Matched

2.6K 160 36
                                    


"Tin, kapan kamu mau menikah dan mengasih mama Cucu? Lebih cepat lebih baik." Ucap Mama Tin.

"Eum... Mah, Aku sudah menyukai seseorang. Aku tidak mau Menikah selain dengan dirinya."

"Nggak Bisa Gitu Dong, Kamu sudah mama jodohkan dengan anak teman mama. Kamu harus menerimanya, tidak boleh ada penolakan!" Mama Tin Menegaskan kemudian langsung pergi dari ruang kerja Tin.

"Eh Mah Sama siap- Belum Dilanjutkan Mama Tin sudah Pergi Dari Ruangan Itu.

"Ck, Aku Mencintai Naret. Aku tidak ingin Siapapun selain Dirinya." Memijat Pelipisnya Pusing Dengan Kerjaan dan sekarang Ia Dipusingkan dengan hal ini. Tin hanya Bisa menghela Nafasnya.

Di Ruang Kerja Naret.

"Nak Nak." Berlari sambil Berteriak.

"Mah, nggak usah teriak sama Lari begitu. Mama udah tua, aku takut mama Jatuh." Naret Mengatakannya Sambil Mengurus dokumen.

"Ah Iyah iyah." Mama Naret.

"Nak, Mama Mau bilang sesuatu."

"Hm, apa mah?"

"Em.. Kamu akan mama Jodohkan dengan Anak Teman mama."

"Em.. Asal Jangan Sama POOH KRITTIN KITJARUWANNAKUL." Menegaskan kata Bold itu.

"Iyah Nak." Sambil Tersenyum Licik.

"Yaudah Mama Pamit Yah Nak." Berjalan Kemudian Mencium Pipi Anaknya.

"Heuh, Padahal Kamu akan Mama Jodohkan Dengannya, Jadi Tidak sabar." Dalam Batinnya Sambil Berjalan pergi meninggalkan Naret Senyum tercetak di sudut Bibirnya.

"Mama Nih aku udah gede masih aja di Cium cium."  Dalam Batinnya, Naret Menggelengkan kepalanya Sambil Tersenyum.



"Mama Numnum." puppy eyes-nya Yang Berbinar sambil Memeluk tubuh Naret erat.

"Ck Mamah juga ngapain Lagi Jodohin aku dengan Bocil Nggak tau diri ini." Menatap Pupu dengan Tatapan Sinis.

"Mama?"

"Em Apa?"

"Kiss" Bibirnya ia manyun kan Meminta Ciuman.

"Apa-apaan nih Bocah, udah meluk-meluk Minta Kiss Pula. Udah dikasih Hati malah Minta Jantung."

Naret Menjauhkan Wajahnya Saat Pupu Mendekatkan Wajahnya.

"Huaaaa Pupu Nggak Di Kiss, Mama Ga Mau Kiss Pupu." Menangis Dengan Kedua tangan ia kepalkan Dan Ia Usap Matanya Dengan Tangannya.

"Heh Nangis pula, Ditampol Pake Panci Pink Gimana nih ma Mama nya." Panik.

"Cup Cup, jangan Nangis." Mengelus Kepala Pupu menenangkannya.

"Hiks Hiks, Kiss." Memanyunkan Bibirnya Kembali.

Pavel Mendekat dengan Ragu Kemudian Memberikannya Kecupan di Bibir.

Muachh

"Yeayy Mama Sayang Pupu, Pupu juga sayang sama Mama." Memeluk Pavel Kembali.

"Iyahh Ma-ma Say-ang Pupu kok." Mengelus surai hitam belakang Pupu sambil terpaksa Mengatakan itu.

"Hehe, Numnum." Menatap Dada Pavel.

"Aku Nggak Ngerti." Pavel Bingung.

"Uumn Maca Mama Nda Waham, Pupu Kan Biasa Begini."

"Nggak Tau, Ngomong apa sih. Coba kalo ngomong tuh nggak usah di slepetin bisa nggak?" Ucap Naret Ke Pupu.

Tanpa basa basi lagi pupu langsung Menggeser Kemeja Pavel dan Memperlihatkan Putingnya yang berwarna kecoklatan itu. Ia tidak usah membuka Kancingnya karena biasa Pavel Selalu membuka 2 kancingnya.

"Eh Mau ngapain Kamu." Tidak mendapatkan Jawaban karena Pupu Sudah menyusu kepadanya.

"Nomnom hmm" Sibuk Mengenyot Puting yang Tidak Mengeluarkan Susu itu.

"Heh Ngapain sih begini? Nggak Bakal Keluar Apa-apa." Menepuk pelan Tangan Pupu. Saat Melihat wajahnya Ternyata Pupu sudah tertidur.

"Astaga Nih Bocah Ingusan Udah Meluk-Meluk Cium-Cium sekarang Malah Nete lagi, Malah Tidur Pula." Menepuk Jidatnya.

"Terus aku harus gimana kalo udh gini. Udahlah ku Gendong aja, kubawa ke Tempat tidur kita."

Akhirnya Pavel Menggendong Bocah Ingusan Itu Dan Menuju kamar Tidurnya. Ia Merebahkan Tubuh Itu dan Saat Ingin Pergi tangannya Ditahan Oleh Pupu.

"Mama Mau Kemana?"

"Em.. Nggak Kemana mana Kok. Disini nemenin Pupu." Berjalan Ke ruang Kosong tempat tidur dan Merebahkan Dirinya di Samping Pupu.

"Em jangan Pelgi." Memeluk Erat Tubuh Pavel.

"Haahh Gua Ada Dosa apa di masa lalu ampe Bisa begini Nasib gua." Menghela Nafasnya karena Pupu kembali Menyusu kepadanya.

Jadi nanti Cerita PoohPavel Ku akan Ku Buat Mpreg, kalian Setuju nggak?

Tolong Dijawab yah :)

Thanks by Niū Niū :)

ɴᴜᴍɴᴜᴍ? 🔞⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang