Kenapa Raya? Dan kenapa harus Dahayu Jagat Raya?
Pertanyaan itu terus di lontarkan senior-senior Laut yang lain kala mereka mengetahui bahwa seorang Anala Lautan Bumantara sudah memiliki pacar lagi.
Ya, lagi.
Beberapa bulan sebelum Raya datang di hidupnya, Laut sempat menyandang gelar sebagai pacar salah satu anak Mapala yang berprestasi. Sampai kepada pertengahan bulan Juli kemarin, mereka berpisah karna sang pacar harus mengejar cita-cita.
Orang-orang menyebut mantan pacar Laut dengan nama Bidadari Wall Climbing dari fakultas Fisip. Sekarang sedang mengikuti kompetisi nasional bergengsi, maka dari itu hubungan mereka berakhir karna sang mantan pacar ingin fokus pada apa yang sedang ia kejar.
Banyak yang menyayangkan kala keduanya mendeklarasikan perpisahan, padahal couple perempuan sinis yang berpacaran dengan laki-laki humoris begitu menyenangkan untuk di amati.
"Gue cuma ngerasa Raya bisa jadi penyeimbang hidup gue, bang."
Hanya itu jawaban Laut kepada para senior yang bertanya padanya malam hari ini. Berlatar di rumah mantan ketua himpunan mereka yang sedang mengadakan syukuran.
Banyak sekali yang datang, berbagai angkatan di atas Laut memenuhi rumah sederhana yang nyaman itu. Mulai dari angkatan 17, hingga angkatan Laut, angkatan 21.
Ramai, berbagai topik sudah mereka bicarakan. Termasuk topik tentang hubungan asmara Lautan Bumantara yang masih panas-panasnya.
Laut ini salah satu maba kesayangan para senior pada saat itu, ia terkenal dengan pribadi yang selalu tepat waktu, tegas dan punya prinsip yang kuat. Laut tidak segan melawan senior jika ia merasa senior-senior kesayangannya itu terlalu semena-mena dan tidak sesuai aturan.
Laut juga saat maba sudah sering di minta memimpin demo, memegang megafon lalu berorasi dengan sangat lantang. Kepribadian inilah yang membuat Laut begitu di kenal seFisip.
"Penyeimbang gimana? Emang apa sih hebatnya Raya sampai elo bisa secepat itu lupain Arini?" Pertanyaan terlontar dari salah satu senior Laut.
"Apa karna Raya lebih montok? Ah perasaan masih kalah jauh dari Arini," lanjutnya lagi.
Menyebalkan.
Laut memandang senior angkatan 19 itu dengan wajah datar. Sang senior yang awalnya tertawa kecil saat melontarkan pertanyaan tadi, kini terdiam dan mengangkat bahunya tidak perduli.
"Saya nggak pacarin Raya karna dia lebih hebat dari Arini atau lebih kurang dari Arini. Atau apapun soal fisik Raya juga Arini. Saya nggak pake alasan kayak gitu buat cari pasangan, bang!"
Dingin dan tegas, sisi lain Anala Lautan Bumantara yang belum pernah Raya lihat.
Jika Raya ada di sini, gadis itu pasti akan terpesona lagi dan lagi.
"Apaan sih nanyain kisah asmara orang?! Elo Van, kalo di tinggal nikah tuh nggak sudah ikut bikin hubungan orang hancur," sahut ketua umum himpunan mahasiswa antropologi yang sekarang sedang tertawa pelan menatap senior setahun di atasnya itu.
Ketua umum periode tahun ini juga cukup dekat dengan Laut, mereka sering diskusi dan saling menukar pikiran. Laut lumayan tahu banyak tentang dia, pun dia yang juga tahu banyak tentang Laut termasuk kisah asmara laki-laki itu.
"Sialan lo, Fi!" geram senior angkatan 19 yang tadi melontarkan pertanyaan kepada Laut.
Kemudian senior angkatan 19 itu beranjak dari hadapan Laut, di ikuti senior-senior yang lain setelah mendengar minuman yang mereka pesan sudah datang.
Yah, apalah arti pesta tanpa 'minuman'
Tersisa Laut dan sang ketua umum, namanya adalah Kafi. Laut lebih sering memanggilnya Bang Afi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Antropolo(ve)gi : Lautan Raya
FanfictionSebagai seseorang yang berada di dalam lingkup yang sama, tentu hal wajar jika terjadi yang namanya jatuh cinta. Kebiasaan selalu berada di sisi masing-masing sepanjang waktu menjadi pemicu rasa itu tumbuh, lalu merembet tak terhentikan. Di Antropol...