FORTY EIGHT

95 5 0
                                    

happy reading .....
°
°
°
°
°
•••••

kini, anna sedang bersiap siap untuk pergi kesekolah dengan memakai seragam dan dibaluti dengan hoodie berwarna cokelat, karena hari ini anna merasa badannya sedikit dingin.

mata anna terlihat sedikit bengkak, walaupun ia sudah menggunakan cara untuk menghilangkannya, tapi masih terlihat sedikit membengkak.

semalam, anna pulang kerumah entah jam berapa, ia berpikir dengan pulang malam ia akan langsung tidur. tapi hal itu tidak terjadi, anna malah menangis mengingat hal hal yang membuatnya sakit hati.

awalnya, anna tidak ingin pergi ke sekolah karena merasa badannya kurang sehat, tetapi  ia terpaksa karena bu cindia memintanya untuk hadir hari ini, entah untuk apa.
anna juga hari ini kurang bersemangat, karena tidak ada lagi pekerjaan, itu artinya anna pasti kekurangan uang.
anna harus segera mencari lagi pekerjaan, untuk menambah uang jajannya.

selesai sarapan, anna langsung bersiap siap untuk pergi. hari ini anna pergi ke sekolah menaiki angkutan umum.
liora dan bella, mereka juga sekarang diantar oleh supirnya masing masing. karena kedua orang tua mereka tidak lagi mengizinkannya, karena ketahuan pulang sekolah tidak tepat waktu.

anna merasa hari ini hampa, karena tidak ada lagi seseorang yang menjemputnya didepan rumahnya. ia ingin menemui anggasta, tetapi apakah keluarganya akan mengizinkannya. anna tidak yakin keluarg anggasta akan mengizinkannya, terlihat ketika ia berada dirumah sakit. keluarga anggasta tidak ingin anna berada disana dan sampai ia dipecat dari pekerjaannya, membuat anna susah untuk menemui anggasta.

pikiran anna dipenuhi dengan anggasta, semalam anna tidak bisa tidur, ia terpikir ucapan yang dilontarkan oleh kedua orang tua anggasta, membuat hati anna seperti tertusuk ribuan duri. apalagi anna mengetahui bahwa cafe , tempat ia bekerja itu adalah milik papa anggasta.
bukan hanya itu, ternyata rumor tentang perjodohan antara anggasta dan alena itu terdengar jelas oleh anna dikatakan langsung oleh david.
harusnya anna tidak bersekolah saja hari ini.

anna yang masih berada di dalam angkutan umum, ia merogoh saku untuk mengambil ponsel. anna mengirim pesan di grup yang isinya cuman 3 orang itu yaitu anna, bella dan liora. anna mengirim pesan, supaya kedua temannya menunggunya didepan gerbang sekolah.

•°•°•°•°•°

sudah berada di depan gerbang "SMA N SATRIA" . anna melangkahkan kakinya menuju kedua temannya yang terlihat sedang menunggu.

anna, bella dan liora, mereka bertiga pergi ke kelas masing masing terlebih dahulu untuk menyimpan ransel. lalu mereka pergi ke kantin untuk sarapan, tapi tidak dengan anna.
anna sudah sarapan dirumah, jadi ia hanya menemani kedua sahabatnya yang sedang sarapan. mulai hari ini anna harus berhemat juga.

"eh, daerah sini ada loker ga sih" celetuk anna sambil mengotak atik ponsel yang berada ditangannya.

"lu mau kerja lagi" sahut keduanya sambil menyuapkan makanannya kemulut.

"iya, gue kurang duit nih kalau ga kerja" ucap anna. "buat nambah uang jajan" lanjut anna dibarengi dengan senyuman.

"mending lo istirahat dulu deh, lo lagi sakit kan sekarang, mata lo juga bengkak" ucap bella khawatir. "terus, gimana hubungan lo sama dia" lanjut bella dengan santainya.

