Rasa terbakar menjalar ke semua tubuhnya, pusing, mual, serta tubuh yang sulit digerakkan itulah keadaan Chenle sekarang.
Ia terbangun sambil menatap langit-langit kamar yang sebelumnya tidak pernah ia lihat, entah kamar siapa ini.
"Hari sial apa lagi yang kau dapatkan Zhong Chenle?." Chenle menghembuskan nafasnya, ia bangun langsung pergu mencari kamar mandi keluar.
Benar-benar kamar yang asing, tempat yang asing, dan semua terasa asing.
Karena tujuannya hanya satu yaitu kamar mandi, ia mengabaikan semuanya dan pergi terbirit-birit ke kamar mandi yang sudah ia lihat. Ia bersimpuh didekat kloset dan mulai membuat suara orang muntah, dia muntah beneran.
Chenle berpikir seperti nya ia habis mabok atau bagaiamana? Entahlah, ia pergi ke wastafel untuk mencuci mukanya lalu menatap dirinya di kaca depan dan hal berikutnya adalah.
Teriakan terbesar selama hidupnya.
"MUKA SIAPA INI WOY??." Chenle menyentuh wajahnya lalu mengacak-acak seluruh wajahnya untuk memastikan ini adalah wajahnya atau bukan?.
"EL, PAGI-PAGI UDAH TERIAK AJA KAMU TUH." Suara wanita dari luar membuat Chenle was-was. El? Siapa El?.
Pada akhirnya ia membuang nafas untuk menetralkan perasaanya yang campur aduk dan pergi keluar kamar mandi, disana ada wanita paruh baya yang sepertinya baru saja pulang berbelanja dan sedang merapihkan barang belanjaannya.
"Maaf, anda siapa?." Tanya Chenle ragu-ragu, tidak. Seharusnya ia yang bertanya dirinya ini siapa.
"Elian Jang? Kamu lupa sama ibu kamu sendiri? Oh, apa karena ibu gak datang 3 bulan ini jadi kamu pura-pura lupa?."
"Elian Jang? Saya Elian? Hah?." Chenle masih tidak paham.
"NGAPAIN BENGONG?! INI KAN HARI PERTAMA KAMU KERJA! CEPAT MANDI GANTI BAJU." Teriak wanita itu pada Chenle, membuat Chenle sedikit ketakutan dan tanpa sadar melakukan apa yang disuruh wanita itu.
Dalam hal bersiap-siap Chenle dikejutkan oleh tubuhnya yang berbeda, wajah yang berbeda, dan suara yang berbeda. Entah mimpi atau apa tapi Chenle adalah orang yang cukup santai dalam menjalani hidup, jadi ya jika ini mimpi maka ia tidak bisa memaksakan dirinya bangun begitu saja bukan?.
Tapi tentu saja tersirat perasaan panik dan bingung dalam dirinya.
Sesampainya di meja makan, sang ibu (?) Memberinya makan salad yang terasa enak, Chenle memakan dengan lahap serta sarapan beberapa buah-buahan.
"Baik-baik kerjanya, katanya kamu berhasil lolos jadi manager artis terkenal itu. Jangan buat masalah, El."
"Iya." Jawaban singkat dari Chenle. "Terus ini aku berangkat naik apa ya?." Tanya Chenle.
"Kok nanya? Naik mobil lah, itu kuncinya sudah ibu siapkan dan jangan lupa Chat atasan kamu."
"Eh iya." Chenle menggaruk tengkuknya canggung, ia menghela nafas dan berjalan menuju basement dengan modal bertanya dengan orang-orang disekitar.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY YOUTH || Jichen
DiversosJisung baru menyadari setelah 3 tahun kepergian teman satu grupnya itu, menyadari akan perasaannya yaitu bentuk cinta bukan hanya sayang sebagai sahabat baik. Perasaan menyesal selalu menghantui Jisung sampai ia tidak bisa melupakan sahabatnya itu...