Change

989 89 18
                                    




Lelaki Itu Pun Menuju Tempat Rahasianya Dan Mengambil Black Motor Kesayangannya Itu.

"Yo Bro Makasih Udah Jagain Motor Gua Selama Ini." Tin Bersalaman Ala Swag.

"Yo Biasa Tapi." Tangannya Meminta Imbalan.

"Tenang Nih Gua Kasih 3 Juta." Memberikan Uang Muka.

"Makasih Bro, Silahkan Bawa Motornya. Semua Sudah Siap Dan Bersih Lu Tinggal Bawa Aja Buat Balapan." Menepuk 2 Kali Pundak Tin.

"Thanks Ya." Memakai Helm, Melambaikan Tangannya Lalu Mengendarai Black Pergi Dari Sana.

"Nong Pooh Kemana? Hari Ini Dia Tidak Datang?" Melihat Pesan Nya Yang Belum Di Baca Oleh Tin.

"Mungkin Sibuk." Cuek Kembali Melihat Dokumennya.

Tin Membawa Black Kerumahnya Dulu Sebelum Tinggal Oleh Pavel.

Tin Turun Menaruh Helm Mahal Itu Kemudian Berjalan Ke Depan Pintu Rumah Dan Memasukkan Password nya Lalu Masuk Ke Dalam.

Ia Disambut Oleh Sekretarisnya yang Sedang Merapihkan Rumahnya Itu. Ia Mengambil Buah Apel Dan Memakannya.

"Tuan Tin?"

"Heuh, Kau Tahu Saja." Wink Sambil Tersenyum Licik Di Sudut bibirnya, Tidak Lupa Tangannya Memegang Buah Apel Yang Sudah Ia Gigit Itu.

"Aduhh, Sudah Lama Ia Tidak Muncul Pasti Bakal Buat Onar Lagi." Memegang Kain Pel Di Tangannya.

"Yaudah Gua Ke Atas Dulu Ya." Tin Berjalan Ke Atas Dengan Keren.

Emang Keren Njing!! 😭 Kapan Ya Papa Pooh Begini.😭

"Nah Ini Handphone Gua." Memegang HP Samsung Berwarna Hitam Di Tangannya.

"Nice Gua Hubungin Temen-temen Buat Balapan Malam Nanti." Mulai Menyalakan HP Nya.

"Berdebu Sekali, Sudah Lama Aku Tidak Mengambil HP ini. Maafkan Aku Baby Sudah Menelantarkanmu." Mencium HP Nya Yang Sudah Ia Seka Dengan Bajunya.

Saat Sedang Sibuk Chatan Dengan Temannya Tiba-tiba Pintunya Terbuka, Ia Melihat Dan Ada Sekertaris Pooh Yang Tau Kondisinya Maka Memercayakan Semua Ke Dia.

"Em.. Tuan Tin Tidak Pulang Ke Rumah Di ****?" Memberitahukan Alamat rumahnya Dan Pavel Yang Di Kasih Mama Mertua.

"Haaah? Untuk Apa? Aku Disini Saja." Menatap Kembali Handphonenya Tidak Peduli.

"Tapi Tuan Nanti Nyonya Besar Marah Dan Curiga."

"Ck, Sudah Cukup Aku Berpura-pura selama Ini." Marah.

"Sekali Ini Saja Lagi Tuan."

"Iya, Kapan?"

"Malam Saja Saat Tuan Naret Sudah Pulang."

"Yasudah Aku Pulang Ke Sana Tapi Aku Tetap Balapan." Tin Tiduran Di Kasur Lamanya Itu.

"Tapi- Belum Selesai Sudah Dipotong Oleh Tin.

"Sudah Pergi! Aku Tidak Ingin Melihat Wajahmu!"

"Ba-baik Tuan Tin." Bergidik Ngeri Dan Menutup Pintu Lalu Pergi Dari Sana.

"Haaah~ Pooh~Pooh... Mengapa Kau Tidak Menjadi Dirimu Sendiri. Sehingga Membuatku Ada Seperti Ini Didalam Tubuhmu." Menatap Tangannya Di Atas Langit-langit Kamar.

Malam Pun Tiba Saat Ini Sudah Pukul 19:30 PM.

"Sudah Aku Pergi Dulu." Memasang helmnya Standarnya Ditarik Membuatnya Siap Mengendarai Black.

"Tunggu~ Tin Sudah Pergi Meninggalkannya.

"Bagaimana ini, Aku Takut Tuan Naret Kenapa-napa."

Dijalan Ia Bertemu Dengan Temannya. mengendarai Motor Sambil Mengobrol.

"Bro Lu Ikut Nggak? Ada Nih Gua Dapet Tempatnya."

"Iyah."

"Sekarang Bro, Lu Mau Kemana?" Sedikit Berteriak Karena Jaraknya Cukup Jauh Dengan Black And Tin.

"Sekarang? Oh Yaudah Gua Ikut." Dalam Batinnya Mengatakan "Ntar Aja Abis Balapan Gua Pulang."

Temannya Pun Menuntunnya Ke Tempat Balap Yang Mereka Tuju.

"Mana Pooh? Biasa Ia Pulang Duluan Daripadaku Lalu Sekarang Aku Tidak Melihatnya." Naret Melihat Kesana-kemari tidak Melihat Pooh.

"Sudah, Mengapa Aku Memikirkannya? Dia Pasti Pulang saat Sudah Selesai Dengan Urusannya." Naret Kemudian Ke Kamarnya Membersihkan Dirinya.

Pukul 12:00 Am.

"Huftt.. Menang Banyak Hari Ini." Memegang Uang Dalam Jumlah Banyak Di Tangannya. Banyak Pertandingan Ia Sudah Menangkan.

"Nong? Kenapa Baru Pulang Sekarang?"

"Bukan Urusan Lo." Memegang Sarung Tangan Kanannya Yang Ia Buka Tadi Lalu Berjalan Pergi Meninggalkan Naret.

Naret Kebingungan Dengan Tingkah Tin Yang Seperti Itu.

Tin Balik Lagi Kemudian Bertanya Kepada Naret.

"Woy, Lu? Kamar Gua Mana Gua mau Mandi." Mengibaskan Rambutnya Ke Atas Kemudian Mengacak-acak Nya Sehingga Ia Terlihat Tampan Dengan Rambut Berantakan Itu.

"Di Atas? Tidur Berdua Ma Gua." Naret Sedikit Mengerutkan Keningnya.

"Dih Ogah Gua Tidur Ma Lu, Gua Tidur Di Kasur Lo Tidur Di Sofa." Menunjuk Naret.

"Deal." Mengambil Keputusan Secara Sepihak Lalu Ke Atas.

"Ada Apa Dengannya Hari Ini?" Bertanya-tanya.

Naret Pun Menuju Ke Depan rumahnya Dan Mendapatkan Black Terparkir Di Depan Pintu Besar Nya Itu.

"Motor Siapa Ini Depan Pintu? Menghalangi Saja. Sebaiknya Ku Jual Saja." Menelepon Nomor Temannya Yang Menjual kendaraan Bermotor Seperti Itu.

Naret Tidak Tahu Bahwa Yang Dilakukannya Saat Ini Akan Menjadi Malapetaka Besar yang Akan Menimpanya.

Thanks by Niū Niū :)

ɴᴜᴍɴᴜᴍ? 🔞⚠️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang