one

269 23 1
                                    

"Aexeline Chlys Morieve..."

Seorang anak gadis berumur sekitaran dua belas tahun, terduduk di sebuah ruang tamu dengan kepala yang tertunduk seraya memainkan ujung bajunya.

Gadis itu nampak terlihat ketakutan dari raut wajahnya. Mengumpat didalam hatinya yang hanya bisa ia lakukan sekarang saat kini, ayahnya telah berdiri dihadapannya.

"Angkat kepalamu dan tatap ayahmu saat berbicara!" Bentak pria dewasa yang berstatus sebagai ayah dari gadis itu, menatap sang anak dengan tatapan kemarahannya.

Dengan sontak, gadis itu segera mengangkat wajahnya dengan takut, menatap pria yang berdiri dihadapannya.

"Jadi inilah kelakuanmu selama ini saat berada di Hogwarts? Selain membuat keonaranmu, kau bahkan mempermalukan keluarga kita, dengan berteman dengan para Mudbloood itu!? Bahkan membela mereka?! Menjijikan Aexeline!"

Ayahnya semakin tak bisa menahan amarahnya dan hampir saja memukul sang gadis, jika saja seseorang tak menahannya.

Gadis itu kembali mengangkat kepalanya dan melihat seorang pemuda, yang baru saja menahan ayahnya untuk memukulinya.

"Why Aamon? Kau mau membela adikmu yang kurang ajar ini? Sudah ku katakan untuk jangan campuri urusan ayah, atau kau akan mendapatkan yang lebih dari ini!" Ancam pria kepada pemuda yang diketahui merupakan anak pertamanya, yang mencoba membela adik gadisnya.

"I'm sorry father, but-

"Go back to your room!"

"Please don hurt her, Father." Ucap Aamon menatap iba sang adik, sebelum akhirnya ia kembali berbalik dengan berat menuju kamarnya.

Sang kakak tak bisa melakukan apa apa karena dirumah ini, sang Ayah merekalah yang berkuasa.

"Forgive me father! Aku- aku tak akan melakukannya lagi! Aku janji-hikss! Ampuni aku father!" Isak tangis gadis itu, kembali menunduk karena terlalu takut dengan sang ayah.

"Oh lihat betapa beraninya. Anak sepertimu sudah mempermalukanku dihadapan keluarga! Kau tahu betapa hinanya dirimu, huh? Berteman dengan para darah kotor itu! Kau seharusnya meniru sikap adikmu yang menaati segala peraturan yang ada! Tapi kau, memalukan!"

Pria itu kemudian menarik rambut brunette pendek gadis itu, dengan kasar menyeret dan melemparkan anaknya begitu saja ke lantai.

"Jangan harap kau akan kembali ke Hogwarts!"

Ancaman ayahnya itu, seketika membuat gadis itu membelakan matanya kaget, dan dengan cepat gadis itu segera pergi berlutut dikaki ayahnya.

"No.. Father please! Aku berjanji tak akan berteman dan membela mereka lagi hiksss Aku mohon ampun, father! Aku akan menjadi anak yang baik, aku berjanji! Sungguh! Aku-

Brukkk

Pria itu tak ingin mendengarkan, dan menendang gadis itu cukup keras hingga membuatnya tersungkur.

Hiksss Hiksss

"Father, kumohon...."

Pria itu tanpa mempedulikan lagi, mengatur dasinya secara angkuh dan pergi berbalik. Ia bernafas secara kasar dan berusaha mengontrol emosinya lagi.

"Jangan sekali pernah berpikiran untuk pergi, saat tak ku ijinkan untuk pergi! Atau kau akan mendapatkan yang lebih dari ini, paham?" Ucap pria itu sebelum akhirnya ia menghilang dari sana.

Sesaat itu juga, terdengar ditelinga gadis itu sebuah langkah kaki yang memasuki ruangan.

"Tck tck tck. Tak tahu apalagi yang harus kukatakan dan kulakukan padamu, Aexel. Bahkan ayahmu sendiri sudah lelah dengan tingkahmu ini.. Kau bisa bisa mati ditangan ayahmu sendiri."

𝐕𝐄𝐓𝐔𝐒 𝐀𝐌𝐎𝐑 | 𝐑𝐄𝐌𝐔𝐒 𝐋𝐔𝐏𝐈𝐍Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang