keduanya berjalan beriringan menyusuri lorong lorong Hogwarts yang lumayan sepi hari ini, karena beberapa murid sedang berada di kelas pelajaran.

Sedangkan Remus dan Aexel, mereka berdua berada didalam perpustakaan. Karena Professor McGonagall menyuruh Remus untuk membantu Aexel, agar gadis itu tak kesulitan saat ujian nanti di mata pelajarannya.

"Ngomong ngomong kenapa kau ttidak bermain Quidditch lagi?" Remus tiba tiba bertanya.

"Well, mungkin tidak untuk tahun ini." Jawab Aexel.

𝐕𝐄𝐓𝐔𝐒 𝐀𝐌𝐎𝐑 | 𝐑𝐄𝐌𝐔𝐒 𝐋𝐔𝐏𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang