"Kamu pulang kerumah ya bareng ka Chika" Ucap Chika sembari mengemaskan barangnya.
"Iya ka" Balas Zee yang sedang membereskan barangnya juga.
Mereka berdua sudah ada di apartemen Zee. Mereka membereskan barang Zee untuk tinggal di rumah keluarganya, bukan lagi di apartnya.
>>>
"Ka.. berarti mommy di rumah sendirian dong?" Ucap Zee yang sedang menyetir mobilnya dan menoleh ke Chika.
"Iyaa, mommy sendiri"
Tak membutuhkan waktu lama, akhirnya mereka sampai di halaman rumah mommynya.
"Ya ampunn nak Zee.." Ucap Bibi yang sudah mengurus Zee sejak kecil.
"Bii.. Zee kangenn" Zee langsung memeluk bibinya.
"Bibi juga Zee.."
"Kamu masuk yaa, mommy kamu ada di ruang tamu tuh" Ucap Bibi melepas pelukannya.
"Barang-barang biar bibi yang angkat" Lanjutnya
Zee pun mengangguk dan segera masuk di susul Chika dari belakang.
"MOMMYYY!!!!"
Shani menoleh ke sumber suara yang sangat ia rindukan itu.
"ZEE?!!"
Shani pun beranjak dari sofa dan berlari ke Zee, Zee pun berlari ke Shani.
"Maafin aku momm" Ucap Zee dalam dekapan Shani.
"Kamu ngga salah ko, maafin Daddy kamu ya.." Balas Shani mengelus rambut Zee.
"Aku udah maafin Daddy ko mom"
Chika yang melihat adiknya melepas rindu pun hanya tersenyum lega. Akhirnya ia bisa menemukan adiknya dan membawanya pulang.
"Gimana sekolah kamu?"
"Aman aja ko mom, kalau ga salah Minggu depan aku udah ujian akhir"
Shani pun mengangguk paham.
"Besok kita ke rumah Toya ya bun sama rumah Daddy sekalian, Zee kangen mereka"
Shani yang mendengar ucapan Zee pun sedikit sedih tapi senang juga karna Zee tidak dendam dengan Daddynya sama sekali.
"Iyaa besok kita kesana, mommy juga kangen"
________________________________________
Di Kediaman Marsha.
Marsha menatap dalam cincin yang sekarang adalah tanda bahwa ia sudah tunangan dengan laki-laki.
"Kenapa bukan kak Zee.." Batin Marsha menatap cincin itu.
Tokk
Tokkk
"Masuk Bun"
Ibunda Marsha menghampirinya dan duduk di ujung kasur.
"Setelah kamu lulus, kamu langsung menikah dengan Aldo ya sha" Ucap Ibunda Marsha sembari mengelus kepala belakang Marsha.
Marsha tidak menjawabnya. Ia benar-benar pusing sekarang. Untuk di umurnya yang masih muda ini, kenapa ia harus di hadapkan dengan masalah yang besar ini?
"Tidur nak, kamu besok sekolah kan?"
Marsha mengangguk. Setelah itu Ibunda Marsha keluar dari kamar Marsha.
>>>
"Mommm, aku berangkat yaa!!" Teriak Zee dari lantai bawah sembari merapihkan bajunya.
"Iyaa nakk, jangan lupa di makan bekelnya!!"
Zee berangkat menggunakan motornya. Ia berniat untuk menjemputnya Marsha hari ini.
Setelah sampai di rumah Marsha. Ia di kagetkan dengan adanya Aldo di depan rumah Marsha.
Zee memberanikan dirinya untuk menemui Aldo.
"Ngapain lu?" Tanya Zee songong
"Lu yang ngapain kesini, Marsha udah sama gua dan gabakal mau sama lu" Balas Aldo
"Sejak kapan Marsha mau sama lu? mimpi lu?"
Ceklekk
"Maaf ka Aldo lam- Eh ka Zee!"
"Ayo sha berangkat" Ucap Zee dengan penuh harapan
"Ngapain kamu kesini?! Mau saya habisin lagi?!" Ucap Ayah Marsha yang tiba-tiba nongol di depan pintu.
"Dibilang juga apa, Haha" Ucap Aldo ke Zee sembari tertawa kecil lalu menarik lembut tangan Marsha.
"Maaf pak" Ucap Zee sedikit menunduk lalu menjauh dari halaman rumah Marsha.
•
•
•
•
•
•
Bersambung...
Jangan lupa vote guyss
Sorry part ini dikit, mau push Magic Chess hahaha
KAMU SEDANG MEMBACA
Home? -Zeesha
Roman pour AdolescentsKata kebanyakan orang kalian pasti punya rumah untuk berpulang dan bercerita kapan pun kalian mau, namun hingga saat ini aku tidak mengerti dimana letak rumah itu berada -Zee