"iya sih gue juga capek, tapi gue lebih capek ga ada duit" jawab anna menghela napas. "yah gitu, seperti yang udah gue ceritain sama kalian" lanjut anna.

bella dan liora kembali menyantap sarapannya. "oh iya, kenapa lo sekolah katanya sakit" celeruk liora yang merasa aneh. biasanya anna bakal izin sakit walaupun cuman panas sedikit, tetapi pas waktu kerja pasti anna sehat kembali.

"tadinya gue mau izin, tapi bu cindia bilang gue harus sekolah sekarang, gatau mau ngapain" jawab anna tidak bersemangat untuk hari ini.

"mau ngapain ya, kira kira" ucap liora berpikir sambil memasukan makanannya kedalam mulut.

*****

RUMAH SAKIT JAYA

kondisi anggasta makin membaik, hal itu diucapkan oleh sang dokter yang sudah memeriksanya dan didengarkan oleh keempat teman anggasta yang sedang menunggunya.

arka,ishan, evan dan eric. mereka berempat hari ini membolos kerumah sakit untuk melihat kondisi anggasta.

antina yang selalu berada disana cukup senang, karena teman teman anggasta datang itu cukup membantunya.

kondisi anggasta makin membaik, itu yang dikatakan oleh dokter, tetapi anggasta masih belum membukakan matanya sama sekali.

"kalian tahu anggasta punya pacar" celetuk antina yang sedang duduk diatas sofa itu sambil memotong beberapa buah untuk ia berikan pada teman teman anggasta itu.

mendengar ucapan antina, keempat teman anggasta langsung mendekat pada antina dan duduk diatas sofa yang kosong.

"kalian tahu, siapa dia" lanjut antina dengan tangannya yang masih pokus memotong buah yang akan disajikan.

evan dan eric. mereka berdua saling menatap, tidak tahu apa yang harus diucapkan oleh mereka berdua.

sedangkan ishan, ia melirik kearah arka seolah olah berbicara pada arka untuk menjawab pertanyaan bunda anggasta.

arka yang mengerti maksud temannya. "hemm... engga tau, emang kenapa tante" jawab arka dengan teliti, ia tidak ingin menceritakan tentang anna pada bunda anggasta.
arka yang memang dekat dengan keluarga anggasta, jadi ia berani untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh antina.

"enggak kenapa napa, cuman ingin tahu aja" jawab antina. "baru kali ini anggasta punya pacar, sebenarnya siapa yang bisa menaklukan dia" lanjut antina. lalu ia menyodorkan beberapa wadah yang berisi potongan buah yang sudah dikupas tadi.

keempat temannya hanya tersenyum mendengar ucapan yang dilontarkan oleh antina.

"jangan lupa dimakan buahnya, tante mau pergi dulu, tolong jaga anggasta ya" ucap antina langsung berdiri dari duduknya.

"iya tante" jawab arka.

antina mulai melangkahkan kakinya keluar dari ruangan itu, ia berniat pergi sebentar kerumah nya. antina juga menelepon kaila untuk segera pergi kerumah sakit untuk menjaga adik nya.

ishan dan arka, mereka berdua menyenderkan kepalanya kebelakang sofa untuk bersantai. sedangkan evan dan eric, mereka berdua sibuk memakan buah yang diberikan oleh antina tadi.

sesekali mereka berempat melihat kearah anggasta yang terbaring diseberang sana yang ditemani oleh alat alat medis.

"katanya makin membaik, tapi belum sadar tuh si anggasta" celetuk evan sambil mengunyah potongan buah.

"mungkin dia masih lelah" ucap eric dengan nada yang santai.

arka bangun dari duduknya, ia berjalan kearah anggasta yang terbaring diseberang sana, entah untuk apa.
melihat itu, ishan juga mengikuti arka dari belakang.

evan dan eric, mereka berdua masih sibuk menikmati buah yang berada didepannya. evan dan eric sesekali berbicara hal yang tidak penting.

*****

segini dulu ya woi.
sorry kalau enggak nyambung dan masih banyak typo >_<
makasih yang udah baca ^_^

Different (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang