Awas TYPO bertebaran.
-
-
-Kinan menatap geram bocah bebal di depannya. Sedang sakit tapi begitu banyak tingah, rasanya ingin Kinan buang saja.
"Lo bisa diam nggak sih?! Kepala gue pusing!!."
Sudah dua hari anak itu sakit dan dari kemaren selalu merengek ingin berjualan.
"Kana mau jualan, kasihan nenek sendilian," Rengeknya dengan wajah semenyedihkan mungkin membuat Kinan pusing tujuh keliling.
Jika saja anak itu tidak baru sembuh dari demamnya, Kinan tak masalah untuk mengizinkan anak itu berjualan. Muka anak itu bahkan masih pucat, tapi sudah nekat ingin bekerja.
"Lagi sakit gak usah betingkah," Balas Kinan sambil meletakan piring kotor ke tempat cucian.
Pagi ini Kinan mulai bekerja lagi setelah dua hari izin karena Kana sakit, setelah sarapan pagi kinan langsung berangkat. Untung saja Bos tempatnya bekerja itu sangat baik, bahkan saat Kinan izin karena putranya sakit ia langsung mengizinkan dan mengirimkan kue.
Sebelum berangkat Kinan mengambil obat Kana dan meletakannya di atas meja dengan kasar.
Tentu saja Kana terkejut, sebelumnya ia berani mengeluarkan suara dan merengek karena Kinan dalam mode Ibu yang baik. Sejak dua hari yang lalu Kinan selalu bersikap baik terhadapnya membuat ia sedikit berani pada sang Ibu.
Kinan berjalan ke arah Kana yang sedang duduk di ruang tamu sempit rumahnya, anak itu menunduk dengan tangan memilin baju, terlihat takut padanya.
Kinan menghelah napas, "Gue mau pergi, obat harus di minum dan jangan coba-coba lo pergi jualan tanpa izin gue. Ngerti?!!" Ucap Kinan mengancam, sebab bocah bebal itu suka sekali nekat sendiri.
"Iya Ibu." Balasnya dengan wajah lesu.
Mendengar itu Kinan langsung pergi keluar rumah dan menutup pintu dengan kencang membuat Kana terlonjak kaget.
Setelah kepergian sang Ibu, Kana mengambil obat dan meminumnya tanpa air karena obat yang ia minum tidak pahit malah terasa seperti jeruk membuat Kana ingin lagi. Jika tidak dimarahi oleh Kinan mungkin obat itu sudah Kana habiskan.
Pipi tembem itu sedikit mengembung, menandakan ia sedang kesal. Kana sangat merasa bosan di rumah terus, tidak ada yang bisa ia main kan di rumah ini.
Rumah lantai satu itu sebenarnya sempit tapi karena tidak terlalu banyak barang membuat nya lapang, ruang tamu dan tempat masak di satu ruangan. Tidak ada TV maupun lemari, hanya ada 3 buah kursi dengan meja tempat mereka makan dan sopa lusuh tempat Kana duduk sekarang. Di kamar Kana hanya ada kasur tipis dan meja kecil sederhana, untuk tempat pakaian diletakan di rantang kecil di sudut kamar. Di ruangan lain yaitu kamar Kinan cukup berisi, ada kasur yang cukup besar dan di kamar Kinan juga terdapat sebuah lemari dan meja rias sederhana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Baby Williams's Life (ON GOING)
Cerita PendekTentang Arkana. Seorang balita berusia 5 tahun, menjalani kehidupan sulit sebagai penjual gorengan di lampu merah. Di usiahnya yang masih belia ia sudah merasakan keras nya hidup. Kana, anak yang tidak diinginkan, ia tumbuh dalam bayang-bayang keped...